71
Ibu Hanna beranjak dari tempat duduk, secepat kilat ke dapur belakang, ia ingat masih ada nasi, lauk, pasti untuk mereka berharga sekali meski sedikit,
buru-buru ibu bawa dua piring nasi, sayur, dan lauk, “Kalian makan dulu ya…” Ibu Hana kembali masuk ke dapur membawa dua air putih dingin, “
Cindy, ajak Kakaknya makan” Do’a hlm. 29.
m. Bibi
Bibi adalah pembantu rumah tangganya Fatimah yang menghantar Cindy dan Fatimah menjenguk Adib di penjara. Kutipan
yang mendukung pernyataan tersebut adalah sebagai berikut :
Mudah bagi Fatimah untuk menjenguk, ia selalu dihantar bibinya. Selepas pulang sekolah, Cindy, Fatimah, beserta bibinya menjenguk Adib di penjara
Do’a hlm. 125.
n. Madya
Madya adalah teman sekelas Dina. Ia ketua geng centil yang beranggotakan Putri seorang. Madya selalu mengganggu Dina. Ia
merasa bahwa Dina tidak pantas duduk di kelas III A karena kelas itu adalah kelas favorit di sekolahnya. Kutipan yang mendukung
pernyataan tersebut adalah sebagai berikut :
Pintu-pintu kelas sudah terbuka, meski banyak jendela masih tertutup, belum ada satupun murid yang datang. Dina langsung masuk ke kelas III A, kelas
yang tergolong tinggi dan pintar di sekolahnya, walau Dina peringkat lima belas di kelas, tapi ia terlanjur masuk di kelas bergengsi, ini salah satu alasan
yang tidak diterima Madya. Ia menganggap kelas III A tak pantas untuk Dina, lebih pantas di kelas III G, kelas tempat anak-anak bernilai rendah
Do’a hlm. 50-51.
Sifat Madya yang anti terhadap Dina salah satunya yaitu, ia selalu menghina Dina dan pekerjaannya. Kutipan yang mendukung
pernyataan tersebut adalah sebagai berikut :
Di Saat matahari tepat diatas ubun-ubun, mereka berniat kembali ke tempat hana, menjemput Cindy, sembari naik kopaja, mereka memainkan satu lagu.
72
Adib dan Dina berdiri di dekat jendela sebelah pintu, bersandar kursi, semilir angin kencang, terasa karena satu jendela lebar terbuka, mereka bisa berdiri
tegak di dalam kopaja. Namun ditengah-tengah nyanyian, bis berhenti sejenak, yang membuat tak enak, Madya dan Putri teman sekelas Dina naik
ke dalam bis, mereka awalnya tertawa cekikikan seketika berhenti melihat Dina dan Adib bernyanyi, bahkan Putri mengeluarkan handphone untuk
merekam. Madya berbisik agak keras ke arah Putri, “Ga’ masuk sekolah ternyata ngamen, iiihhh… dasar anak jalanan” umpat Madya Do’a hlm. 47.
Madya juga mengganggu Dina ketika di dalam kelas. Kutipan yang mendukung pernyataan tersebut adalah sebagai berikut :
Langkah pertama memasuki kelas disambut dengan suara hening dan desis, “Ssstttt… pengamen datang” Dina kenal suara itu, Madya ketua geng centil,
Dina sudah terbiasa menerima. Madya bukan berbisik, tapi sengaja melirik kearah Dina agar terdengar dan serasa menyakitkan Do’a hlm. 55.
o. Putri
Putri adalah teman sekelas Dina yang suka memusuhi Dina. Ia adalah kaki tangannya Madya. Ia hanya ikut-ikutan Madya membenci
Dina. Ia selalu menghina Dina dan kegiatan ngamen Dina. Kutipan yang mendukung pernyataan tersebut adalah sebagai berikut :
Teman-teman lain tak ada yang mengikuti jejak Madya dan Putri, yang laki- laki hanya mendengar, saat Dina duduk ia langsung membuka buku dan
membacanya, tapi suara sumbang dalam kelas kembali terdengar, kali ini dari Putri, “ Kalau Dina sakit, ga’ usah jenguk ah, paling juga ngamen, dasar anak
jalanan,” umpat Putri Do’a hlm. 55.
p. Preman