26
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Uji Pendahuluan
4.1.1. Optimasi Konsentrasi Larutan Natrium Sitrat
Pada penelitian ini dilakukan uji pendahuluan yaitu optimasi konsentrasi larutan natrium sitrat. Optimasi ini bertujuan agar mendapatkan
konsentrasi natrium sitrat yang terbaik yang dapat menghasilkan ikatan sambung silang kitosan dengan sitrat dan dapat dilarutkan dalam asam
asetat 4. Variasi konsentrasi natrium sitrat yang digunakan yaitu 1; 1,5; dan 2. Konsentrasi natrium sitrat yang optimal ditentukan dengan
uji turbidimetri dan uji kelarutan.
Gambar 4.1 . Cairan Pembentuk Eksipien Kitosan Sitrat Sambung Silang
1; 1,5; dan 2 serta Kitosan Pembanding
Tabel 4.1. Karakteristik Cairan Pembentuk Eksipien dan Eksipien
Sambung Silang Kitosan Sitrat dengan Variasi Konsentrasi
No Nama sampel
Bentuk Cairan Pembentuk Eksipien
Kekeruhan 100-T
1 Kitosan
pembanding Koloidal, bening, tanpa terlihat
bentuk partikel 41,0
2 Kitosan-sitrat 1
Koloidal, sedikit keruh, tanpa terlihat bentuk partikel
42,5 3
Kitosan-sitrat 1,5
Kolidal, keruh, tanpa terlihat bentuk partikel,
63,1 4
Kitosan-sitrat 2 Koloidal, sangat keruh terlihat
betuk partikel kecil 86,6,4
27
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kekeruhan merupakan salah satu tanda terjadinya ikatan sambung silang antara kitosan dan natrium sitrat, semakin banyak ikatan sambung
silang antara kitosan dan natrium sitrat maka semakin meningkat kekeruhannya. Interaksi sodium sitrat dan kitosan diuji dengan uji
turbidimetri, metode pengujian ini telah dilakukan oleh park et al. Park et al., 1992; Mattison et al., 1995.
Berdasarkan uji pendahuluan pembentukan eksipien dengan variasi natrium sitrat menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi natrium sitrat
yang digunakan maka semakin besar persentase kekeruhan yang dihasilkan. Berdasarkan hal tersebut maka semakin tinggi konsentrasi natrium sitrat
menghasilkan ikatan sambung silang yang semakin tinggi. Hal tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa peningkatan
konsentrasi natrium sitrat akan meningkatkan derajat ikatan sambung silang sehingga menurunkan daya mengembang film tersebut Ashok Kumar
Tiwary dan Vikas Rana, 2010. Berdasarkan hasil penelitian, Ikatan sambung silang yang terbesar terdapat pada eksipien sambung silang
kitosan sitrat dengan konsentrasi natrium sitrat sebesar 2. Ikatan sambung silang yang semakin besar dapat menghambat pelepasan obat pada film,
selain itu juga akan menurunkan daya mengembang film Honary, Soheyla, Behnam Hoseinzadeh dan Payman Shalchian, 2010. Sehingga dari hasil
turbidimetri tersebut menunjukkan jika larutan narium sitrat dengan konsentrasi 2 dan pH 5 dapat menghambat pelepasan obat secara
signifikan pada film yang akan dibuat. Pengahambatan pelepasan obat yang terlalu besar ini tidak diharapkan karena dapat membuat persentase
kumulatif obat pelepasan obat dari film tidak mencapai 100. Eksipien sambung silang kitosan sitrat dengan variasi konsentrasi
natrium sitrat tersebut selanjutnya diuji kelarutan dalam asam asetat 4. Konsentrasi asam asetat dipilih berdasarkan konsentrasi asam asetat yang
digunakan untuk membentuk film. Dari hasil uji kelarutan tersebut semua variasi konsentrasi larutan natrium sitrat dapat larut dalam asam asetat 4
dengan membentuk koloidal kental berwarna bening kekuningan.
28
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Berdasarkan uji turbidimetri dan kelarutan maka dipilih konsentrasi natrium sitrat 1,5. Konsentrasi tersebut dipilih karena pada konsentrasi
tersebut menghasilkan ikatan sambung silang yang cukup baik dan dapat larut dalam asam asetat 4.
4.2. Preparasi Eksipien Sambung Silang Kitosan Sitrat
Eksipien sambung silang kitosan-sitrat dibuat dengan tiga variasi pH larutan natrium sitrat yaitu pH 4, 5, dan 7 dengan konsentrasi 1,5.
Ketiga variasi pH ini dipilih berdasarkan tiga nilai pKa asam sitrat yaitu 3,14; 4,77; dan 6,39 Doores S., 2005. Variasi pH ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh perbedaan pH larutan natrium sitrat terhadap karakterisik eksipien sambung silang kitosan sitrat. Eksipien sambung
silang kitosan sitrat dibuat dengan menambahkan larutan natrium sitrat dengan berbagai pH ke dalam larutan kitosan sambil diaduk dengan
menggunakan stand up stirrer 1300 rpm. Setelah itu cairan pembentuk eksipien diuji turbidimetri dan viskositasnya. Setelah diujikan cairan
pembentuk eksipien tersebut dikeringkan dengan mengggunakan oven suhu 55
o
C. Sambung silang kitosan sitrat yang telah kering dihaluskan menggunakan lumpang dan alu dengan sesegera mungkin. Hal tersebut
karena eksipien sambung silang kitosan sitrat yang terbentuk bersifat higroskopis sehingga jika terlalu lama terpapar udara akan membuat
eksipien tersebut menjadi elastis dan tidak dapat dihaluskan sehingga tidak dapat membentuk serbuk.
4.3. Karakterisasi Eksipien Sambung Silang Kitosan Sitrat
4.3.1 Uji Turbidimetri
Interaksi antara kitosan dan natrium sitrat akan dianalisa menggunakan uji turbidimetri. Perubahan turbiditas akan ditentukan dengan
spetrofotometer visibel pada panjang gelombang 420 nm dan turbiditasnya dihitung dengan 100 - T.