10
Buku Guru Kelas VIII SMPMTs
terealisasikan dalam proses pembelajaran antara lain kreativitas, kemandirian, kerja sama, solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi dan kecakapan
hidup peserta didik guna membentuk watak.
Untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum, kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip yang: 1 berpusat pada
peserta didik, 2 mengembangkan kreativitas peserta didik, 3 menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, 4 bermuatan nilai, etika, estetika,
logika, dan kinestetika, dan 5 menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran
yang menyenangkan, kontekstual, efektif, eisien, dan bermakna. Di dalam pembelajaran, peserta didik didorong untuk menemukan informasi, mengecek
informasi baru, mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dengan yang sudah ada dalam ingatannya, dan melakukan pengembangan menjadi
informasi atau kemampuan yang sesuai dengan lingkungan, tempat dan waktu ia hidup.
Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik
adalah subyek yang memiliki kemampuan untuk aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Hal ini menyebabkan
pembelajaran harus berkenaan dengan pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya.
Agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan
segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ide- idenya. Guru memberikan kemudahan untuk proses tersebut, dengan
mengembangkan suasana belajar yang memberi kesempatan peserta didik untuk menemukan, menerapkan ide-ide mereka sendiri, menjadi sadar dan
secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru mengembangkan kesempatan belajar kepada peserta didik untuk meniti
anak tangga yang membawa peserta didik ke pemahaman yang lebih tinggi, yang semula dilakukan dengan bantuan guru tetapi semakin lama
semakin mandiri. Pemahaman pembelajaran bergeser dari “diberi tahu” menjadi “aktif mencari tahu”.
Kurikulum 2013 mengembangkan dua proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung.
Pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan
psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP berupa kegiatan-
kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung tersebut peserta didik melakukan kegiatan belajar mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa
Ilmu Pengetahuan Alam
11
yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung, yang
disebut dengan instructional effect.
Pada pedoman Umum Pembelajaran Lampiran IV dari Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013 dinyatakan bahwa pembelajaran tidak langsung
adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak
langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses
pembelajaran langsung oleh mata pelajaran tertentu, pengembangan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh
mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013,
semua kegiatan yang terjadi selama belajar di sekolah, baik dalam kegiatan kurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler terjadi proses pembelajaran
untuk mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan sikap.
Pembelajaran langsung dan pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan
pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses
pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran
yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.
Proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok berikut ini. 1. Mengamati
2. Menanya 3. Mengumpulkan informasi
4. Mengasosiasi 5. Mengomunikasikan
Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana tercantum dalam Tabel 1.1.1.
Tabel 1.1.1. Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar
dan Maknanya Lampiran 4 Permendikbud 81A Tahun 2013
LANGKAH PEMBELAJARAN
KEGIATAN BELAJAR KOMPETENSI YANG
DIKEMBANGKAN
Mengamati Melihat tanpa atau
dengan alat, membaca, mendengar, menyimak,
mengidentiikasi Melatih kesungguhan, keteli-
tian, mencari informasi
12
Buku Guru Kelas VIII SMPMTs
LANGKAH PEMBELAJARAN
KEGIATAN BELAJAR KOMPETENSI YANG
DIKEMBANGKAN
Menanya Mengajukan pertanyaan
tentang informasi yang tidak dipahami dari apa
yang diamati atau per- tanyaan untuk
Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan Mengembangkan kreativitas,
rasa ingin tahu, dari apa yang diamati
atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati dimulai dari
pertanyaan faktual sam- pai ke pertanyaan yang
bersifat hipotetik Mengembangkan kreativitas,
rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan un-
tuk berpikir kritis untuk hidup cerdas dan belajar sepan-
jang hayat
Mengumpulkan informasi eksperi-
men - Melakukan eksperimen
- Membaca sumber lain selain buku teks
- Mengamati objekkejadi-
anaktivitas - Mewawancarai dengan
nara sumber Mengembangkan sikap teliti,
jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, ke-
mampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan
mengumpulkan informa- si melalui berbagai cara,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepan-
jang hayat.
Mengasosiasikan mengolah informasi
Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan,
baik dari hasil kegiatan eksperimen maupun
kegiatan mengamati dan mengumpulkan informasi.
Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari
yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman
sampai kepada pengola- han informasi yang ber-
sifat mencari solusi dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada
yang bertentangan
Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan,
kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur,
kemampuan berpikir induktif dan deduktif dalam menyim-
pulkan
Ilmu Pengetahuan Alam
13
LANGKAH PEMBELAJARAN
KEGIATAN BELAJAR KOMPETENSI YANG
DIKEMBANGKAN
Mengomunikasikan Menyampaikan hasil
pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis
secara lisan, tertulis, atau media lainnya
Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan
berpikir sistematis, men- gungkapkanpendapat den-
gan singkat dan jelas,dan mengembangkan kemam-
puan berbahasa yang baik dan benar.
Berikut ini adalah contoh aplikasi dari kelima kegiatan belajar learning event yang diuraikan dalam Tabel 1.1.1., yang diambil dari pedoman Umum
Pembelajaran Lampiran IV dari Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013. 1. Mengamati
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat,
menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan
melihat, membaca, mendengar hal yang penting dari suatu benda atau objek.
2. Menanya
Selama kegiatan mengamati dan dalam kegiatan menanya, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya
mengenai apa yang dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan:
pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau hal
lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik
dilatih menggunakan pertanyaan dari guru masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta
didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih
dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih
lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang
beragam.
14
Buku Guru Kelas VIII SMPMTs
3. Mengumpulkan dan mengasosiasikan informasi
Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik
dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan
tersebut terkumpul sejumlah informasi. Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memroses informasi untuk menemukan
keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan
dari pola yang ditemukan.
4. Mengomunikasikan hasil
Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan
menemukan pola. Hasil tersebut dikemukakan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik
tersebut.
Tahapan proses pembelajaran di kelas hendaknya mempedomani Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah Permendikbud RI Nomor
65 Tahun 2013 dan Pedoman Umum Pembelajaran Lampiran IV pada Permendikbud RI Nomor 81A Tahun 2013 sebagai berikut.
1. Kegiatan Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan kegiatan berikut ini. a.
Menyiapkan peserta didik secara psikis dan isik untuk mengikuti proses pembelajaran.
b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan mengaitkannya dengan materi yang akan dipelajari.
c. Mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan
menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
d. Menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan
permasalahan atau tugas. e. Menyampaikan keselamatan laboratorium atau keselamatan kerja,
jika kegiatan peserta didik berhubungan dengan alat dan bahan yang berpotensi membahayakan.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan. Kegiatan inti dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
Ilmu Pengetahuan Alam
15
menantang, memotivasi peserta didik untuk secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan isik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan model
pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata
pelajaran. Pemilihan pendekatan saintiik danatau inkuiri inquiry dan penemuan
discovery danatau pembelajaran yang menghasilkan karya
berbasis pemecahan masalah
project based learning disesuaikan
dengan karakteristik kompetensi.
Kegiatan inti meliputi proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi atau eksperimen, mengolah informasi atau mengasosiasikan,
dan mengomunikasikan lihat kembali Tabel 1.1.1 dan penjelasannya. Untuk pembelajaran yang berkenaan dengan KD yang bersifat prosedur
untuk melakukan sesuatu, guru memfasilitasi agar peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap pemodelandemonstrasi oleh guru atau
ahli, peserta didik menirukan, selanjutnya guru melakukan pengecekan dan pemberian umpan balik, dan latihan lanjutan kepada peserta didik.
Dalam setiap kegiatan, guru harus memperhatikan kompetensi yang terkait dengan sikap seperti jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin,
taat aturan, menghargai pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus dan RPP. Cara pengumpulan data sedapat mungkin relevan
dengan jenis data yang dieksplorasi, misalnya di laboratorium, studio, lapangan, perpustakaan, dan sebagainya. Sebelum menggunakannya
peserta didik harus tahu dan terlatih dilanjutkan dengan menerapkannya. Pada kegiatan-kegiatan di laboratorium, guru hendaknya memantau dan
memastikan keselamatan kerja peserta didik. Guru perlu memastikan agar peserta didik menerapkan keselamatan kerja yang telah dijelaskan
pada kegiatan pendahuluan.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik dan atau peserta didik sendiri membuat rangkumansimpulan pelajaran,
melakukan penilaian danatau releksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan
konseling danatau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan menyampaikan
rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
16
Buku Guru Kelas VIII SMPMTs
Perlu diingat kembali, bahwa KD-KD diorganisasikan ke dalam empat KI. KI-1 berkaitan dengan sikap diri terhadap Tuhan Yang Maha
Esa. KI-2 berkaitan dengan karakter diri dan sikap sosial. KI-3 berisi KD tentang pengetahuan terhadap materi ajar, sedangkan KI-4 berisi KD
tentang penyajian pengetahuan. KI-1, KI-2, dan KI-4 harus dikembangkan dan ditumbuhkan melalui proses pembelajaran setiap materi pokok yang
tercantum dalam KI-3, untuk semua matapelajaran. KI-1 dan KI-2 tidak diajarkan langsung, tetapi dilaksanakan secara tidak langsung
dalam kegiatan pembelajaran.
