Perencanaan Pembelajaran Kualitas Pembelajaran

16 perencanaan pembelajaran, 2 pelaksanaan pembelajaran, dan 3 hasil pembelajaran .

2.1.3.1 Perencanaan Pembelajaran

Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan Majid, 2009: 17. Menurut Mulyasa 2013 perencanaan merupakan bagian penting yang harus diperhatikan, yang akan menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan dan menentukan kualitas pendidikan serta kualitas sumber daya manusia SDM. Perlunya perencanaan pembelajaran dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Uno 2008: 3 menyatakan bahwa upaya perbaikan pembelajaran dilakukan dengan beberapa asumsi, yaitu : 1 untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran; 2 pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan pembelajaran; 3 sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar; dan 4 inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan pembelajaran memainkan peran penting dalam memandu guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar siswanya. Perencanaan pengajaran juga dimaksudkan sebagai langkah awal 17 sebelum proses pembelajaran berlangsung. Majid 2009: 22 berpendapat terdapat beberapa manfaat perencanaan pengajaran dalam proses belajar mengajar, yaitu : 1 sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan; 2 sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan; 3 sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid; 4 sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan keterlambatan data; 5 untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja; dan 6 untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya. Perencanaan pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi penyusunan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. 2.1.3.1.1 Silabus Silabus merupakan penjabaran lebih rinci dari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SKKD yang minimal memuat kompetensi dasar, materi standar, dan hasil belajar yang harus dimiliki oleh peserta didik sehubungan dengan suatu mata pelajaran Mulyasa, 2013: 133. Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran, seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian. Hal ini didukung oleh Majid 2009: 40 yang menyatakan bahwa silabus merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana pembelajaran, baik rencana pembelajaran untuk satu standar kompetensi maupun satu kompetensi dasar. 18 Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Standar kompetensi dan kompetensi standar berfungsi mengarahkan guru dan fasilitator pembelajaran, mengenai target yang harus dicapai dalam pembelajaran. Materi pembelajaran berfungsi untuk memberikan petunjuk kepada peserta didik dan gurufasilitator tentang apa yang harus dipelajari dalam mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Kegiatan pembelajaran berfungsi mengarahkan peserta didik dan guru dalam membentuk kompetensi dasar. Kegiatan pembelajaran ini mencakup kegiatan awal pembuka, kegiatan inti pembentukan kompetensi, dan kegiatan akhir penutup. Indikator berfungsi sebagai petunjuk tentang perubahan perilaku yang akan dicapai oleh peserta didik sehubungan dengan kegiatan belajar yang dilakukan, sesuai dengan kompetensi dasar dan materi pembelajaran yang dikaji. Penilaian berfungsi sebagai alat dan strategi untuk mengukur keberhasilan belajar peserta didik. Hasil penilaian dapat digunakan untuk memperbaiki program pembelajaran, menentukan tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi dasar atau prestasinya, dan menentukan keberhasilan penerapan kurikulum secara keseluruhan. Alokasi waktu adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran sesuai dengan kalender pendidikan. Sumber belajar berfungsi untuk mengarahkan peserta didik dan guru mengenai sumber-sumber 19 belajar yang relavan untuk dikaji dan didayagunakan untuk membentuk kompetensi peserta didik. Format silabus yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses, silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. 2.1.3.1.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Menurut Muslich 2014: 53 RPP adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan ditetapkan guru dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan RPP inilah seorang guru diharapkan bisa menerapkan pembelajaran secara terprogram. Karena itu, RPP harus mempunyai daya terap aplicable yang tinggi. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses terdapat sebelas komponen dalam RPP, yaitu 1 identitas mata pelajaran, 2 standar kompetensi, 3 kompetensi dasar, 4 indikator pencapaian kompetensi, 5 tujuan pembelajaran, 6 materi ajar, 7 alokasi waktu, 8 metode pembelajaran, 9 kegiatan pembelajaran, 10 penilaian hasil belajar, dan 11 sumber belajar RPP dikembangkan untuk menyesuaikan kondisi kelas. Pengembangan RPP harus memperhatikan minat dan perhatian peserta didik terhadap materi standar dan kompetensi dasar yang dijadikan bahan kajian. Menurut Peraturan Menteri 20 Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses ada enam prinsip yang harus diperhatikan dalam penyusunan RPP, yaitu 1 memperhatikan perbedaan individu peserta didik; 2 mendorong partisipasi aktif peserta didik; 3 mengembangkan budaya membaca dan menulis; 4 memberikan umpan balik dan tindak lanjut; 5 keterkaitan dan keterpaduan; dan 6 menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. Format RPP yang disusun dalam penelitian ini disesuaikan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 yang menyebutkan bahwa RPP memiliki sebelas komponen yaitu identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, sumber belajar. Pada penelitian ini, tahap perencanaan pembelajaran dikatakan berkualitas jika memenuhi indikator yang terdiri dari: 1 silabus valid dengan kriteria minimal baik, dan 2 RPP valid dengan kriteria minimal baik.

2.1.3.2 Pelaksanaan Pembelajaran

Dokumen yang terkait

Analisis Kemampuan Siswa Kelas VIII dalam Menyelesaikan Soal Pemecahan Masalah Open Ended pada Pembelajaran Problem Based Learning

2 36 361

Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Materi Pokok Menurut Tingkat Berpikir Geometri van Hiele

1 29 199

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Problem Based Learning Dan Project Based Learning Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas X Semester

0 2 17

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Problem Based Learning Dan Project Based Learning Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas X Semester

0 3 15

MEMINIMALKAN KESULITAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN Meminimalkan Kesulitan Menyelesaikan Soal-Soal Matematika Melalui Pembelajaran Problem Based Learning Pada Siswa Kelas Viii SMP Negeri 1 Teras Tahun 2014/2015.

0 2 16

MEMINIMALKAN KESULITAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI SMP Meminimalkan Kesulitan Menyelesaikan Soal-Soal Matematika Melalui Pembelajaran Problem Based Learning Pada Siswa Kelas Viii SMP Negeri 1 Teras Ta

0 4 15

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA.

0 1 5

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA GEOMETRI BERRDASARKAN PROSEDUR NEWMAN

0 0 43

Pengembangan Aplikasi e Learning Berbasi

0 0 10

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PADA MATERI GEOMETRI DENGAN PROSEDUR NEWMAN KELAS VIII MTS MUHAMMADIYAH TANETEA KABUPATEN JENEPONTO

0 3 148