35
analisis kesalahan menyelesaikan soal geometri menggunakan TTMC Test pada pembelajaran CTL dengan Problem Based Learning.
2.3 Kerangka Berpikir
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di SMP Negeri 19 Semarang diperoleh informasi bahwa banyak siswa SMP Negeri 19 Semarang
mengeluh sering mengalami kesulitan dalam memahami soal-soal matematika khususnya pada materi geometri. Kesulitan yang dialami siswa mengakibatkan
siswa melakukan kesalahan-kesalahan dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa pun beragam dan bervariasi. Menurut
salah satu guru matematika kelas VIII di SMP N 19 Semarang, kesalahan yang sering dilakukan oleh siswa SMP N 19 Semarang dalam mengerjakan soal
matematika khususnya pada materi geometri yaitu: 1 kesalahan menuliskan apa yang diketahui; 2 kesalahan memahami apa yang ditanyakan; 3 kesalahan
memahami konsep; 4 kesalahan penggunaan rumus; 5 kesalahan menghitung seperti menjumlah, mengurangi, mengalikan, dan membagi; 6 kesalahan dalam
menuliskan kesimpulan akhir; 7 kesalahan mengubah satuan akhir; dan 8 kesalahan penggunaan materi lain seperti bentuk aljabar.
Terjadinya kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan tentunya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Oleh sebab
itulah kesalahan-kesalahan siswa ini tidak boleh dibiarkan dan perlu ditidaklanjuti. Salah satu upaya untuk menindaklanjuti hal tersebut yaitu
melakukan analisis terhadap kesalahan yang dilakukan siswa. Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi mengenai penyebab kesalahan siswa dan
36
pengklasifikasian jenis kesalahan siswa sehingga dapat mempermudah guru dalam mengambil keputusan untuk memberikan solusi guna meminimalkan terjadinya
kesalahan yang dilakukan oleh siswa dan menentukan perbaikan proses pembelajaran yang sedang dan akan dilaksanakan.
Dalam penelitian ini, metode analisis kesalahan yang akan digunakan untuk memperoleh informasi mengenai jenis kesalahan dan penyebab kesalahan yang
dilakukan oleh siswa adalah metode analisis kesalahan berdasarkan kategori Watson. Menurut Watson dalam Asikin 2003 terdapat 8 kategori kesalahan
dalam menyelesaikan soal, yaitu 1 data tidak tepatinappropriate data id, 2 prosedur tidak tepatinappropriate procedure ip, 3 data hilangommited data
od, 4 kesimpulan hilangommited conclusion oc, 5 konflik level responresponse level conflict rlc, 6 manipulasi tidak langsungundirected
manipulation um, 7 masalah hirarki keterampilanskills hierarchy problem shp, dan 8 selain ketujuh kategori diatasabove other ao.
Sebelum melakukan analisis kesalahan, langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melakukan kegiatan belajar mengajar materi volume dan luas
permukaan kubus dan balok menggunakan pembelajaran CTL dengan PBL di kelas VIII E SMP N 19 Semarang yang merupakan kelas penelitian. Pembelajaran
CTL dengan PBL adalah model pembelajaran dengan pendekatan siswa pada masalah yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari dan mendorong siswa untuk
menemukan dan membangun sendiri konsep-konsep yang dipelajarinya. Pada kegiatan pembelajaran tersebut siswa dilibatkan dalam kegiatan diskusi
untuk menemukan sendiri konsep yang dipelajari. Dengan menemukan sendiri
37
konsep yang dipelajari maka siswa akan benar-benar paham dengan konsep tersebut sehingga diharapkan kejadian salah rumus yang sering dialami siswa bisa
diminimalisir. Melalui kegiatan diskusi pada pembelajaran yang dilakukan siswa dapat berbagi pendapat dan memberikan evaluasi apabila terdapat kesalahan
sehingga siswa akan lebih teliti dalam menyelesaikan soal atau permasalahan sekaligus membiasakan siswa untuk mengecek kembali penyelesaian yang
diperoleh. Selain itu pada pembelajaran ini, dalam menyelesaikan setiap soal atau permasalahan siswa dibimbing untuk membiasakan diri menuliskan apa yang
diketahui dan ditanyakan pada soal atau permasalahan sehingga siswa tidak salah langkah dalam menyelesaikan soal atau permasalahan. Dengan demikian
diharapkan pembelajaran CTL dengan PBL yang dilakukan dapat mengurangi kesalahan-kesalahan siswa seperti yang disebutkan di atas.
