25
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dalam larutan buffer fosfat pH 6,8 sebanyak 400 mL pada suhu 37°C ± 0,5°C, dan dengan kecepatan putaran 50 rpm. Film dimasukkan ke dalam
medium disolusi tersebut. Sampel sebanyak 5 ml ditarik pada interval waktu yang telah ditentukan dan diganti dengan sejumlah larutan dapar fosfat pH
6,8 dengan volume yang sama. Sampel disaring melalui penyaring membran 0,45 µm dan dianalisis dengan spektrofotometer UV pada panjang
gelombang maksimum verapamil HCl 277,6 nm. Durasi pengujian disolusi ditentukan dengan optimasi terlebih dahulu dan pengujian dilakukan secara
triplo. Hasil yang diperoleh dianalisa secara statistik mengunakan sofware SPSS Deshmane, Subhash V et al., 2009 dengan modifikasi.
26
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Uji Pendahuluan
4.1.1. Optimasi Konsentrasi Larutan Natrium Sitrat
Pada penelitian ini dilakukan uji pendahuluan yaitu optimasi konsentrasi larutan natrium sitrat. Optimasi ini bertujuan agar mendapatkan
konsentrasi natrium sitrat yang terbaik yang dapat menghasilkan ikatan sambung silang kitosan dengan sitrat dan dapat dilarutkan dalam asam
asetat 4. Variasi konsentrasi natrium sitrat yang digunakan yaitu 1; 1,5; dan 2. Konsentrasi natrium sitrat yang optimal ditentukan dengan
uji turbidimetri dan uji kelarutan.
Gambar 4.1 . Cairan Pembentuk Eksipien Kitosan Sitrat Sambung Silang
1; 1,5; dan 2 serta Kitosan Pembanding
Tabel 4.1. Karakteristik Cairan Pembentuk Eksipien dan Eksipien
Sambung Silang Kitosan Sitrat dengan Variasi Konsentrasi
No Nama sampel
Bentuk Cairan Pembentuk Eksipien
Kekeruhan 100-T
1 Kitosan
pembanding Koloidal, bening, tanpa terlihat
bentuk partikel 41,0
2 Kitosan-sitrat 1
Koloidal, sedikit keruh, tanpa terlihat bentuk partikel
42,5 3
Kitosan-sitrat 1,5
Kolidal, keruh, tanpa terlihat bentuk partikel,
63,1 4
Kitosan-sitrat 2 Koloidal, sangat keruh terlihat
betuk partikel kecil 86,6,4