TINJAUAN PUSTAKA Kerangka Pemikiran
15 8
Melestarikan sealamiah mungkin perwakilan dari wilayah fisiografi, komunitas biotik, sumberdaya genetik dan spesies, untuk memelihara keseimbangan
ekologi, dan keanekaragaman hayati; 9
Mengelola penggunaan oleh pengunjung untuk kepentingan inspiratif, pendidikan, budaya, dan rekreasi dengan tetap mempertahankan areal tersebut
pada kondisi alamiah atau mendekati alamiah; 10 Menghilangkan dan mencegah eksploitasi atau okupansi yang bertentangan
dengan tujuan penunjukannya; 11 Memelihara rasa menghargai terhadap ciri ekologi, geomorfologi, kekeramatan,
atau estetika yang menjadi pertimbangan penunjukannya; dan 12 Memperdulikan
kebutuhan masyarakat
lokal, termasuk
penggunaan sumberdaya alam secara subsisten, sepanjang tidak menimbulkan pengaruh
negatif terhadap tujuan pengelolaan. Menurut Ditjen. PHKA 2007, tujuan pengelolaan TN adalah terjaminnya
keutuhan kawasan; terjaminnya potensi serta keragaman tumbuhan, satwa , dan ekosistemnya; dan optimalnya manfaat TN untuk tujuan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Pendekatan pengelolaan TN mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.
Pada era tahun 1800-an mengacu pada penetapan TN Pertama di Dunia yaitu TN Yellow Stone di Amerika Serikat tahun 1872, pembangunan TN merupakan upaya
perlindungan terhadap spesies tertentu sebagai prioritas pertama dengan “menyingkirkan “ kepentingan kehidupan manusia. Pada era tahun 1970-an,
kongres IUCN International Union for Conservation of Nature and Natural Resources di New Delhi 1969 menetapkan bahwa kawasan konservasi harus
dibagi menjadi beberapa kategori menurut kriteria tertentu sehingga pengelolaannya lebih efektif dan efisien.
Pada era tahun 1980-an, berdasarkan hasil Kongres TN ke 3 di Bali tahun 1982, bahwa setiap kawasan konservasi harus memiliki rencana pengelolaan
sebagai panduan bagi pengelola. Selanjutnya Kongres WNPC World National Park Congres ke 4. tahun 1993 di Caracas, Venezuela 1993 mengamanatkan bahwa
pengelolaan kawasan konservasi tidak bisa hanya dikelola oleh single institution, melainkan harus melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan. Sedangkan
Kongres WNPC ke 5 tahun 2003 di Durban, Yordania memandatkan bahwa