26
berperilaku, maupun bertindak, baik secara verbal maupun non verbal Nurgiyantoro, 1955:173.
2 Penokohan dan Tema
Penokohan dan tema memiliki hubungan yang erat. Tokoh- tokoh cerita merupakan pelaku dalam tema, secara terselubung
maupun terang-terangan. Adanya perbedaan tema dapat menyebabkan perbedaan pemerlakuan tokoh cerita yang ditugaskan
menyampaikannya. Tema umumnya tidak dinyatakan secara eksplisit, hal itu berarti pembacalah yang bertugas menafsirkannya.
Usaha penafsiran tema antara lain dapat dilakukan melalui detil kejadian atau konflik yang dialami, ditimbulkan, atau ditimpakan
kepada tokoh utama. Usaha penafsiran tema haruslah dilacak dari apa yang dilakukan, dipikirkan, dan dirasakan, atau apa yang
ditimpakan kepada tokoh Nurgiyantoro, 1995:173.
c. Latar dan Unsur Cerita Lain
Latar sebuah karya yang sekedar berupa penyebutan tempat, waktu, dan hubungan sosial tertentu secara umum, artinya bersifat
netral, pada umumnya tak banyak berperan dalam pengembangan cerita secara keseluruhan. Hal itu berarti bahwa latar tersebut kurang
berpengaruh terhadap unsur-unsur fiksi yang lain, khususnya alur dan tokoh. Sebaliknya, latar yang mendapat penekanan, yang dilengkapi
dengan sifat-sifat khasnya, akan sangat mempengaruhi dalam hal pengaluran dan penokohan, dan karenanya juga keseluruhan cerita.
27
Latar dengan pengaluran mempunyai hubungan yang erat dan bersifat timbal balik. Sifat-sifat latar, dalam banyak hal akan mempengaruhi
sifat-sifat tokoh. Bahkan, tak berlebihan jika di katakan bahwa sifat seseorang akan di bentuk oleh keadaan latarnya Nurgiyantoro,
1995:225. Penokohan dan pengaluran memang tidak banyak ditentukan
oleh latar, namun setidaknya peranan latar harus di perhitungkan. Jika terjadi ketidakseimbangan antara latar dan penokohan cerita akan
menjadi kurang wajar, kurang meyakinkan. Latar dalam kaitannya dengan hubungan waktu, langsung tidak langsung akan berpengaruh
terhadap cerita, khususnya waktu yang di kaitkan dengan unsur kesejarahan. Peristiwa yang diceritakan dalam karya fiksi, jika ada
hubungannya dengan peristiwa sejarah, harus tidak bertentangan dengan kenyataan cerita sejarah itu. Jika terjadi ketidaksesuaian, cerita
tidak menjadi masuk akal, dan terjadilah apa yang disebut anakronisme Nurgiyantoro, 1995:226.
Latar juga mempunyai hubungan dengan tema. Latar merupakan tempat, saat dan keadaan sosial yang menjadi wadah tempat tokoh
melakukan dan di kenai sesuatu kejadian. Latar bersifat memberikan “aturan” permainan terhadap tokoh. Latar akan mempengaruhi
pemilihan tema. Atau sebaliknya, tema yang sudah di pilih akan menuntut pemilihan latar dan mampu mendukung cerita. Nurgiyantoro,
1995:75.
28
d. Amanat dan Tema
Amanat atau pesan moral merupakan petunjuk yang sengaja diberikan pengarang tentang bebagai hal yang berhubungan dengan
masalah kehidupan, seperti sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan Nurgiyantoro, 1995:321. Amanat memiliki hubungan
dengan tema. Amanat dapat menyampaikan tema yang bersifat eksplisit atau tersirat.
e. Amanat dan Tokoh