149
penjumahan. Penyebabnya adalah S
1
tidak teliti dalam melakukan proses perhitungan pada saat melakukan pengecekan pilihan jawaban pada tingkat kedua.
Pada soal nomor 10 jenis kesalahan yang dilakukan oleh S
1
yaitu jenis kesalahan od. Menurut kategori kesalahan Watson dalam Asikin 2003 kesalahan
tersebut terjadi apabila kehilangan satu data atau lebih dari respon siswa sehingga penyelesaian menjadi tidak benar. Dalam kasus S
1
jenis kesalahan od yang dilakukan karena ada satu data yang hilang pada saat S
1
melakukan perhitungan. Hal ini bisa terjadi karena S
1
tidak teliti pada saat membaca soal sehingga informasi yang diperoleh S
1
kurang tepat.
4.2.2.2 Pembahasan Jenis Kesalahan Subjek Penelitian S
2
Subjek penelitian S
2
merupakan subjek penelitian yang diambil dari kelompok KMT. S
2
tidak dapat menjawab soal dengan tepat pada soal nomor 7 dan 9. Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 4.14 pada masing-
masing nomor soal tersebut S
2
melakukan jenis kesalahan yang berbeda. Pada soal nomor 7 jenis kesalahan yang dilakukan oleh S
2
yaitu jenis kesalahan shp. Menurut kategori kesalahan Watson dalam Asikin 2003
kesalahan tersebut terjadi apabila keterampilan siswa dalam aljabar atau manipulasi numerik tidak muncul. Dalam kasus S
2
jenis kesalahan shp yang dilakukan oleh S
2
dikarenakan kemampuan manipulasi numerik S
2
yang tidak muncul. Penyebab S
2
melakukan hal tersebut sama dengan apa yang dilakukan oleh S
1
yaitu tidak teliti dalam melakukan proses perhitungan. Pada soal nomor 9 jenis kesalahan yang dilakukan oleh S
2
yaitu jenis kesalahan id. Menurut kategori kesalahan Watson dalam Asikin 2003 kesalahan
150
tersebut terjadi apabila siswa berusaha mengoperasikan pada level yang tepat pada suatu masalah, tetapi memilih sebuah informasi atau data yang tidak tepat. Dalam
kasus S
2
jenis kesalahan id yang dilakukan dikarenakan S
2
memilih data yang tidak tepat. Data tersebut terkait dengan rumus yang digunakan oleh S
2
untuk menyelesaikan soal. S
2
sudah mengetahui bahwa untuk menyelesaikan soal tersebut rumus yang digunakan adalah rumus luas permukaan kubus. Akan tetapi,
pada proses perhitungan S
2
salah dalam menuliskan rumus luas permukaan kubus sehingga diperoleh hasil yang salah. Hal ini dikarenakan S
2
lupa dengan rumus luas permukaan kubus. Kejadian lupa rumus yang terjadi pada S
2
dikarenakan S
2
tidak benar-benar memahami konsep luas permukaan, melainkan hanya menghafal rumus-rumusnya.
4.2.2.3 Pembahasan Jenis Kesalahan Subjek Penelitian S
3
Subjek penelitian S
3
merupakan subjek penelitian yang diambil dari kelompok KMS. S
3
tidak dapat menjawab soal dengan tepat pada soal nomor 3, 6, 7, 10 dan 11. Jenis kesalahan yang dilakukan S
3
pada masing-masing nomor soal dapat dilihat pada hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 4.15.
Berdasarkan hasil tersebut diperoleh jenis kesalahan yang dilakukan S
3
pada soal nomor 3 dan 7 sama yaitu jenis kesalahan shp. Kesalahan ini dilakukan S
3
dikarenakan keterampilan S
3
dalam menggunakan sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan tidak muncul. Penyebabnya adalah S
3
tidak teliti selama melakukan proses perhitungan. Selain jenis kesalahan shp, pada soal nomor 7 S
3
juga melakukan jenis kesalahan ip. Penyebab kesalahan ip yang dilakukan oleh S
3
151
tidak jauh berbeda dengan kesalahan yang dilakukan S
1
yaitu karena S
1
tidak mengetahui cara yang tepat untuk mnghitung lebar balok.
Pada soal nomor 6, jenis kesalahan yang dilakukan oleh S
3
yaitu jenis kesalahan ao. Pada pembahasan jenis kesalahan yang dilakukan oleh S
1
sudah dijelaskan bahwa kesalahan ini terjadi apabila ada diantara tiga hal berikut, yaitu
pengopian data, tidak menjawab soal, atau menjawab soal tetapi dengan asal memilih. Dalam kasus S
3
jenis kesalahan ao yang dilakukan dikarenakan S
3
tidak melakukan pengecekan perhitungan dan hanya asal memilih dengan
memperkirakan jawabannya. Padahal apabila S
3
melakukan pengecekan perhitungan S
3
mampu untuk menjawab soal tersebut dengan tepat karena S
3
mengetahui langkah apa saja yang harus dikerjakan untuk menyelesaikan soal tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa apa yang dilakukan oleh S
3
merupakan tindakan yang sangat ceroboh. Kesalahan yang dilakukan oleh S
3
pada soal nomor 10 sama dengan kesalahan yang dilakukan S
1
pada nomor soal yang sama. Jenis kesalahan yang dilakukan juga sama yaitu jenis kesalahan od. Penyebabnya pun sama yaitu
karena tidak teliti dalam membaca soal. Dari kesamaan tersebut peneliti menduga telah terjadi pengopian data yang dilakukan S
3
terhadap jawaban S
1
. Akan tetapi setelah dilakukan analisis lebih lanjut dugaan peneliti salah karena pada saat
pelaksanaan TTMC test S
1
dan S
3
tidak berada pada kloter yang berbeda dan S
3
juga dapat menjelaskan alasan S
3
memilih jawaban tersebut. Pada soal nomor 11 jenis kesalahan yang dilakukan oleh S
3
yaitu henis kesalahan id. Menurut kategori kesalahan Watson dalam Asikin 2003 kesalahan
152
tersebut terjadi apabila siswa berusaha mengoperasikan pada level yang tepat pada suatu masalah, tetapi memilih sebuah informasi atau data yang tidak tepat.
Berdasarkan jawaban yang dipilih S
3
dapat dilihat bahwa S
3
sudah mengoperasikan pada level yang tepat tetapi S
3
memilih data yang tidak tepat. Data tersebut adalah data terkait rumus yang digunakan oleh S
3
. Pada saat mengerjakan soal S
3
merasa bingung rumus mana yang harus digunakan untuk menyelesaikan soal, rumus volume ataukah rumus luas permukaan. Meskipun
pada akhirnya S
3
bisa menjawab soal tersebut, akan tetapi jawaban yang diperoleh belum tepat. Penyebabnnya yaitu S
3
memilih rumus yang tidak tepat untuk menyelesaikan soal tersebut dan pemilihan rumus dilakukan atas dasar coba-coba.
Hal ini dapat diketahui dari hasil wawancara yang menunjukkan bahwa S
3
tidak dapat menjelaskan alasan mengapa S
3
memilih rumus tersebut.
4.2.2.4 Pembahasan Jenis Kesalahan Subjek Penelitian S