Jenis dan Desain penelitian 1. Jenis Penelitian

48

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action Research. Penelitian Tindakan Kelas atau Classroom Action Research adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama Suharsimi Arikunto,2010:8. Sedangkan menurut Pardjono dkk 2007:12, peneltian tindakan kelas merupakan salah satu jenis penelitian tindakan yang dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dikelasnya. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar didalam kelas secara bersama untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran. Peneliti memilih metode penelitian tindakan kelas karena mempertimbangkan : a. Masalah yang dihadapi adalah masalah yang timbul dalam proses pembelajaran b. Tidak mengganggu jalannya pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang diajarkan 49 c. Ingin melihat perkembangan siswa sampai adanya peningkatan kemampuan membuat pola dasar yang digunakan sebagai subjek peneliti. Ciri khas lainnya dari penelitian tindakan kelas, yaitu: a. PTK merupakan kegiatan penelitian yang tidak saja berupaya untuk memecahkan masalah,tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiahnya. b. Hal yang dipermasalahkan bukan dari hasil kajian teoritis atau dari hasil penelitian terdahulu, tetapi berasal dari adanya perasalahan yang nyata dan aktual yang terjadi dalam pembelajaran di kelas. c. PTK hendaknya dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata,jelas, dan tajam mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas. d. Adanya kolaborasi kerja sama antara praktisi guru, kepala sekolah, siswa dan lain-lain dan penelitian dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan,pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan persamaan tindakan action. Suharsimi Arikunto,2010:65 Sedangkan tujuan penelitian tindakan kelas PTK, antara lain: a. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah. b. Membentu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan di luar kelas. c. Meningkatkan sikap profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan. d. Menumbuh kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan sustainable. Suharsimi Arikunto,2010:61 Pemilihan metode ini berdasarkan atas asumsi untuk untuk memperbaiki proses kegiatan belajar belajar di sekolah. Selain itu juga penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan sebagai strategu pemecahan masalah dengan manfaat tindakan nyata, kemudian melakukan refleksi terhadap hasil tindakan. Khusus untuk penelitian tindakan kelas classroom action research akhir-akhir ini mendapat prioritas dikalangan dunia pendidikan karena kelas merupakan unit terkecil dalam sistem pembelajaran, sehingga semua guru perlu mendalami dan berperilaku kritis terhadap apa yang sebenarnya dilakukan oleh siswa maupun guru dan apa 50 yang sebenarnya terjadi. Dengan demikian guru akan dapat menentukan sendiri bagaimana strategi mengubah dan meningkatkan proses pembelajaran di kelasnya secara konsektual.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian model Kemmis dan Mc Taggart. Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, menurut Suharsimi Arikunto 2010:131 secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang disajikan dalam bagan 2 berikut ini : Bagan 2. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc. Taggart suharsimi, 2010:132. Menurut Kemmis dan Mc. Taggart dalam suharsimi 2010:138- 140.Penelitian ini direncanakan dalam 3 tahap yaitu 1 tahap pra siklus dan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahapan-tahapan sebagai berikut : 51 a. Penyusunan Rencana Planning Rencana PTK disusun berdasarkan pada hasil pengamatan awal sehingga mampu mengungkap faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan tindakan. Dalam tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan adalah :1 mengidentifikasi masalah; 2 mencari penyebab masalah; 3 memilih masalah yang ada, dan 4 merancang tindakan yang akan dilakukan. Rencana PTK hendaknya cukup fleksibel untuk dapat diadaptasi dengan pengaruh dan kendala yang belum atau tidak dapat diduga. b. Tindakan Acting Pada tahap tindakan dilaksanakan tindakan sebagaimana yang telah direncanakan. Tindakan ini dilaksanakan berdasarkan pada perencanaan yang telah dibuat. Perencanaan yang dibuat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan dalam pelaksanaannya. Jadi, tindakan bersifat dinamis dan fleksibel yang memerlukan pertimbangan yang matang untuk menghasilkan perbaikan. c. Observasi Observasi atau pengamatan adalah proses untuk mengamati pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh guru dan interaksi dengan siswa. Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait. Observasi dilakukan sedini mungkin bersamaan dengan implementasi tindakan. Hal ini untuk mengetahui: 1 apakah tindakan yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana yang telah disepakati dan 2 apakah telah terjadi perubahan, perkembangan atau peningkatan dalam pembelajaran sesuai dengan yang diinginkan. Observasi dilakukan terhadap tindakan yang sedang dilaksanakan dengan tujuan untuk mencatat pengaruhnya terhadap 52 perilaku siswa. Proses tindakan, pengaruh tindakan yang sengaja atau tidak sengaja, perubahan perilaku dan situasi tempat tindakan dilakukan serta kendala tindakan dalam konteks terkait seluruhnya dicatat dalam kegiatan observasi yang terencana secara fleksibel dan terbuka. d. Refleksi Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi merupakan kegiatan analisis, interpretasi, dan eksplanasi penjelasan terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi atas pelaksanaan tindakan. Kegiatan dalam tahap refleksi yaitu: 1 Merenungkan kembali mengenai kelebihan dan kekurangan dari tindakan yang telah dilakukan 2 Menjawab tentang penyebab situasi dan kondisi yang terjadi selama pelaksanaan tindakan 3 Memperkirakan solusi atas keluhan yang muncul 4 Mengidentifikasi kendala atau ancaman yang mungkin dihadapi 5 Memperkirakan akibat dan implikasi atas tindakan yang direncanakan Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan, dalam tahap refleksi terdapat tahap evaluasi dan revisi. 1 Tahap Evaluasi Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sangat penting dan bermanfaat untuk mengetahui keberhasilan tindakan yang dilaksanakan. Apabila tujuan belum sesuai dengan kriteria keberhasilan, maka perlu dilakukan perubahan untuk menysusun program baru sesuai dengan hambatan-hambatan yang ada dilapangan yang dapat dilaksanakan pada 53 silkus berikutnya. Kriteria evaluasi bersifat absolute sebagai acuan dalam mempertimbangkan dan memberikan makna terhadap pencapaian setelah proses tindakan, yaitu bahwa hasil tindakan diukur dari pengamatan dan dibandingkan dengan standar minimal yang ditentukan. Apabila setelah dilaksanakan tindakan terjadi perubahan perilaku belajar lebih baik dari sebelumnya, maka tindakan tersebut dinyatakan berhasil tetapi apabila perilaku belajar lebih buruk, maka tindakan dinyatakan belum berhasil. Sehubungan dengan itu, maka perlu langkah revisi untuk memperbaiki atau menyusun rencana program baru, yang akan dilaksanakan pada program siklus II. 2 Tahap Revisi Pada tahap revisi, peneliti dan guru mendiskusikan hasil pengamatan yang dilakukan berdasarkan hasil evaluasi. Selanjutnya diperoleh temuan tingkat keefektifan disain pembelajaran dengan menggunakan cooperative learning tipe jigsaw dan permasalahan yang muncul di lapangan. Temuan ini dapat dipakai sebagai dasar melakukan perancangan ulang untuk penyempurnaan serta merevisi rancangan yang akan dilakukan pada tindakan selanjutnya.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Teknik Gnt Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Smp Kelas Vii Pada Konsep Organisasi Kehidupan

1 21 280

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA KONSEP IKATAN KIMIA (Kuasi Eksperimen di SMA Dharma Karya UT Tangerang Selatan)

0 13 259

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Penggunaan media video animasi sistem pernapasan manusia untuk meningkatkan hasil belajar biologi

1 13 7

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SMA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CPBL DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA POWER POINT PADA MATERI HIDROKARBON.

1 3 24

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI PEMBUATAN POLA ROK PIAS MELALUI METODE PEMBELAJARAN STAD BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH DI SMK KARYA.

2 25 112

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI PEMBUATAN POLA KEMEJA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN JOB SHEET DI SMK.

0 0 310

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (STAD) BERBANTUAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBERI BANTUAN UNTUK PELANGGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL DI SMK PELITA BUANA SEWON.

0 0 144