14
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dilaporkan memiliki waktu paruh plasma dua sampai delapan jam setelah dosis oral tunggal atau intravena.
2.4. Asam Asetat
Sumber: Rowe, Sheskey dan Owen, 2006
Gambar 2.4. Struktur Kimia Asam Asetat
Asam asetat memiliki rumus empiris C
2
H
4
O
2
dan berat molekul 60,05. Asam asetat glasial berupa massa kristalin atau larutan yang mudah
menguap dan tidak berwarna dengan bau tajam Rowe et al., 2009. Larutan asam asetat 1 M memiliki pH 2,4; larutan asam asetat 0,1
M memiliki 2,9; dan larutan asam asetat 0,01 M memiliki pH 3,4. Konstanta disosiasi pKa asam asetat adalah 4,76. Kelarutan asam asetat yaitu dapat
bercampur dengan etanol, eter, gliserin, air, dan minyak yang mudah menguap Rowe et al., 2009.
Stabilitas dan kondisi penyimpanan asam asetat yaitu disimpan pada wadah kedap udara di tempat yang sejuk dan kering Rowe et al., 2009.
2.5. Gliserin
Sumber: Rowe, Sheskey Dan Owen, 2006
Gambar 2.6 . Struktur Kimia Gliserin
Gliserin memiliki rumus empiris C
3
H
8
O
3
dan berat molekul 92,09. Gliserin berbentuk cairan jernih kental yang tidak berwarna, tidak berbau,
memiliki rasa manis dan bersifat higroskopis Rowe et al., 2009.
15
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gliserin digunakan pada sediaan farmasi sebagai humektan, emolien, kosolven, dan pelarut pada sediaan cair dan setengah padat. Selain
itu gliserin pada sediaan kapsul gelatin lunak digunakan sebagai zat pemberi sifat plastis plasticizer Rowe et al., 2009.
Film dari polimer saja cenderung rapuh dan sering retak pada saat pengeringan. Penambahan agen pemberi sifat plastis plasticizer pada
cairan pembentuk film dapat mengurangi permasalahan tersebut. Ketika plasticizer ditambahkan, rigiditas molekular dari polimer berkurang akibat
pengurangan kekuatan rantai intermolekular polimer. Molekul plastisizer menempatkan dirinya diantara rantai polimer, kemudian memecahkan
interaksi polimer-polimer tersebut. Plasticizer meningkatkan fleksibilitas dan mengurangi kerapuhan dari film Nadarajah, Kandasamy, 2005.