mengembangkan kompetensi agar  menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.  Pendidikan  IPA  diarahkan  untuk  inkuiri    dan  berbuat  sehingga  dapat
membantu  peserta  didik  untuk  memperoleh  pemahaman  yang  lebih  mendalam tentang alam sekitar.
Menurut  Fowler  dalam  Usman,  2011  bahwa  IPA  merupakan  ilmu  yang sistematis  dan  dirumuskan,  yang  berhubungan  dengan  gejala-gejala  kebendaan
yang  didasarkan  terutama  atas  pengamatan  dan  induksi.  Sedangkan  Wahyana dalam  Trianto,  2010:  136  mengatakan  bahwa  IPA  adalah  suatu  kumpulan
pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.
Dari beberapa pengertian dari IPA tersebut, dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan  alam  adalah  disiplin  ilmu  yang  mempelajari  tentang  gejala-gejala
alam berdasarkan pengamatan terhadap alam sekitar maupun proses penemuan.
2.1.3.2 Hakekat IPA
Cain    Evans  dalam Mu’addab,  2010  menyatakan  bahwa  IPA
mengandung empat hal yaitu: konten atau produk, proses atau metode, sikap, dan teknologi.
2.1.3.2.1 Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Proses
IPA  sebagai  proses  atau  metode  berarti  bahwa  IPA  merupakan  suatu proses  atau  metode  untuk  mendapatkan  pengetahuan.  IPA  sebagai  proses
mengandung  pengertian  cara  berpikir  dan  bertindak  untuk  menghadapi  atau merespons  masalah-masalah  yang  ada  di  lingkungan.  Jadi,  IPA  sebagai  proses
menyangkut  proses atau cara kerja untuk  memperoleh hasil produk inilah  yang
kemudian  dikenal  sebagai  proses  ilmiah.  Melalui  proses-proses  ilmiah  akan didapatkan temuan-temuan ilmiah.
Ikhwanudin  2012  mengemukakan  tahap  dalam  proses  penelitian  yaitu: a  observasi  yaitu  pengamatan  suatu  objek  berdasarkan  ciri-cirinya  dengan
menggunakan  beberapa  indera,  b  klasifikasi  yaitu  pengelompokkan  objek pengamatan  berdasarkan  perbedaan  dan  persamaan  sifat  yang  dimiliki,
c  interpretasi  yaitu  menafsirkan  data-data  yang  telah  diperoleh  dari  kegiatan observasi,  d  prediksi  yaitu  memperkirakan  apa  yang  akan  terjadi  berdasarkan
kecenderungan atau pola hubungan yang terdapat pada data yang telah diperoleh, dan  e  hipotesis  yaitu  suatu  pernyataan  berupa  dugaan  tentang  kenyataan-
kenyataan yang terdapat dialam melalui proses pemikiran. Penelitian  ini  mengkaji  pembelajaran  IPA  dengan  materi  daur  air  dan
peristiwa  alam.  Contoh  IPA  sebagai  proses  dalam  penelitian  ini  adalah  kegiatan siswa untuk bereksperimen membuat alat penyaring sederhana. Proses belajar IPA
seperti  ini  dapat  membuat  siswa  berpikir  kritis  dan  mengembangkan  rasa  ingin tahu  pada  siswa.  Jadi  siswa  akan  membangun  pengetahuannya  sendiri  melalui
kegiatan eksperimen sehingga konsep atau pengetahuan yang diterima siswa akan bertahan lebih lama.
2.1.3.2.2 Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Produk
IPA  sebagai  konten  dan  produk  mengandung  arti  bahwa  di  dalam  IPA terdapat  fakta-fakta,  hukum-hukum,  prinsip-prinsip,  dan  teori-teori  yang  sudah
diterima  kebenarannya.  Djojosoediro  2010:  30  mengungkapkan  bahwa  produk IPA  adalah  sekumpulan  hasil  kegiatan  empirik  dan  kegiatan  analitik  yang
dilakukan  oleh  para  ilmuwan  selama  berabad-abad.  Pudyo  dalam  Djojosoediro, 2010: 30 menyebutkan bentuk-bentuk produk IPA meliputi istilah, fakta, konsep,
prinsip, dan prosedur. Fakta merupakan pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-
benar  ada,  atau  peristiwa  yang  betul-betul  terjadi  dan  sudah  dikonfirmasi  secara objektif Rifki, 2012. Contoh fakta adalah banjir merupakan peristiwa alam.
Badarudin  2011  mengungkapkan  bahwa  konsep  di  dalam  IPA  adalah suatu  ide  yang  mempersatukan  fakta-fakta  IPA,
konsep  merupakan  penghubung antara fakta-fakta yang ada. Contoh: Banjir terjadi karena ulah manusia yang tidak
menjaga daur air dengan baik. Djojosoediro  2010:  32  mengemukakan  prinsip  sebagai  generalisasi
tentang  hubungan  antara  konsep-konsep.  Contoh:  Longsor  terjadi  karena  curah hujan yang tinggi. Hal tersebut  merupakan prinsip yang menggabungkan konsep-
konsep  tanah  dan  daur  air.  Prinsip  ini  dibangun  melalui  berpikir  analitik,  sebab merupakan generalisasi induktif yang ditarik dari beberapa fakta. Bersifat tentatif
karena  prinsip  sewaktu-waktu  dapat  berubah  jika  observasi  baru  dilakukan menghasilkan  hal  baru.  Para  ilmuwan  mengatakan  bahwa  prinsip  merupakan
deskripsi  yang  paling  tepat  tentang  obyek  atau  kejadianfenomena.  Menurut Susanto  dalam  Djojosoediro,  2010  prosedur  diartikan  sebagai  langkah-langkah
dari  suatu  rangkaian  kejadian,  suatu  proses,  atau  suatu  kerja.  Contohnya  proses pembuatan penyaring sederhana.
2.1.3.2.3 Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Sikap Ilmiah