commit to user 72
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi, peneliti melakukan analisis pada tindakan siklus II.
Guru melaksanakan pelaksanaan tindakan pada siklus II sesuai dengan perencanaan tindakan siklus II yang telah
direncanakan peneliti. Terdapat beberapa kelebihan pada saat pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together. Kelebihan itu adalah
meningkatnya antusias siswa baik dalam diskusi kelompok maupun saat proses belajar mengajar. Siswa sudah melaksanakan diskusi Learning
Together dengan lebih baik. Ketuntasan hasil belajar dan rata-rata nilai juga meningkat. Pada saat presentasi juga sudah ada beberapa kelompok
yang maju tanpa ditunjuk. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together pada
siklus II juga memiliki kekurangan yang ada pada guru dan siswa. Kekurangan yang ada pada guru adalah
guru kurang memperhatikan kondisi siswa setelah evaluasi dilaksanakan, sehingga suasana kelas
menjadi ramai dan ada beberapa siswa yang mengeluh karena tidak mendengar dengan jelas informasi dari guru setelah evaluasi. Kekurangan
yang ada pada siswa adalah pada saat guru meminta siswa mengerjakan soal dengan diskusi, masih ada beberapa siswa yang mengerjakan sendiri
dan tidak berdiskusi. Selain itu masih tetap ada beberapa siswa yang tidak mau bekerja sama dengan kelompoknya. Dari ketuntasan belajar, masih
ada 5 siswa yang tidak tuntas mengerjakan soal evaluasi. Berdasarkan observasi dan analisis, maka diperlukan adanya
refleksi untuk memperbaiki kelemahan yang ada dan untuk meningkatkan pembelajaran agar menjadi lebih baik. Tindakan refleksi yang dapat
dilakukan adalah guru perlu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan nyaman untuk siswa, sehingga mereka tidak tegang
saat belajar . Pada waktu evaluasi selesai guru menarik perhatian siswa
commit to user 73
agar mereka mau mendengar penjelasan guru. Sehingga mereka mengetahui informasi yang diberikan guru. Hal yang harus selalu
ditingkatkan guru adalah meningkatkan pendekatan kepada siswa dan selalu memberikan motivasi agar mereka lebih percaya diri untuk aktif.
Baik aktif dalam belajar, bertanya, berpendapat, maupun mengerjakan soal yang diberikan guru agar pemahaman materi meningkat.
D. Pembahasan
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua tindakan siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahapan, yaitu: 1 perencanaan tindakan,
2 pelaksanaan tindakan, 3 observasi dan interpretasi, dan 4 analisis dan refleksi tindakan. Deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II dapat
dijelaskan sebagai berikut: Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk
mengetahui kondisi yang ada di SMK Kristen 1 Surakarta. Dari hasil survei awal ini, peneliti menemukan bahwa pembelajaran mata pelajaran Akuntansi Pada
kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa pada siswa kelas X Keuangan masih kurang optimal dimana siswa kurang antusias mengikuti
pembelajaran dan hasil evaluasi belajarnya juga kurang maksimal. Oleh karena itu, peneliti mengadakan diskusi dengan guru kelas dan mencari solusi untuk
mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together. Alasan peneliti memilih pembelajaran ini adalah karena
dengan menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together diharapkan siswa akan lebih paham ketika berdiskusi dengan temannya dan akan
meningkatkan hasil belajarnya. Kemudian peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
guna melaksanakan kegiatan siklus I. Materi pada pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah kertas kerjaneraca lajur dan laporan laba rugi. Guru memberikan
materi kertas kerja dan menyusun laporan laba rugi. Hari berikutnya siswa