a. Wawancara Penilaian
Wawancara penilaian dapat memberikan baik kesempatan maupun bahaya. Hal ini dapat menjadi pengalaman yang emosional bagi manajer dan karyawan, karena manajer
harus mengkomunikasikan baik pujian maupun kritik yang membangun. Masalah utama untuk para manajer adalah bagaimana menekankan aspek-aspek positif dari kinerja
karyawan, sembari tetap mendiskusikan cara-cara untuk melakukan peningkatan yang diperhikan. Jika wawancara tersebut ditangani dengan buruk, karyawan dapat merasakan
ketidaksukaan yang mengakibatkan terjadinya konflik, dan kelak tercermin dalam pekerjaannya dimasa depan.
Para karyawan biasanya memandang wawancara penilaian dengan sejumlah kekhawatiran. Mereka seringkali merasa bahwa diskusi-diskusi mengenai kinerja adalah
hal yang bersifat pribadi dan penting untuk kelanjutan keberhasilan pekerjaan mereka. Pada saat yang sama, mereka ingin mengetahui bagaimana perasaan manajer mengenai kinerja
mereka. Adapun petunjuk wawancara penilaian adalah sebagai berikut: 1.
Persiapkan sebelumnya 2.
Fokuskan pada kinerja dan pengembangan 3.
Berikan alasan spesifik untuk penilaian 4.
Putuskan langkah spesifik yang harus diambil untuk peningkatan 5.
Pertimbangkan peran supervisor dalam kinerja bawahan 6.
Tegaskan perilaku yang diiginkan 7.
Fokuskan pada kinerja dimasa depan. Dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan dalam wawancara penilaian adalah :
1. Mengambil alih semua pembicaraan
Universitas Sumatera Utara
2. Menguliahi karyawan
3. Mencampuradukkan penilaian kinerja dengan masalah gaji atau promosi
4. Berkonsentrasi hanya pada hal-hal negatif
5. Bersifat terlalu kritis atau mengulang pembahasan pada kegagalan
6. Merasakan keharusan bahwa kedua belah pihak mencapai kesepakatan dalam semua
area. 7.
Membandingkan seorang karyawan dengan karyawan lain
b. Umpan Balik sebagai Sistem
Tiga komponen sistem umpan balik yang dikenal secara umum meliputi data, evaluasi dari data tersebut, dan sejumlah tindakan yang berdasarkan pada evaluasi. Data adalah
potongan informasi faktual berkenaan dengan tindakan atau konsekuensi yang diobservasi. Sering kali data merupakan fakta-fakta yang melaporkan apa yang terjadi, seperti Mary
berbicara kasar kepada insinyur, hal ini merupakan contoh buruknya komunikasi dan mencerminkan kurangnya sensitivitas. Tetapi hal itu juga mungkin tindakan yang pantas
dan dibutuhkan. Seseorang harus mengevaluasi arti atau nilai dari data. Evaluasi merupakan cara sistem umpan balik bereaksi terhadap fakta, dan hal ini
memerlukan standar kinerja. Manajemen mungkin akan mengevaluasi informasi faktual yang sama secara berbeda dari para pelanggan. Sebagai contoh mengenai pertukaran
barang atau keputusan kredit atau para rekan kerja. Evaluasi dapat dilakukan oleh orang yang menyediakan data, oleh supervisor, atau oleh sebuah kelompok.
Agar umpan balik dapat membuahkan perubahan, beberapa keputusan harus diambil mengenai tindakan berikutnya. Dalam sistem penilaian tradisional, manajer membuat
saran-saran spesifik mengenai tindakan dimasa depan yang dapat dilakukan karyawan.
Universitas Sumatera Utara
Karyawan seringkali juga didorong untuk memberikan masukan. Dalam metode umpan balik 360 derajat, orang-orang yang memberikan informasi juga dapat dimintai saran
mengenai tindakan yang dapat dipertimbangkan oleh seorang individu. Mungkin merupakan keharusan untuk melibatkan mereka yang memberikan informasi jika tindakan
berikutnya mempunyai saling ketergantungan yang tinggi dan membutuhkan koordinasi dengan para pemberi informasi. Apapun proses umpan balik yang digunakan, ketiga
komponen data, evaluasi, dan tindakan merupakan bagian yang diperlukan dari keberhasilan sebuah sistem umpan balik.
c. Reaksi Manajer