Melalui kegiatan di Luar Pembelajaran

29 3. Dilaksanakanya simulasi proses demokrasi di sekolah. Misalnya apabila di masyarakat dikembangkan sistem pemerintahan dan lembaga pemerintahan maka disekolah juga perlu dikembangkan sistem dan keberadaan pemerintahan siswa. Apabila di masyarakat terdapat perundangan dan peraturan maka di sekolah pun juga harus ada peraturan dan perundangan. Hal ini sekolah dapat memberikan kesempatan belajar kepada siswa dalam kehidupan dan proses politik di masyarakat. Hal tersebut senada dengan pendapat Muchlas Samani 2013: 147 yang menyebutkan bahwa dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler selalu ada nilai-nilai karakter yang dikembangkan. Dalam kegiatan tim olah raga maka nilai sportivitas, mengikuti aturan, kerja sama, keberanian, kekompakan selalu muncul. Dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka nilai karakter yang dikembangkan keberanian, kerja sama, mengharagai alam, peduli dan empati. Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahawa selain melalui kegiatan pembelajaran, implementasi nilai demokrasi dapat dilakukan melalui berbagai macam kegiatan diluar jam pembelajaran, salah satunya adalah dengan pengembangan budaya sekolah atau pembiasaan dalam kehidupan keseharian di sekolah. Pembiasaan dalam kehidupan keseharian disekolah dapat dilakukan dengan cara kegiatan rutin, kegiatan spontan dan keteladanaan. Selain itu bisa juga dilakukan dengan kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk meningkatkan 30 kemampuan yang belum tercakup dalam intrakulikuler seperti kepemimpinan, mengambil keputusan, kemampuan kerjasama dan memecahkan masalah secara damai serta dapat mengembangkan minat dan bakat siswa. Contoh kegiatan ekstrakurikuler yang dapat digunakan untuk menanamkan nilai misalnya kegiatan pramuka HW, seni rupa, komputer, melukis, dll. Semua kegiatan tersebut akan terlaksana apabila seluruh komponen warga sekolah berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dan kedudukannya masing masing. Melalui kegiatan di luar pembelajaran tersebut diharapkan dapat digunakan untuk mengimplentasikan nilai-nilai demokrasi terhadap seluruh warga sekolah.

C. Karakteristik Anak SD

1. Perkembangan fisik

Pendidikan merupakan salah satu upaya memfasilitasi perkembangan individu untuk mengembangkan kondisi normatifnya. Perkembangan merupakan perubahan-perubahan yang terjadi sepanjang hayat sebagai wujud pertumbuhan, kematangan suatu individu. Menurut Nandang Budiman 2006: 13 terdapat 2 jenis perkembangan salah satunya adalah perkembangan fisik. Secara langsung perkembangan fisik anak akan mempengaruhi keterampilan anak untuk bergerak. Secara tidak langsung perkembangan fisik akan mempengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri dan orang lain. Perpaduan kedua perasaan ini akan memberikan warna tersendiri pada perkembangan kepribadian anak. Peran pendidik 31 dalam hal ini adalah memberikan pengertian dan rasa saling menghargai atas perbedaan fisik setiap individu.

2. Perkembangan Motorik

Perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian gerakan jasmani melalui kegiatan syaraf pusat, urat syaraf dan otot yang terkoordinasi, Abin Syamsudin dalam Nandang Budiman 2006: 19. Pada usia anak SD keterampilan motorik setiap peserta didik pasti berbeda. Menurut Nandang Budiman keterampilan motorik di bagi ke dalam empat kategori antara lain: a. Keterampilan menolong diri sendiri adalah penguasaan keterampilan anak untuk melaksanakan kegiatanya sendiri seperti makan, mandi, berpakaian, merawat diri dll. b. Keterampilan sosial, merupakan keterampilan yang penting bagi anak yang berkaitan dengan keterampilan berkomunikasi, penyesuaian diri, dan keterampilan menjalin hubungan baik dengan orang lain. c. Keterampilan bermain, hendaknya diarahkan pada model bermain simbolik, permainan peran yang beraturan dan bermain dalam bentuk berolahraga. d. Keterampilan sekolah, merupakan gabungan dari keterampilan motorik yang dimiliki anak untuk mendorong penyesuaian diri dengan lingkungan sosial siswa dan mampu mendorong prestasi sekolahnya. 32

3. Perkembangan Moral

Perkembangan moral ditandai dengan kemampuan anak untuk memahami aturan, norma dan etika yang berlaku di masyarakat. Menurut Piaget dalam Rita Eka Izzati dkk 2008: 110-111 pemahaman konsep mengenai keadilan pada anak usia 5-12 tahun sudah mulai berubah. Pengertian benar salah yang telah dipelajari dari orang tua sudah mulai berubah. Contonya pada anak usia 5 tahun berbohong adalah hal yang buruk, tetapi bagi anak yang lebih besar sadar bahwa berbohong itu perlu dalam beberapa situasi. Perkembangan moral ini sangat penting bagi peserta didik, sebab perkembangan moral yang akan mempengaruhi baik, buruk, benar salah dalam bertindak. Mengetahui perkembangan moral peserta didik, guru dapat mengembangkan pemahaman terkait baik buruk benar salah dalam bertindak melalui penanaman nilai-nilai karakter yang salah satunya adalah nilai demokrasi baik melalui kegiatan pembelajaran maupun diluar pembelajaran

4. Perkembangan Emosi

Menurut Rita Eka Izzati dkk 2008: 111 perkembangan emosi memiliki peran penting dalam kehidupan anak. Terdapat dua kategori emosi yakni emosi tidak menyenangkan dan emosi menyenangkan. Emosi tidak menyenangkan meliputi rasa takut, amarah, cemburu, iri hati sedangkan emosi menyenangkan contonya adalah rasa kasih sayang, kebahagian, rasa ingin tahu dan suka cita. Emosi yang menyenangkan ini yang dibutuhkan oleh peserta didik. Pada tahap usia anak SD pergaulan 33 dengan teman sekolah dapat mengembangakan emosinya. Anak mulai belajar bahwa emosi yang kurang baik tidak diterima oleh teman- temannya. Anak akan mengendalikan ungkapan emosi yang kurang diterima.

5. Perkembangan Sosial

Menurut Rita Eka Izzati dkk 2008: 113 Perkembangan emosi tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan sosial dalam hal ini orang-orang yang ada disekitar anak lah yang dapat mempengaruhi perkembangan sosialnya. Dunia sosio-emosional anak menjadi semakin komplek pada masa kanak-kanak akhir ini. Interaksi dengan keluarga dan teman sebaya memiliki peran yang penting. Sekolah dan hubungan dengan guru juga menjadi hal yang menentukan perkembangan sosial peserta didik. Dalam tahap ini anak-anak cenderung mudah bergaul dan bersosialisasi dengan teman sebaya akan tetapi masih menggunakan emosional yang kurang terjaga.

D. Kerangka Pikir

Indonesia adalah salah satu negara yang menganut sistem pemerintahan demokrasi. Sejak dahulu sesungguhnya bangsa Indonesia telah mempraktikan ide tentang demokrasi. Pemerintahan yang menganut sistem demokrasi tidak dapat berjalan dengan baik apabila tidak didukung dengan kultur demokratis oleh warga negaranya. Guna mewujudkan negara dengan budaya demokratis dibutuhkan penanaman nilai-nilai 34 demokrasi sejak dini, dimulai dari pendidikan salah satunya pada tingkat sekolah dasar. Demokrasi dalam hal ini adalah pemerintahan yang berdasarkan kedaulatan rakyat, pemerintahan yang dimaksud ini adalah sekolah dan rakyatnya adalah warga sekolah meliputi guru dan siswa. Pengambilanb keputusan berdasarkan demokrasi dapat dilakukan dengan musyawarah untuk mufakat, voting, maupun konsensus. Pada tahap sekolah dasar siswa cenderung lebih mudah menggunakan metode demokrasi musyawarah dan voting. Nilai-nilai demokrasi yang harus dimiliki peserta didik meliputi toleransi, menghargai pendapat, anti kekerasan, memecahkan masalah dengan damai, memajukan ilmu pengetahuan dan mendahulukan kepentingan orang banyak, adil, memahami keanaekaragaman baik agama maupun suku dan budaya. Implementasi nilai-nilai demokrasi di sekolah dasar dapat melalui kegiatan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran. Nilai demokrasi yang diajarkan diintegrasikan melalui mata pelajaran yang memuat nilai-nilai demokrasi. Nilai demokrasi juga di ajarkan ketika proses pembelajaran berlangsung. Implementasi nilai demokrasi dapat juga dilakukan melalui berbagai macam kegiatan di luar pembelajaran seperti kegiatan rutin, kegiatan spontan dan keteladanaan. Implementasi nilai juga dapat dilakukan dengan kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan yang belum tercakup dalam intrakurikuler seperti kepemimpinan,

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI DEMOKRASI DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA

3 20 127

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN NILAI KEBANGSAAN MELALUI EKSTRAKURIKULER HIZBUL WATHAN DI SD MUHAMMADIYAH 2 Implementasi Pendidikan Nilai Kebangsaan Melalui Ekstrakurikuler Hizbul Wathan Di SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016.

0 3 16

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH ALAM SURYA MENTARI Implementasi Nilai-nilai Pendidikan Muhammadiyah di Sekolah Dasar Muhammadiyah Alam Surya Mentari Surakarta 2015.

0 2 19

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH ALAM SURYA MENTARI Implementasi Nilai-nilai Pendidikan Muhammadiyah di Sekolah Dasar Muhammadiyah Alam Surya Mentari Surakarta 2015.

0 2 17

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BUSANA DI SMK NEGERI 1 GANTIWARNO KLATEN Pengelolaan Pembelajaran Menggambar Busana Di SMK Negeri 1 Gantiwarno Klaten.

0 4 18

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BUSANA DI SMK NEGERI 1 GANTIWARNO KLATEN Pengelolaan Pembelajaran Menggambar Busana Di SMK Negeri 1 Gantiwarno Klaten.

0 3 16

AKTIVITAS DALAM KEGIATAN ORGANISASI, PEMAHAMAN NILAI-NILAI DEMOKRASI DAN IMPLEMENTASI NILAI-NILAI Aktivitas Dalam Kegiatan Organisasi, Pemahaman Nilainilai Demokrasi Dan Implementasi Nilai-Nilai Demokrasi Pada Anggota Imm Korkom Ums Tahun 2013.

0 2 15

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PERSATUAN DAN DEMOKRASI Implementasi Nilai-Nilai Persatuan Dan Demokrasi Di Kalangan Pemuda Studi Kasus Pada Karang Taruna Sumbung Bawono Di Dusun Pengkol Desa Pijiharjo Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri.

0 1 17

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI DEMOKRASI DALAM ORGANISASI KESISWAAN :Studi Deskriptif di SMA Negeri 1 Lembang:.

1 4 65

Implementasi Nilai-nilai Demokrasi Pasca ReformasiI Dalam Pemikiran Amien Rais

0 0 15