Ilmu Pengetahuan Alam
17
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memeroleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar
peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Penilaian dilakukan guru selama dan diakhir pembelajaran dengan menggunakan berbagai cara. Penjelasan tentang pada bagian berikut,
diperoleh dari Permendikbud No. 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian dan Permendikbud No. 81A tahun 2013 tentang Pedoman Implementasi
Kurikulum terutama Lampiran IV tentang Pedoman Umum Pembelajaran.
Penilaian proses pembelajaran IPA menggunakan pendekatan penilaian otentik authentic assesment. Penilaian ini menilai kesiapan peserta
didik, proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan
perolehan belajar peserta didik atau bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional instructional effect dan dampak pengiring nurturant effect
dari pembelajaran. Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi mengukur apa yang dapat dilakukan oleh
peserta didik. Sistem penilaian diupayakan berkelanjutan, dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan pencapaian
kompetensi dan untuk mengetahui kesulitan peserta didik. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan
proses pembelajaran berikutnya, program remedial bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah ketuntasan, program pengayaan bagi
peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan, atau pelayanan konseling.
Berbagai metode dan instrumen, baik formal maupun informal, digunakan dalam penilaian untuk mengumpulkan informasi yang menyangkut semua
perubahan belajar peserta didik. Penilaian dilakukan selama pembelajaran berlangsung penilaian proses dan setelah pembelajaran usai dilaksanakan
penilaian hasilproduk. Penilaian informal bisa berupa komentar-komentar guru yang diberikandiucapkan selama proses pembelajaran. Saat peserta
didik menjawab pertanyaan guru, saat peserta didik mengajukan pertanyaan kepada guru atau temannya, atau saat peserta didik memberikan komentar
terhadap jawaban guru atau peserta didik lain. Berdasarkan kegiatan tersebut,
Penilaian Pembelajaran IPA, Tindak Lanjut Penilaian, dan
Interaksi Dengan Orang Tua
II
Bab
18
Buku Guru Kelas VIII SMPMTs
guru melakukan penilaian informal terhadap performansi peserta didik. Penilaian proses formal dan informal merupakan suatu teknik pengumpulan
informasi yang dirancang untuk mengidentiikasi dan merekam pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Berbeda dengan penilaian proses informal,
penilaian proses formal merupakan kegiatan yang disusun dan dilakukan secara sistematis dengan tujuan untuk membuat suatu simpulan tentang
kemajuan peserta didik.
Penilaian hasil belajar dilakukan dengan menggunakan metode tes maupun nontes. Metode tes dipilih bila respons yang dikumpulkan dapat
dikategorikan benar atau salah KD-KD pada KI-3 dan KI-4. Bila respons yang dikumpulkan tidak dapat dikategorikan benar atau salah digunakan
metode nontes KD-KD pada KI-1 dan KI-2. Metode tes dapat berupa tes tulis atau tes kinerja. Metode nontes digunakan untuk menilai sikap, minat,
atau motivasi. Metode nontes umumnya digunakan untuk mengukur ranah afektif KD-KD pada KI-1 dan KI-2, lazimnya menggunakan instrumen
angket, kuisioner, penilaian diri, penilaian rekan sejawat, dan lain-lain. Hasil penilaian nontes tersebut tidak dapat diinterpretasi ke dalam kategori
benar atau salah, namun untuk mendapatkan deskripsi tentang proil sikap peserta didik.
Informasi tentang kemajuan peserta didik dapat dilakukan berbagai teknik, baik berhubungan dengan proses maupun hasil belajar. Teknik mengumpulkan
informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta didik terhadap pencapaian kompetensi. Penilaian disesuaikan
dengan pengalaman belajar yang ditempuh, berdasarkan indikator-indikator pencapaian hasil belajar, baik pada domain sikap, pengetahuan, maupun
keterampilan. Berikut ini adalah teknik dan instrumen penilaian berdasarkan Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
a. Penilaian kompetensi sikap
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat” peer evaluation oleh peserta
didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala
penilaian rating scale yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
1.
