Program Remedial dan Pengayaan
Ilmu Pengetahuan Alam
369
Materi Pengayaan Cuci Darah Hemodialisis dan Transplantasi Ginjal
Ketika kamu membaca atau mendengar istilah cuci darah apa yang kamu pikirkan ? Ketika seseorang melakukan cuci darah kira-kira organ apa
yang mengalami gangguan? Bagaimanakah proses dari cuci darah itu sendi- ri? Agar kamu paham, simak uraian berikut ini
Setiap orang umumnya mempunyai sepasang ginjal, kiri dan kanan. Bentuknya seperti kacang polong dengan ukuran panjang sekitar 10 cm,
lebar 5,5 cm, tebal 3 cm, dengan berat sekitar 150 gr. Ginjal mempunyai fungsi utama sebagai penyaring darah kotor, yaitu darah yang telah tercampur
dengan sisa metabolisme tubuh. Sisa hasil metabolisme antara lain ureum, asam urat, dll. Hasil saringan kemudian akan dikeluarkan dalam bentuk air
seni, sedangkan darah yang telah bersih dikembalikan ke pembuluh darah besar untuk beredar kembali ke seluruh tubuh. Dalam sehari ginjal harus
menyaring sekitar 170 liter darah.
Jika dengan suatu sebab, ginjal tidak dapat berfungsi maka harus dicarikan suatu terapi pengganti, artinya menggantikan pekerjaan ginjal
yang tidak berfungsi lagi. Kerusakan ginjal ini mengakibatkan sampah metabolisme dan air tidak dapat lagi dikeluarkan. Dalam kadar tertentu,
sampah tersebut dapat meracuni tubuh, sesak napas karena penimbunan cairan, gangguan asam-basa di dalam darah ataupun karena gangguan
elektrolit, kemudian menimbulkan kerusakan jaringan bahkan kematian. Untuk mengatasi keadaan ini ada beberapa alternative yang ditawarkan
yakni hemodialisis dan transplatasi ginjal.
Hemodialisis cuci darah berasal dari kata
haemo yang berarti darah dan dialisis yang berarti dipisahkan. Hemodialisis merupakan salah satu dari
terapi penggganti ginjal, yang digunakan pada penderita dengan penurunan fungsi ginjal, baik akut maupun kronik. Prinsip dasar dari Hemodialisis adalah
dengan menerapkan proses difusi dan ultrailtrasi pada ginjal buatan, dalam membuang sisa-sisa metabolisme tubuh dengan menggunakan mesin.
Gambar 8.1 Seorang yang sedang melakukan cuci darah
370
Buku Guru Kelas VIII SMPMTs
Pada proses hemodialisis, darah dari pembuluhnya disalurkan melalui selang kecil ke mesin yang disebut
dializer. Setelah itu, darah yang telah bersih dikembalikan ke tubuh. Di dalam
dializer, darah akan melewati membran yang berfungsi sebagai saringan. Sampah hasil penyaringan
akan dimasukkan ke dalam cairan yang disebut larutan dialisat. Selanjutnya, dialisat yang telah tercampur dengan sampah hasil penyaringan
akan dipompa keluar, kemudian diganti dengan larutan dialisat yang baru.
Walaupun hemodialisis berfungsi mirip dengan cara kerja ginjal, tindakan ini hanya mampu menggantikan sekitar 10 kapasitas ginjal normal. Selain
itu, hemodialisis bukannya tanpa efek samping. Beberapa efek samping hemodialisis antara lain tekanan darah rendah, anemia, kram otot, detak
jantung tak teratur, mual, muntah, sakit kepala, infeksi, pembekuan darah trombus, dan udara dalam pembuluh darah emboli.
Pada gagal ginjal kronik, hemodialisis biasanya dilakukan 3 kali seminggu. Satu sesi hemodialisis memakan waktu sekitar 3 sampai 5 jam.
Selama ginjal tidak berfungsi, selama itu pula hemodialisis harus dilakukan, kecuali ginjal yang rusak diganti ginjal yang baru dari donor. Tetapi, proses
pencangkokan ginjal sangat rumit dan membutuhkan biaya besar.
Hemodialisis dapat dikerjakan untuk awal pada penderita gagal ginjal. Walaupun cuci darah menyelamatkan nyawa dan memperbaiki kualitas
hidup pasien, namun upaya ini tidak bisa memulihkan pasien kembali normal seperti sedia kala. Selain itu biaya untuk melakukan cuci darah
juga lumayan mahal.
Gagal ginjal merupakan lanjutan dari penyakit ginjal menahun. Jumlah pasien dengan penyakit ginjal menahun banyak sekali, ratusan ribu di seluruh
Indonesia. Masalahnya, pasien penyakit ginjal menahun yang belum masuk tahap gagal ginjal akan sukit untuk diketahui. Jadi, tantangan pemerintah
adalah melaksanakan program yang efektif untuk mencegah pasien penyakit ginjal menahun agar tidak memburuk, agar tidak progresif menjadi tahap
gagal ginjal menahun yang memerlukan cuci darah.
Gambar 8.2 Mekanisme Cuci Darah Hemodialisis
Ilmu Pengetahuan Alam
371
Proses kerusakan ginjal biasanya makan waktu sepuluh tahun atau lebih. Ada beberapa penyakit yang paling sering menyebabkan kerusakan
ginjal progresif, yaitu kencing manis diabetes dan tekanan darah tinggi. Beberapa penyakit lain yang kemudian bisa berlanjut ke gagal ginjal antara
lain adalah penyakit batu ginjal, infeksi ginjal, glomerulonefritis.
Namun untuk yang sudah telanjur gagal ginjal, yang sedang menjalani cuci darah, maka perlu dilanjutkan secara teratur, karena mutlak diperlukan
untuk menggantikan fungsi ginjal dan bermanfaat untuk bisa menjalankan aktivitas sehari-hari.
Transplantasi ginjal
Transplantasi ginjal berarti ginjal dipindahkan dari donor ke resipien. Transplantasi ginjal merupakan pilihan ideal untuk pengobatan gagal
ginjal. Organ ginjal yang ditransplantasikan dapat berasal dari donor jenazah atau dari donor hidup.
Di Indonesia transplantasi ginjal pertama dilaksanakan pada tahun 1977 oleh dr. Sidabutar dkk. Umur termuda yang pernah mengalami
transplantasi ginjal di Indonesia ialah umur 14 tahun. Di negara maju, transplantasi ginjal pada anak dapat dilakukan sejak neonatus sampai
umur 20 tahun. Ketahanan ginjal donor hidup living donor grafts adalah
87 untuk 1 tahun pertama dan 68 untuk 5 tahun pertama. Sedangkan untuk donor cadaver
cadaveric grafts masing 72 dan 50.