26
RanahJenis Prestasi
Indikator Cara Evaluasi
b. Ranah Afektif 1 Penerimaan
1 Menunjukkan sikap
menerima 2 Menunjukkan
sikap menolak
1 Tes sikap 2 Tes tulis
3 Observasi
2 Sambutan 1 Kesediaan
berpartisipasiterlibat 2 Kesediaan memanfaatkan
1 Tes sikap 2 Tugas
3 Observasi
3 Apresiasi sikap menghargai
1 Menganggap penting dan bermanfaat
2 Menganggap indah dan harmoni
1 Tes sikap 2 Tugas
3 Observasi
4 Internalisasi pendalaman
1 Mengakui dan meyakini 2 Mengingkari
1 Tes sikap 2 Tugas
3 Observasi
5 Karakteristik penghayatan
1 Mengakui dan meyakini 2 Mengingkari
1 Tes lisan 2 Tes tulis
3 Observasi
c. Ranah psikomotor 1 Keterampilan
bergerak dan
bertindak 1 Mengkoordinasikan gerak,
mata, tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya.
1 Observasi 2 Tes
tindakan 2 Kecakapan
ekspresi verbal
dan non verbal 1 Mengucapkan
2 Membuat mimik dan gerak jemari
1 Observasi 2 Tes lisan
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa cara mengevaluasi dipengaruhi oleh indikator dan ranahnya. Misalnya pada ranah kognitif, jika
ingin mengetahui kemampuan siswa dalam pengamatan, indikator dapat menunjukkan dengan evaluasi lisan, sedangkan untuk menilai siswa dalam
membandingkan dapat dilakukan dengan evaluasi tes, dan untuk mengetahui apakah siswa dapat menghubungkan siswa dapat dilakukan dengan evaluasi
observasi.
27
4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Division STAD
a. Pembelajaran Kooperatif
Robert E. Slavin 2005:3 menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dimana siswa akan duduk bersama
dalam kelompok untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Menurut Artz dan Newman Miftahul Huda,2013:32 pembelajaran koorperatif
merupakan kelompok kecil pembelajar siswa yang bekerja sama dalam satu tim untuk mengatasi suatu masalah, menyelesaikan sebuah tugas, atau
mencapai satu tujuan bersama. Menurut Isjoni 2010:14, pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai
anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa berupa pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan
siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut melalui belajar secara kelompok, peserta didik
memperoleh kesempatan untuk saling berinteraksi dengan teman-temannya. Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif Asep Jihad,2012:30 antara lain:
a. Untuk menuntaskan materi materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif.
b. Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
c. Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budya, jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam
tiap kelompokpun terdiri dari suku, budya, jenis kelamin yang berbeda pula.
d. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.
28 Sedangkan menurut Isjoni 2010:27 ada beberapa ciri-ciri dari
pembelajaran kooperatif adalah: a. Setiap anggota memiliki peran.
b. Terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa. c. Setiap anggota kelompok bertanggungjawab atas belajarnya, dan juga
teman-teman sekelompoknya. d. Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan personal
kelompok, dan e. Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri pembelajaran kooperatif siswa harus memiliki peran didalam kelompok untuk membangun
sebuah kerjasama, dan guru hanya mampu mengembangkan keterampilan siswa dengan memberikan penghargaan untuk memberikan semangat siswa.
Menurut Sadker dalam Miftahul huda 2011:66 menjabarkan beberapa manfaat pembelajaran kooperatif. Selain itu, meningkatkan
keterampilan kognitif dan afektif siswa, pembelajaran kooperatif juga memberikan manfaat-manfaat besar lain seperti berikut ini
: a. Siswa yang diajari dengan dan dalam struktur-struktur kooperatif akan
memperoleh hasil pembelajaran yang lebih tinggi; b. Siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran kooperatif akan memiliki
sikap harga-diri yang lebih tinggi dan motivasi yang lebih besar untuk belajar;
c. Dengan pembelajaran kooperatif, siswa menjadi lebih peduli pada teman- temannya, dan di antara mereka akan terbangun rasa ketergantungan
yang positif interdependensi positif untuk proses belajar mereka nanti;
29 d. Pembelajaran kooperatif meningkatkan rasa penerimaan siswa terhadap
teman-temannya yang berasal dari latar belakang ras dan etnik yang berbeda-beda.
Prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif Muslimin dkk, 2000:46 yaitu :
a. Setiap anggota kelompok siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
b. Setiap anggota kelompok siswa harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.
c. Setiap anggota kelompok siswa harus membagi tugas dan tanggungjawab yang sama di antara anggota kelompoknya.
d. Setiap anggota kelompok siswa akan dievaluasi. e. Setiap anggota kelompok siswa berbagi kepemimpinan dan
membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
f. Setiap anggota
kelompok siswa
akan diminta
untuk mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam
kelompok kooperatif. Sedangkan menurut Nur Asma 2006:14-16 menyatakan ada 5
prinsip dalam cooperative learning, yaitu :
a. Belajar siswa aktif yaitu berpusat pada siswa, yang dominan dilakukan siswa dalam membangun dan menemukan pengetahuan dengan belajar
bersama-sama secara berkelompok. b. Belajar bekerjasama dalam kelompok untuk membangun pengetahuan
yang sedang dipelajari. Prinsip pembelajaran inilah yang melandasi keberhasilan penerapan model pembelajaran kooperatif
c. Belajar patrisipatorik yaitu siswa belajar dengan melakukan sesuatu learning by doing secara bersama-sama untuk menemukan dan
membangun pengetahuan yang menjadi tujuan pembelajaran. d. Mengajar reaktif yaitu guru perlu menciptakan strategi yang tepat agar
seluruh siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Guru harus
30 mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menarik
serta dapat meyakinkan siswanya akan manfaat dari pembelajaran tersebut.
e. Pembelajaran yang menyenangkan dan tidak ada lagi suasana pembelajaran yang membuat siswa merasa tertekan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa
prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Untuk mencapai hasil belajar itu model pembelajaran
kooperatif menuntut kerjasama dan interdependensi peserta didik dalam struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur reward-nya. Struktur tugas
berhubungan dengan bagaimana tugas yang diberikan dapat diorganisir dengan baik oleh peserta didik. Struktur tujuan dan reward mengacu pada
kerja sama dalam kelompok atau kompetisi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan maupun reward.
Menurut Robert Slavin 2005:11-26, ada beberapa macam-macam metode pembelajaran Kooperatif antara lain :
a. Student Teams-Achievement Division STAD