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
Ilmu Pengetahuan Alam
19
2. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya
dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
3. Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.
4. Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang
berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
1. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi
pedoman penskoran. 2. Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
3. Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah danatau proyek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik
tugas.
c. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu
kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, proyek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek
atau skala penilaian rating scale yang dilengkapi rubrik. 1. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan
melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
2. Proyek adalah tugas-tugas belajar learning tasks yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis
maupun lisan dalam waktu tertentu. 3. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara
menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat relektif‑integratif untuk mengetahui minat, perkembangan,
prestasi, danatau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan
kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.
20
Buku Guru Kelas VIII SMPMTs
A. Penilaian Kompetensi Sikap
Sikap merupakan kecenderungan untuk membuat pilihan atau keputusan dalam bertindak Mueller, 1992. Sikap bermula dari perasaan yang terkait
dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatuobjek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh
seseorang. Sikap dapat dibentuk sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan Kemdikbud, 2013. Sikap diekspresikan sebagai tindakan
misalnya, 1 mau menerima atau tidak, 2 mempengaruhi atau melawan, 3 perasaan suka atau tidak suka, atau 4 pandangan positif atau negatif,
5 tindakan yang diterima oleh umum atau tidak.
Penilaian kompetensi sikap dalam pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur sikap peserta didik sebagai
hasil dari suatu program pembelajaran. Penilaian kompetensi sikap juga merupakan aplikasi suatu sistem pengambilan keputusan terhadap sikap.
Kegunaan utama penilaian sikap sebagai bagian dari pembelajaran adalah releksi cerminan pemahaman dan kemajuan sikap peserta didik secara
individual Kemdikbud, 2013. Berdasarkan Permendikbud Nomor 54 tahun 2013 tentang Standar
Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti yang harus dimiliki oleh peserta didik SMPMTs pada ranah sikap adalah memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Kompetensi sikap dalam kurikulum 2013 dibagi menjadi dua, yaitu sikap spiritual yang terkait dengan
pembentukan peserta didik yang beriman dan bertakwa, dan sikap sosial yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri,
demokratis, dan bertanggung jawab. Pada jenjang SMPMTs, kompetensi sikap spiritual mengacu pada KI-1: Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya, sedangkan kompetensi sikap sosial mengacu pada KI-2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
toleransi, gotong royong, santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
Berdasarkan Standar Penilaian Pendidikan Permendiknas No 66 tahun 2013, penilaian kompetensi sikap dapat dilakukan guru melalui 1
observasi, 2 penilaian diri, 3 penilaian antarpeserta didik, dan 4 jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian
antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian rating scale yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
Ilmu Pengetahuan Alam
21
Rubrik adalah daftar kriteria yang menunjukkan kinerja dan aspek-aspek atau konsep-konsep yang akan dinilai, dan gradasi mutu, mulai dari tingkat
yang paling sempurna sampai yang paling rendah. Kriteria rubrik sebagai berikut.
• Sederhanamencakup asek paling esensial untuk dinilai • Praktismudah digunakan
• Menilai dengan efektif aspek yang akan diukur • Dapat digunakan untuk penilaian proses dan tugas sehari-hari
• Peserta didik dapat mempelajari rubrik dan mengecek hasil penilaiannya
1. Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Bentuk instrumen yang
digunakan untuk observasi adalah pedoman observasi yang berupa daftar cek atau skala penilaian rating scale yang disertai rubrik. Daftar cek
digunakan untuk mengamati ada tidaknya suatu sikap atau perilaku. skala penilaian menentukan posisi sikap atau perilaku peserta didik dalam suatu
rentangan sikap.
Kriteria instrumen observasi: • Mengukur aspek sikap yang dituntut pada Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar • Sesuai dengan kompetensi yang akan diukur
• Memuat indikator sikap yang dapat diobservasi • Mudah atau feasible untuk digunakan
• Dapat merekam sikap peserta didik Berikut adalah contoh pedoman observasi untuk penilaian kompetensi sikap,
khususnya sikap spiritual.
Pedoman Observasi Sikap Spiritual
Petunjuk: Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah
tanda cek
√
pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh pe- serta didik, dengan kriteria sebagai berikut:
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-
kadang tidak melakukan 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan