Hakikat Keterampilan Berbicara Deskripsi Teoretik
sederhana tentang identitas diri, kehidupan sekolah, kehidupan keluarga, kehidupan sehari-hari, hobi, wisata, kegiatan umum, dan pekerjaan.
Keterampilan berbicara pada hakikatnya merupakan keterampilan memproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan, dan
keinginan kepada orang lain, dalam hal ini kelengkapan alat ucap seseorang merupakan persyaratan alamiah yang memungkinkannya untuk memproduksi suatu ragam yang luas
bunyi artikulasi, tekanan, nada, kesenyapan dan lagu bicara. Keterampilan ini juga didasari oleh kepercayaan diri untuk berbicara secara wajar, jujur, benar, dan
bertanggungjawab dengan menghilangkan masalah pskologis seperti rasa malu, rendah diri, ketegangan, berat lidah, dan lain-lain Iskandarwassid dan Sunendar, 2008: 241.
Berbicara berfungsi sebagai kegiatan produksi bahasa dan bersifat menyampaikan informasi. Kemampuan peserta didik dalam berbicara juga akan bermanfaat dalam
kegiatan memahami bacaan dan menyimak.
Pentingnya keterampilan berbicara atau bercerita dalam komunikasi juga diungkapkan oleh Supriyadi 2005: 178 bahwa apabila
seseorang memiliki keterampilan berbicara yang baik, dia akan memperoleh keuntungan sosial maupun profesional. Keuntungan sosial berkaitan dengan kegiatan interaksi sosial
antar individu. Keuntungan profesional diperoleh sewaktu menggunakan bahasa untuk membuat pertanyaan-pertanyaan, menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan
dan mendeskripsikan. Keterampilan berbahasa lisan tersebut memudahkan peserta didik berkomunikasi dan mengungkapkan ide atau gagasan kepada orang lain.
Pembelajaran berbicara
hendaknya dilakukan
dengan orientasi
terhadap perkembangan kemampuan individu. Dalam praktiknya pembelajaran dikemas dalam tiga
tahapan, yakni 1 perencanaan, 2 pemilihan, 3 pemroduksian.
Sejalan dengan pendapat Luoma dalam Abidin,
2012: 136
mengemukakan bahwa p
embelajaran berbicara yang baik adalah pembelajaran berbicara yang berdasar pada proses berbicara itu sendiri. Artinya pembelajaran berbicara harus
dilakukan berdasarkan tahapan berbicara yag secara natural dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Proses yang dimaksud meliputi tahapan penangkapan ide, pengembangan ide,
pengemasan ide, dan hingga tahap akhir penyampaian ide.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa seseorang melakukan kegiatan berbicara selain untuk berkomunikasi juga bertujuan
untuk mempengaruhi orang lain dengana maksud apa yang dibicarakan dapat diterima oleh lawan bicaranya dengan baik. Adanya hubungan timbal balik secara aktif dalam
kegiatan berbicara antara pembicara dengan pendengar akan membentuk kegiatan berkomunikasi menjadi lebih efektif dan efisien.