Analisis Perangkat Tes Validitas Empiris

50 Tabel 3.7 Hasil Penilaian Validasi Pedoman Wawancara No Kode Validator Penilaian Validasi Kategori 1 V01 80 Baik 2 V02 80 Baik Skor Total 80 Baik Berdasarkan Tabel 3.7 V01 dan V02 memberikan skor penilaian yang sama yaitu sebesar 80 yang berarti baik. Dari kedua penilaian yang dilakukan oleh validator diperoleh skor rata-rata sebesar 80 yang berarti baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pedoman wawancara valid dan dapat digunakan.

1.7.2 Validitas Empiris

Instrumen yang telah disusun dan divalidasi oleh ahli kemudian divalidasi melalui uji coba instrumen. Dari hasil uji coba tersebut kemudian dianalisis untuk menentukan soal mana saja yang termasuk dalam kategori baik yang layak dipakai untuk instrumen penelitian.

1.7.2.1 Analisis Perangkat Tes

Analisis perangkat tes dalam hal ini analisis butir soal menurut Arikunto 2012: 222 bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, dan soal yang jelek sehingga diperoleh informasi tentang kejelekan sebuah soal dan “petunjuk” untuk mengadakan perbaikan. Analisis perangkat tes dilakukan terhadap hasil uji coba instrumen. Adapun analisis perangkat tes meliputi validitas butir soal, reliabilitas, analisis daya pembeda, dan tingkat kesukaran. 51 1.7.2.1.1 Validitas Butir Soal Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen Arikunto, 2013: 80. Instrumen yang baik dan valid apabila mempunyai validitas yang tinggi. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan Arikunto, 2013: 80. Validitas butir soal dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product moment, yaitu sebagai berikut: ∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑ Arikunto, 2013: 87 Keterangan: = koefisien korelasi skor butir soal dan skor total N = banyaknya subjek ∑ = jumlah skor tiap butir soal ∑ = jumlah skor total butir soal ∑ = jumlah skor butir soal dengan skor total ∑ = jumlah kuadrat skor butir soal ∑ = jumlah kuadrat skor total Setelah diperoleh nilai selanjutnya dibandingkan dengan hasil r pada tabel product moment dengan taraf signifikan 5 yaitu sebesar 0,349. Butir soal dikatakan valid jika . Hasil perhitungan validitas butir soal dapat dilihat pada Lampiran 19. 1.7.2.1.2 Reliabilitas Menurut Arifin 2010: 258 reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen. Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik Arikunto, 2013: 100. Suatu tes dikatakan 52 reliabel apabila dapat memberikan hasil yang sama jika diujikan berulang kali pada subjek yang sama pada lain waktu. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas dengan menggunakan rumus K-R. 20, yaitu sebagai berikut: ∑ Arikunto,2013: 115 Keterangan: = reliabilitas tes secara keseluruhan = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah ∑ = jumlah hasil perkalian antara p dan q n = banyaknya item S = standar deviasi dari tes Penarikan kesimpulan untuk reliabilitas yaitu hasil perhitungan dikonsultasikan dengan tabel r product moment Arikunto, 2012:125. Jika maka butir soal yang diujikan reliabel. Dari hasil perhitungan analisis data pada soal uji coba yang disajikan pada Lampiran 20, diperoleh = 0,948. Setelah dibandingkan dengan tabel rproduct moment dengan taraf signifikansi 5 diperoleh = 0,444, sehingga dapat disimpulkan bahwa soal uji coba merupakan soal yang reliabel. 1.7.2.1.3 Daya Pembeda Soal Menurut Arikunto 2013: 226 daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh berkemampuan rendah. Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal yaitu: 53 Arikunto, 2013: 228-229 Keterangan: J = jumlah peserta tes D = indeks daya pembeda soal = banyaknya peserta kelompok atas = banyaknya peserta kelompok bawah = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Menurut Arikunto 2013: 232 indeks daya pembeda diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 3.8. Kriteria daya pembeda Indeks Daya Pembeda Kriteria 0,00 – 0,20 Jelek 0,21 – 0,40 Cukup 0,41 – 0,70 Baik 0,70 – 1,00 Baik sekali Hasil analisis daya pembeda burit soal dapat dilihat pada Lampiran 21. 1.7.2.1.4 Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran soal digunakan untuk mengetahui soal mana yang termasuk soal mudah, sedang, atau sulit. Rumus yang digunakan adalah dengan menghitung berapa persen testi yang gagal menjawab benar. Untuk penilaian, siswa hanya dianggap menjawab benar jika memiliki jawaban yang benar pada tingkat pertama dan alasan yang benar pada tingkat kedua Treagust, 2006. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar Arikunto, 2013: 222. 54 Arikunto, 2013: 223 Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 3.9. Kriteria tingkat kesukaran Indeks Kesukaran Kriteria 0,00 – 0,30 Sukar 0,31 – 0,70 Sedang 0,71 – 1,00 Mudah Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal dapat dilihat pada Lampiran 22.

1.7.3 Kriteria Pemilihan Soal

Dokumen yang terkait

Analisis Kemampuan Siswa Kelas VIII dalam Menyelesaikan Soal Pemecahan Masalah Open Ended pada Pembelajaran Problem Based Learning

2 36 361

Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Materi Pokok Menurut Tingkat Berpikir Geometri van Hiele

1 29 199

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Problem Based Learning Dan Project Based Learning Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas X Semester

0 2 17

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Problem Based Learning Dan Project Based Learning Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas X Semester

0 3 15

MEMINIMALKAN KESULITAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN Meminimalkan Kesulitan Menyelesaikan Soal-Soal Matematika Melalui Pembelajaran Problem Based Learning Pada Siswa Kelas Viii SMP Negeri 1 Teras Tahun 2014/2015.

0 2 16

MEMINIMALKAN KESULITAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI SMP Meminimalkan Kesulitan Menyelesaikan Soal-Soal Matematika Melalui Pembelajaran Problem Based Learning Pada Siswa Kelas Viii SMP Negeri 1 Teras Ta

0 4 15

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA.

0 1 5

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA GEOMETRI BERRDASARKAN PROSEDUR NEWMAN

0 0 43

Pengembangan Aplikasi e Learning Berbasi

0 0 10

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PADA MATERI GEOMETRI DENGAN PROSEDUR NEWMAN KELAS VIII MTS MUHAMMADIYAH TANETEA KABUPATEN JENEPONTO

0 3 148