Untuk mengetahui kualitas pembelajaran CTL dengan PBL maka dilakukan penilaian terhadap pembelajaran yang dilakukan mulai dari perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan hasil pembelajaran. Penilaian pembelajaran dapat dilihat dari hasil validasi perangkat pembelajaran. Perangkat
pembelajaran yang disusun diantaranya silabus dan RPP. Penilaian pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru
dan aktivitas siswa yang dilakukan selama pembelajaran. Penilaian hasil pembelajaran dilihat dari hasil tes formatif siswa pada setiap pertemuan.
Berdasarkan uraian di atas peneliti menduga bahwa kualitas pembelajaran CTL dengan PBL baik. Hal ini dikarenakan perencanaan pembelajaran sudah
dipersiapkan sebaik mungkin dengan menyusun perangkat pembelajaran silabus
38
dan RPP yang disesuaikan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007. Dengan perencanaan yang baik tentu
pelaksanaan pembelajaran akan berlangsung dengan baik karena pembelajaran yang dilakukan mengacu pada perangkat pembelajaran yang disusun. Sejalan
dengan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, hasil pembelajaran juga diduga memberikan hasil yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan kegiatan
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan mengarah pada tujuan untuk mengurangi kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa. Dengan berkurangnya
kesalahan yang dilakukan maka hasil belajar yang diperoleh akan maksimal. Selain itu, peneliti juga menduga bahwa kesalahan yang mungkin dilakukan
oleh siswa SMP N 19 Semarang berdasarkan kategori kesalahan Watson yaitu kesalahan shp, id, ip, dan ao. Kemungkinan kesalahan-kesalahan tersebut peneliti
peroleh berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru matematika SMP N 19 Semarang. Kemungkinan jenis kesalahan shp yang
dilakukan dikarenakan kesalahan siswa dalam menghitung dan mengubah satuan. Kemungkinan kesalahan id diduga dikarenakan siswa salah dalam menggunakan
rumus Kemungkinan kesalahan ip diduga dikarenakan siswa salah dalam memahami apa yang diketahui dan ditanyakan sehingga menggunakan cara yang
salah untuk menyelesaikan soal. Kemungkinan kesalahan ao diduga dikarenakan adanya siswa yang asal memilih jawaban pada saat mengerjakan soal dan
mengcopy jawaban siswa lain melihat instrumen tes yang digunakan merupakan soal pilihan ganda.
39
Gambaran kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Gambar 2.1 Kerangka berpikir Kualitas Pembelajatran
CTL dengan Problem Based Learning
Pembelajaran CTL dengan Problem Based Learning
di kelas VIII E
Evaluasi materi menggunakan TTMC Test
Menggolongkan kemampuan matematika siswa berdasarkan
hasil evaluasi
Subjek Penelitian
Analisis Kesalahan
Wawancara
Jenis kesalahan dan penyebab kesalahan
Validasi perangkat pembelajaran
Analisis hasil validasi, hasil pengamatan, dan
hasil tes formatif Siswa sering melakukan kesalahan
pada materi geometri
Kategoti Kesalahan Watson
40
BAB 3 METODE PENELITIAN
1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif. Moleong 2007:6 mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain
secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah. Penelitian kualitatif dipilih dengan tujuan mengungkap secara lebih cermat
kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal geometri. Selain itu, dengan penelitian kualitatif peneliti dapat berkomunikasi langsung dengan responden untuk
mengetahui kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal geometri.
1.2 Latar Penelitian
1.2.1 Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di Kelas VIII E SMP Negeri 19 Semarang, yang berada di Jl. Abdul Rahman Saleh, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang.
1.2.2 Rentang Waktu Pelaksanaan
Waktu penelitian terbagi dalam beberapa tahap. Tahap-tahap dalam penelitian adalah sebagai berikut: