b. Hasil rangkuman keaktifan siswa siklus I dan siklus II dalam
mengumpulkan informasi berdasarkan berbagai strategi kecerdasan yang dimilikinya pada materi IPA dapat dilihat pada tabel 4.18.
Tabel 4.18 Rangkuman Keaktifan siswa pada indikator kedua
No Nama Kondisi Awal
Siklus I Siklus II
Jumlah turus
Kriteria Jumlah
turus Kriteria
TA A
TA A
1 Tegar
8 √
14 √
2 Herry
√ 5
√ 3
Arvel 9
√ 16
√ 4
Catur 11
√ 13
√ 5
Wanda √
1 √
6 Catrin
7 √
15 √
7 Daniel
3 √
13 √
8 Nendra
8 √
11 √
9 Kinan
7 √
15 √
10 Klara
√ 4
√ 11 Carolin
4 √
12 √
12 Tyas
6 √
9 √
13 Nico
√ 5
√ 14
Oskar 4
√ 7
√ 15
Prima 17
√ 18
√ 16
Sendi √
13 √
17 Sandi
√ 6
√ 18
Yusup √
7 √
19 Anne
9 √
9 √
Jumlah 93
193 Rata-rata
4,89 10,15
Jumlah siswa
10 10
52 9
47 9
47 10
52
Keterangan: TA = Tidak Aktif; A
= Aktif Dari tabel 4.18 dapat diketahui bahwa siswa yang dapat meningkat
keaktifannya dan dapat bertahan aktif selama proses pembelajaran sebanyak 10 siswa dari 19 siswa atau 52. Sedangkan siswa yang belum
meningkat keaktifannya dan bahkan menurun dari aktif menjadi tidak aktif sebanyak 9 siswa dari 19 siswa atau 47. Keaktifan siswa dalam
mengumpulkan informasi berdasarkan berbagai strategi kecerdasan yang dimilikinya pada kondisi awal adalah 10 sedangkan indikator
ketercapaian dalam siklus 1 adalah 20 dan indikator ketercapaian dalam siklus II adalah 40. Maka persentase kenaikannya adalah 37.
Jadi target ketercapaian pada indikator kedua keaktifan sudah tercapai. Ketercapaian indikator keaktifan siswa dalam mengumpulkan
informasi berdasarkan berbagai strategi kecerdasan yang dimilikinya pada materi IPA nampak dalam tahap pembelajaran saintifik selama
proses pembelajaran. Keaktifan siswa nampak pada saat memasuki tahap mengamati dan menanya.Siswa dengan aktif selalu bertanya kepada
teman bahkan kepada peneliti mengenai pengamatan tentang materi IPA. Siswa juga didorong untuk selalu bertanya ketika melakukan percobaan
materi pembelajaran IPA. Siswa aktif dalam memakai sumber bacaan seperti buku di perpustakaan yang digunakan untuk dasar penalaran
siswa dalam membuat kesimpulan. Siswa juga aktif dalam menggunakan sumber bacaan untuk kemudian diceritakan mengenai kegiatan
pembelajaran yang telah siswa lakukan. Kegiatan pada pertemuan pertama siklus I, pertanyaan siswa muncul ketika sedang mengamati
benda-benda elektronik yang menggunakan sumber energi di sekolah. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua, siswa menggunakan
sumber bacaan yaitu buku paket dan buku bacaan yang ada diperpustakaan untuk melakukan percobaan membuat kincir angin yang
menanfaatkan energi angin. Pada kegiatan pertemuan ketiga, pertanyaan
diajukan siswa ketika melakukan kegiatan percobaan adanya energi panas menggunakan kedua tangan yang digesekkan, dua batu, penggaris
mika, dan lilin serta sendok logam. Jadi tahap dalam pendekatan saintifik mendorong aktivitas siswa untuk terlibat aktif mengikuti kegiatan
pembelajaran. Kegiatan pada pertemuan pertama siklus II, pertanyaan siswa muncul
ketika sedang mengamati pemanfaat energi cahaya di sekitar sekolah. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua, siswa menggunakan
sumber bacaan untuk melakukan percobaan mengetahui sifat-sifat energi bunyi. Pada kegiatan pertemuan ketiga, pertanyaan diajukan siswa ketika
siswa mencoba mengurutkan gambar proses terbentuknya minyak dari dalam bumi. Ada beberapa siswa yang masih belum aktif dalam
pembelajaran dikarenakan meraka terlalu asik dengan temannya sendiri sehingga kurang dapat memperhatikaan proses kegiatan pembelajaran
yang sedang berlangsung. Tetapi secara keseluruhan dalam pendekatan saintifik mendorong aktivitas siswa untuk terlibat aktif mengikuti
kegiatan pembelajaran dalam proses mengumpulkan pengetahuan yang dibutuhkan siswa.
c. Hasil rangkuman keaktifan siswa siklus I dan siklus II dalam
melakukan pengamatan pada materi IPA dapat dilihat pada tabel 4.19. Tabel 4.19 Rangkuman keaktifan siswa pada indikator ketiga.
No Nama Kondisi Awal
Siklus I Siklus II
Jumlah turus
Kriteria Jumlah
turus Kriteria
TA A
TA A
1 Tegar
4 √
4 √
2 Herry
2 √
2 √
3 Arvel
4 √
5 √
4 Catur
2 √
3 √
5 Wanda
3 √
6 √
6 Catrin
6 √
6 √
7 Daniel
4 √
5 √
8 Nendra
4 √
5 √
9 Kinan
5 √
6 √
10 Klara
1 √
4 √
11 Carolin 1
√ 3
√ 12
Tyas 6
√ 6
√ 13
Nico 1
√ 2
√ 14
Oskar 4
√ 6
√ 15
Prima 6
√ 6
√ 16
Sendi 4
√ 4
√ 17
Sandi 3
√ 5
√ 18
Yusup 4
√ 6
√ 19
Anne 6
√ 6
√
Jumlah 70
90 Rata-rata
3,68 4,73
Jumlah siswa
20 7
36 12
63 7
36 12
63
Keterangan: TA = Tidak Aktif; A
= Aktif Dari tabel 4.19 dapat diketahui bahwa siswa yang dapat meningkat
keaktifannya dan dapat bertahan aktif selama proses pembelajaran sebanyak 12 siswa dari 19 siswa atau 63. Sedangkan siswa yang belum
meningkat keaktifannya dan bahkan menurun dari aktif menjadi tidak aktif sebanyak 7 siswa dari 19 siswa atau 36. Keaktifan siswa dalam
melakukan pengamatan pada kondisi awal adalah 20 sedangkan
indikator ketercapaian dalam siklus I adalah 30 dan indikator ketercapaian dalam siklus 2 adalah 50. Maka persentase kenaikannya
adalah 43. Jadi pada indikator ketiga keaktifan sudah tercapai. Pembelajaran melalui pendekatan saintifik dapat mendorong keaktifan
siswa dalam materi IPA. Siswa menjadi aktif untuk bersemangat melakukan pengamatan. Kegiatan pada pertemuan pertama dan kedua,
siswa bersemangat untuk aktif melakukan pengamatan dan menuliskan hasil pengamatannya di lembar kerja siswa. Pada tahap menanya dan
mencoba, siswa juga sangat bersemangat untuk bertanya tentang pembelajaran IPA dan melakukan percobaan. Siswa aktif menulis setiap
hasil pengamatan dan percobaan untuk menjadi dasar dalam memasuki tahap menalar. Tetapi ada beberapa siswa juga yang tidak aktif untuk
menulis jadi hanya tertarik pada kegiatan mengamati saja sehingga kurang bisa mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung. Pada
tahap menalar siswa bersemangat membuat kesimpulan sederhana berdasarkan hasil data yang siswa tulis. Setelah masuk dalam tahap
menalar, siswa kemudian aktif untuk bersemangat menceritakan hasil pekerjaannya di depan temannya. Jadi dalam pembelajaran menggunakan
pendekatan saintifik membuat aktivitas siswa semakin aktif dan bersemangat mengikuti proses pembelajaran.
d. Hasil rangkuman keaktifan siswa siklus I dan siklus II dalam
membuat sesuatu pada materi IPA dapat dilihat pada tabel 4.20. Tabel 4.20 Rangkuman Keaktifan siswa pada indikator keempat
No Nama Kondisi Awal
Siklus I Siklus II
Jumlah turus
Kriteria Jumlah
turus Kriteria
TA A
TA A
1 Tegar
4 √
4 √
2 Herry
4 √
4 √
3 Arvel
5 √
6 √
4 Catur
1 √
4 √
5 Wanda
5 √
5 √
6 Catrin
6 √
6 √
7 Daniel
4 √
5 √
8 Nendra
6 √
6 √
9 Kinan
6 √
6 √
10 Klara
3 √
3 √
11 Carolin 5
√ 5
√ 12
Tyas 4
√ 5
√ 13
Nico 2
√ 3
√ 14
Oskar 5
√ 5
√ 15
Prima 6
√ 6
√ 16
Sendi 4
√ 4
√ 17
Sandi 2
√ 3
√ 18
Yusup √
1 √
19 Anne
6 √
6 √
Jumlah 78
87 Rata-rata
3,68 4,73
Jumlah siswa
10 52
9 47
8 42
11 57
Keterangan: TA = Tidak Aktif; A
= Aktif Dari tabel 4.20 dapat diketahui bahwa siswa yang dapat meningkat
keaktifannya dan dapat bertahan aktif selama proses pembelajaran sebanyak 11 siswa dari 19 siswa atau 57. Sedangkan siswa yang belum
meningkat keaktifannya dan bahkan menurun dari aktif menjadi tidak aktif sebanyak 8 siswa dari 19 siswa atau 42. Keaktifan siswa dalam
membuat sesuatu pada kondisi awal adalah 0 sedangkan indikator
ketercapaian dalam siklus 1 adalah 20 dan indikator ketercapaian dalam siklus 2 adalah 45. Maka persentase kenaikannya adalah 57.
Jadi target ketercapaian pada indikator keempat keaktifan sudah tercapai. Ketercapaian indikator keempat tentang keaktifan siswa dalam
membuat sesuatu nampak dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan tahap-tahap dalam pendekatan saintifik. Keaktifan siswa
terlihat ketika siswa memasuki tahap mengamati pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga. Siswa juga aktif dalam pembelajaran saat
memasuki tahap pendekatan saintifk dalam bertanya pada pertemuan kedua siklus I tentang energi angin dan energi air. Siswa aktif melakukan
percobaan pada siklus I saat membuat kincir angin, dan melakukan percobaan adanya energi panas dengan menggunakan kedua telapak
tangan yang digesekkan selama bebeara menit, kemudian siswa melakukan percobaan lagi dengan menggunakan dua batu yang
digesekkan dan dua penggaris mika yang digesekkan, siswa jugaa aktif menggunakan sendok logam yang dipanaskan diatas api lilin untuk
mengetahui adanya energi panas yang merambat dari api ke sendok logam. Pada siklus 2 siswa juga aktif dalam pembelajaran saat memasuki
tahap pendekatan saintifk dalam bertanya pada pertemuan pertama tentang adanya energi cahaya dan sifat cahaya. Pada pertemuan kedua
siswa aktif melakukan percobaan adanya sifat-sifat energi bunyi menggunakan senar plastik, air, dan karton manila, dan melakukan
percobaan adanya sifat sifat energi cahaya menggunakan karton, lilin, senter, plastik benik, buku, cermin datar, pensil, dan gelas yang berisi air.
Dari percobaan yang dilakukan siswa, siswa kemudian aktif membuat kesimpulan sederhana di dalam kelompok berdasarkan data yang telah
diperoleh selama percobaan sebelumnya. Namun tidak semua siswa terlibat aktif dalam proses pembuatan kesimpulan, ada beberapa siswa
yang memilih untuk terus mengamati benda-benda yang digunakan dalam percobaan sehingga kurang mengikuti proses kegiatan
pembelajaran selanjutnya. Siswa aktif menceritakan kesimpulan yang siswa buat di depan teman yang lain supaya dapat saling melengkapi
dalam memperoleh pengetahuan tentang pembelajaran IPA. Pendekatan saintifik membuat aktivitas siswa lebih menarik dan aktif untuk
memperoleh pengetahuan dalam materi IPA.
e. Hasil rangkuman keaktifan siswa siklus I dan siklus II dalam
kekompakkan kelas sebagai kelompok belajar pada materi IPA dapat dilihat pada tabel 4.21.
Tabel 4.21 Rangkuman Keaktifan siswa pada indikator kelima
No Nama Kondisi Awal
Siklus I Siklus II
Jumlah turus
Kriteria Jumlah
turus Kriteria
TA A
TA A
1 Tegar
7 √
6 √
2 Herry
1 √
6 √
3 Arvel
13 √
13 √
4 Catur
7 √
8 √
5 Wanda
3 √
8 √
6 Catrin
12 √
10 √
7 Daniel
7 √
7 √
8 Nendra
13 √
14 √
9 Kinan
11 √
13 √
10 Klara
4 √
4 √
11 Carolin 9
√ 9
√ 12
Tyas 3
√ 5
√ 13
Nico 11
√ 9
√ 14
Oskar 6
√ 5
√ 15
Prima 22
√ 18
√ 16
Sendi 5
√ 4
√ 17
Sandi 5
√ 13
√ 18
Yusup 1
√ 5
√ 19
Anne 11
√ 10
√
Jumlah 151
167 Rata-rata
7,94 8,78
Jumlah siswa
20 11
57 8
42 10
52 9
47
Keterangan: TA = Tidak Aktif; A
= Aktif Dari tabel 4.21 dapat diketahui bahwa siswa yang dapat meningkat
keaktifannya dan dapat bertahan aktif selama proses pembelajaran sebanyak 9 siswa dari 19 siswa atau 47. Sedangkan siswa yang belum
meningkat keaktifannya dan bahkan menurun dari aktif menjadi tidak aktif sebanyak 10 siswa dari 19 siswa atau 52. Keaktifan siswa dalam
kekompakkan kelas sebagai kelompok belajar pada kondisi awal adalah 20 sedangkan indikator ketercapaian dalam siklus I adalah 30 dan
indikator ketercapaian dalam siklus II adalah 40. Maka persentase kenaikannya adalah 27. Jadi target ketercapaian pada indikator kelima
keaktifan sudah tercapai. Ketercapaian indikator keaktifan kelima dalam kekompakan kelas
sebagai kelompok belajar dapat terlihat dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik. Keaktifan siswa nampak saat
memasuki tahap-tahap pembelajaran menggunakan pendekatan saintik. Siswa terlihat aktif pada saat mengamati lingkungan sekitar serta
bekerjasama saat melakukan percobaan dan membuat sebuah kesimpulan sederhana pada setiap pertemuan. Siswa juga aktif mengajari teman yang
belum paham dan masih kesulitan terhadap materi yang dipelajari. Meskipun ada peningkatan terhadap kondisi awal dalam ketercapaian
indikator kelima, tetapi dalam kekompakan kelas sebagai kelompok belajar siswa yang aktif masih lebih sedikit daripada siswa yang tidak
aktif. Setelah peneliti menyelidiki dan wawancara kepada guru kelas, siswa yang kurang aktif dalam indikator kelima memang tidak terbiasa
untuk bekerjasama dengan teman yang lain dan cenderung pendiam serta ingin mengerjakan sendiri pekerjaannya. Tetapi untuk siswa yang aktif,
melalui pendekatan saintifik siswa mampu untuk lebih aktif bekerjasama dalam menyajikan dan menceritakan hasil pengetahuan yang di dapatkan
selama proses pembelajaran berlangsung.
Jadi rangkuman capaian pada setiap indikator keaktifan siswa siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 4.5.
Gambar 4.5. persentase keaktifan siswa siklus I dan siklus II Gambar 4.5 menunjukkan bahwa persentase keaktifan siswa pada
indikator pertama kondisi awal yaitu 15 , capaian yang diperoleh pada siklus 1 yaitu 36 dan capaian dalam siklus 2 adalah 52. Peningkatan
capaian dalam indikator keaktifan siswa yang pertama yaitu 15. Persentase keaktifan siswa pada indikator kedua pada kondisi awal yaitu
10, capaian dalam siklus 1 adalah 47, dan capaian dalam siklus 2 yaitu 52. Dari capaian siklus 1 dan siklus 2 pada keaktifan siswa dalam
indikator kedua mengalami peningkatan 5. Pada indikator yang ketiga kondisi awal siswa 20, sedangkan capaian pada siklus 1 dan 2 sama
yaitu 63. Pada indikator keempat kondisi awal siswa yaitu 0, capaian untuk siklus 1 yaitu 47 dan capaian untuk siklus 2 adalah 57.
15 10
20 20
36 47
63
47 42
52 52
63 57
47
10 20
30 40
50 60
70
Indikator pertama
Indikator kedua
Indikator ketiga
Indikator keempat
Indikator kelima
Kondisi awal Siklus 1
Siklus 2
Keaktifan siswa pada siklus 1 dan siklus 2 untuk indikator keempat mengalami peningkatan sebesar 10. Pada indikator keaktifan siswa
yang kelima untuk kondisi awal siswa yaitu 20, capaian dalam siklus 1 yaitu 42, dan capaian untuk siklus 2 adalah 47. Keaktifan siswa pada
indikator kelima siklus 1 dan siklus 2 mengalami peningkatan sebanyak 5.
2. Prestasi belajar siswa
Penilaian hasil belajar siswa bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi selama mengikuti proses kegiatan
pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui prestasi belajar ada dua penilaian yang dilakukan. Penilaian
tersebut adalah penilaian dari lembar kerja siswa LKS dan hasil evaluasi belajar siswa pada setiap akhir pertemuan. Rangkuman dari hasil
Lembar Kerja Siswa pada siklus II dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.22.
Tabel 4.22 Rangkuman penilaian LKS siklus I dan siklus II
No Nama Hasil penilaian LKS
Siklus I
Siklus II
1 Tegar
90,67 82,67
2 Herry
80,67 91,67
3 Arvel
90,67 82,67
4 Catur
90,67 82,67
5 Wanda
87,67 87,67
6 Catrin
87,67 87,67
7 Daniel
80,67 91,67
8 Nendra
80,67 91,67
9 Kinan
87,67 87,67
10 Klara
87,67 87,67
11 Carolin
87,67 87,67
12 Tyas
87,67 87,67
13 Nico
80,67 91,67
14 Oskar
80,67 91,67
15 Prima
90,67 82,67
16 Sendi
80,67 91,67
17 Sandi
90,67 82,67
18 Yusup
90,67 82,67
19 Anne
80,67 91,67
Nilai tertinggi 90,67
91,67 Nilai terendah
80,67 82,67
Nilai rata-rata 86,03
87,56
Dari tabel 4.22 diperoleh hasil rangkuman penilaian LKS untuk siklus I nilai tertinggi adalah 90,67, nilai terendah 80,67, dan rata-rata nilai
siswa untuk LKS yaitu 86,03. Pada siklus II nilai tertinggi adalah 91,67, nilai terendah yaitu 82,67, sedangkan rata-rata nilai sebesar 87,56. Nilai
siswa untuk LKS pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan sebanyak 1,53.
Pada pertemuan pertama siklus I hasil lembar kerja siswa LKS yang dikerjakan oleh kelompok “Tulip” yang anggotanya terdiri dari Wanda,
Catrin, Kinan, Klara, Carolin, dan Tyas. Pertemuan pertama membahas
tentang sumber energi pada benda-benda elektronik beserta manfaatnya. Kelompok “Tulip” mampu untuk menuliskan 23 benda-benda elektronik
beserta perubahan energinya dan manfaatnya. Selain itu kelompok “Tulip” mampu melakukan percobaan untuk mengetahui sumber energi
pada jam dinding, kipas angin, dan senter. Siswa mampu untuk aktif dalam proses kegiatan penalaran untuk menghasilkan sebuah kesimpulan
dari percobaan yang telah dilakukan dalam kegiatan pembelajaran saintifik.
Berbeda dengan hasil pekerjaan kelompok “Endank Soekamti” yang terdiri dari Tegar, Arvel, Catur, Prima, Sandi, dan Yusup. Kelompok
“Endank Soekamti” hanya mampu menuliskan pengamatannya yang berjumlah 15 benda-benda elektronik beserta perubahan energi dan
manfaatnya. Kelompok “Endank Soekamti” juga mampu melakukan percobaan, namun pada saat masuk dalam tahap kegiatan penalaran
tentang pertanyaan “apasaja kegunaan energi listrik dalam kehidupan disekitarmu?”, siswa menjawab “untuk mencukupi kehidupan sehari-
hari”. Dari jawaban yang diberikan siswa, nampak bahwa siswa kurang mencermati soal dan belum sepenuhnya menjawab dengan maksimal
sesuai dengan pengamatan yang telah dilakukan. Sama halnya dengan hasil kelompok “Anak-anak Kanisius” yang
anggotanya terdiri dari Herry, Daniel, Nendra, Nico, Oskar, Sendi, dan Anne. Kelompok “Anak-anak Kanisius” juga menuliskan 15 benda-
benda elektronik beserta perubahan energi dan manfaatnya. Namun
ketika menuliskan hasil pekerjaan dengan menggunakan senter, kelompok “Anak-anak Kanisius” terlihat masih asal dan kurang jelas
maksud dari jawaban yang dituliskan seperti pada pertanyaan “apakah terjadi perubahan energi pada senter yang dinyalakan?”, kelompok
“Anak-anak Kanisius” hanya menjawab “menjadi nyala”. Pada saat memasuki tahap membuat kesimpulan berdasarkan kegiatan menalar,
siswa sudah cukup baik, hanya masih kurang maksimal dalam menyusun kalimat yang sesuai dengan maksud yang diharapkan kelompok.
Hasil penilaian pada pertemuan kedua siklus I yang membahas tentang sumber dan manfaat energi angin dan energi air dapat diperoleh
dari LKS yang dikerjakan siswa. Kelompok “Tulip” sudah mengerjakan tugas dalam LKS dengan baik. Siswa sudah dapat menuliskan
pemanfaatan energi angin dan air sesuai pengamatannya. Tetapi kelompok “Tulip” belum sepenuhnya maksimal dalam menjawab
pertanyaan setelah melakukan percobaan membuat kincir angin.nampak bahwa siswa ingin cepat-cepat selesai sehingga jawaban yang ditulis
kurang lengkap Hal yang hampir sama terjad
i pada kelompok “Endank Soekamti” yang sudah dapat mengerjakan tugas dengan baik dengan menuliskan
manfaat energi angin dan air dengan benar. Hanya saja menjawab pertanyaan setelah percobaan siswa kurang teliti dalam memahami
pertanyaannya. Tetapi secara keseluruhan siswa sudah aktif mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung.
Berbeda dengan kelompok “Anak-anak Kanisius”. Siswa dapat menjawab tugas dengan baik tetapi kurang memperhatikan soal yang ada
dalam lembar kerja. S eperti pada pertanyaan “Jelaskan manfaat energi air
yang ada dalam gambar?”, siswa menjawab “pembangkit listrik tenaga angin”. Dari jawaban yang dituliskan siswa terlihat kurang memahami
dan kurang teliti dalam menjawab soal. pada saat menjawab pertanyaan setelah percobaan kincir angin
seperti “bagaimana caranya agar baling- baling cepat berputar?”, siswa menjawab “karena ada angin”. Jawaban
yang diberikan siswa masih nampak asal ingin cepat selesai mengerjakan tugas. Dalam hal aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran
saintifik siswa sangat bersemangat dan selalu ingin tahu tentang pengetahuan apa yang bisa siswa peroleh.
Hasil kegiatan pertemuan ketiga siklus I yang membahas tentang sumber dan manfaat energi panas. Kelompok “Tulip” sudah mampu
mengerjakan tugas pengamatan yang ada dalam LKS dengan lengkap. Siswa juga sudah mampu melaksanakan percobaan dengan menggunakan
tangan, batu, penggaris mika, dan lilin. Secara keseluruhan siswa sudah menuliskan hasil percobaannya dengan baik hanya masih ada satu
pertanyaan yaitu “apa yang kamu rasakan setelah menggesekkan kedua batu setelah beberapa menit?”. Siswa menjawab “karena kedua batu
bergesekkan”. Nampak dari jawaban siswa yang belum selesai maka siswa terlihat terburu-buru dalam menjawab dan kurang teliti menuliskan
hasil percobaannya dengan menggunakan batu. Siswa terlihat aktif
dengan kegiatan pembelajaran saintifik untuk memperoleh pengetahuan energi panas yang dipelajari.
Berbeda sedikit dengan kelompok “Endank Soekamti” yang menuliskan hasil pengamatan, percobaan, dan penalaran serta pembuatan
kesimpulan yang secara maksimal dan lengkap. Sehingga kelompok “Endank Soekamti” mendapatkan nilai maksimal untuk kegiatan
pertemuan yang ketiga ini. Siswa mampu secara aktif dan teliti menuliskan hasil pengamatan dan menjawab pertanyaan setelah
melakukan percobaan. Siswa juga aktif bekerjasama di dalam kelompok untuk membuat kesimpulan sederhana mengenai manfaat dan sumber
energi panas dalam pembelajaran saintifik. Dalam kelompok “Anak-anak Kanisius” masih terlihat kurang
maksimal dal am menjawab pertanyaan seperti “energi apa yang
dimanfaatkan dalam gambar di atas?”, siswa menjawab “menjemur baju, menjemur padi, merebus air”. Jawaban yang dituliskan siswa nampak
tidak nyambung dengan pertanyaan yang ada di LKS. Tetapi secara keseluruhan siswa sudah bersemangat melakukan percobaan sesuai
dengan petunjuk yang ada dalam LKS. Siswa juga aktif mengikuti kegiatan pembelajaran saintifik dan mampu untuk menyimpulkan
kegiatan yang telah dilakukan. Siswa memperoleh pengetahuannya sendiri dan menjadi bersemangat bekerjasama dengan temannya yang
lain untuk membangun pengetahuan sesuai dengan kebutuhan siswa.
Hasil penilaian siklus II kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik nampak dalam hasil lembar kerja siwa LKS yang
dikerjakan oleh siswa secara berkelompok. Pertemuan pertama membahas tentang manfaat sumber energi cahaya dan sifat-sifat cahaya.
Kelompok Tulip yang anggotanya terdiri dari Wanda, Catrin, Kinan, Klara, Carolin, dan Tyas dalam kegiatan pengamatan dapat
menyebutkan 11 kegiatan yang menggunakan sumber energi cahaya beserta manfaatnya. Kelompok “Tulip” sudah melakukan percobaan
dengan baik dengan menuliskan hasil percobaannya dengan lengkap. Namun saat memasuki kegiatan penalaran siswa belum maksimal dalam
menjawab pertany aan seperti “dari percobaan yang telah kamu lakukan,
apa saja sifat- sifat cahaya yang kamu ketahui?”. Siswa menjawab “energi
cahaya dapat menebus, membias, memantul, merambat”. Nampak bahwa jawaban siswa kurang lengkap dan kurang teliti menuliskan setiap kata
pada lembar jawaban. Namun secara keseluruhan siswa sudah aktif mengikuti kegiatan pembelajaran saintifik dengan bersemangat dan mau
bekerjasama dengan teman yang lain. Berbeda dengan kelompok “Endank Soekamti” yang anggotanya
terdiri dari Tegar, Arvel, Catur, Prima, Sandi, dan Yusup. Kelompok “Endank Soekamti” di dalam kegiatan pengamatan hanya menyebutkan 6
kegiatan beserta manfaatnya yang menggunakan energi cahaya. Tetapi kelompok sudah aktif melakukan percobaan dan menuliskan hasil
percobaannya dengan benar. Pada saat memasuki kegiatan penalaran
untuk mendorong siswa membuat suatu kesimpulan, nampak bahwa siswa kurang teliti dalam menjawab pertanyaan. Seperti pada pertanyaan
“apa saja sifat-sifat cahaya yang kamu ketahui ?”, siswa hanya menjawab “memantul, menembus”. Jika dilihat kembali tentang hasil jawaban
percobaan siswa menuliskan secara lengkap, ini membuktikan siswa terlalu cepat menuliskan jawaban sehingga kurang teliti dalam menyusun
suatu kalimat dengan benar. Pada kelompok “Anak-anak Kanisius” yang anggotanya terdiri dari
Herry, Daniel, Nendra, Nico, Oskar, Sendi, dan Anne. Dalam pengamatannya menulis 9 kegiatan yang menggunakan energi cahaya
beserta manfaatnya. Secara keseluruhan sama halnya dengan kelompok lain, kelompok “Anak-anak Kanisius” sudah cukup baik dalam
mengerjakan tugas. Siswa sudah aktif melakukan percobaan dan mencatat hasilnya serta sudah dapat memasuk tahap menalar dengan
menjawab pertanyaan dengan baik, hanya kurang lengkap dalam menyimpulkan.
Penilaian LKS pada pertemuan kedua siklus II menjelaskan tentang sumber energi bunyi dan sifat-
sifat bunyi. Kelompok “Tulip” secara keseluruhan sedah dapat mengikuti kegiatan pembelajaran saintifik
dengan baik. Siswa dapat melakukan percobaan adanya sifat-sifat bunyi dengan maksimal dan menuliskan hasilnya dengan cukup baik. Hanya
terlihat di dalam tulisannya yang masih kurang kata-kata di dalam menyusun kalimat sehingga nilai yang diperoleh kurang maksimal.
Sama halnya dengan kelompok “Tulip”, kelompok “Endank Soekamti” dan kelompok “Anak-anak Kanisius” sudah baik dalam
mengerjakan tugas dalam lembar kerja. Tetapi ketika menuliskan kalimat tentang hasil percobaan dan penalarannya siswa kurang teliti dalam
menyusun kalimat sehingga masih ada kata yang kurang untuk dituliskan. Hal ini menyebabkan maksud dari jawaban yang ditulis siswa
kurang tepat dan kurang lengkap. Namun secara keseluruhan melalui pembelajaran saintifik siswa menjadi tertarik untuk memperoleh
pengetahuan yang ingin mereka cari sendiri melalui pengamatan, pertanyaan, percobaan, penalaran, dan sampai pada pembuatan
kesimpulan yang nantinya diceritakan di depan temannya. Hasil penilaian LKS pertemuan ketiga siklus II membahas tentang
manfaat energi bahan bakar minyak BBM. Kelompok “Tulip” sudah melakukan pengamatan proses terbentuknya energi bahan bakar minyak
dengan mencoba untuk menempelkan gambar dan membuat poster sederhana. Dengan poster siswa mencoba untuk memahami dan
menjelaskan kepada teman yang lain tentang proses terbentuknya minyak dari dalam bumi.
Tidak jauh berbeda dengan kelompok “Endank Soekamti” dan kelompok “Anak-anak Kanisius” juga sudah dapat menjawab tugas
dengan baik dengan menyusun proses terbentuknya minyak dengan lengkap. Namun kegiatan menalar pada semua kelompok hanya
menyebutkan satu kegiatan yang memanfaatkan energi bahan bakar
minyak. Nampak bahwa siswa ingin cepat selesai karena pertemuan ketiga ini merupakan pertemuan terakhir dalam siklus II. Namun siswa
mampu untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik.
Prestasi belajar siswa selain LKS juga ditunjukkan dengan hasi evaluasi siswa yang dapat dilihat pada tabel 4.23.
Tabel 4.23 Nilai Evaluasi siklus I dan siklus II
No Nama
Nilai Evaluasi Siklus I
Siklus II
1 Tegar
40 50
2 Herry
70 75
3 Arvel
80 85
4 Catur
75 80
5 Wanda
75 75
6 Catrin
80 85
7 Daniel
35 35
8 Nendra
80 80
9 Kinan
90 95
10 Klara
85 85
11 Carolin
85 90
12 Tyas
80 90
13 Nico
45 55
14 Oskar
40 45
15 Prima
90 90
16 Sendi
75 80
17 Sandi
85 85
18 Yusup
85 80
19 Anne
90 90
Nilai tertinggi 90
95 Nilai terendah
35 35
Nilai rata-rata 72,89
76,31
Dari tabel 4.15 nilai evaluasi siswa pada siklus I diperohen hasil nilai tertinggi yaitu 90, nilai terendah adalah 35 dan rata-rata nilai evaluasi
siklus I yaitu 72,89. Pada siklus II nilai tertinggi siswa yaitu 95, nilai
terendah adalah 35, dan rata-rata nilai adalah 76,31. Hasil rata-rata nilai pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan sebesar 3,42.
Evaluasi dilaksanakan pada akhir pertemuan ketiga. Soal yang dikerjakan dalam evaluasi sebanyak 20 soal dengan bentuk soal pilihan
ganda. Materi evaluasi siklus I meliputi sumber energi pada benda-benda elektronik dan manfaatnya, sumber energi angin dan air beserta
manfaatnya, dan sumber energi panas dan manfaatnya bagi kehidupan. Hasil evaluasi siklus I menunjukkan bahwa ada siswa yang mampu
mengerjakan soal 18 dari 20 soal evaluasi dengan benar, dan ada siswa yang hanya menjawab 7 soal dari 20 soal evaluasi dengan benar. Siswa
yang mampu mengerjakan soal evaluasi terlihat dari nilai yang diperoleh yaitu 90. Siswa yang kurang mampu terlihat dari hasil evaluasi yang
mendapat nilai kurang baik dengan perolehan nilainya adalah 35. Pada siklus II soal yang dikerjakan dalam evaluasi sebanyak 20 soal
dengan bentuk soal pilihan ganda. Materi evaluasi siklus II meliputi energi cahaya beserta sifat-sifat cahaya, sumber energi bunyi dan sifat-
sifat bunyi, sumber dan manfaat energi bahan bakar minyak. Hasil evaluasi siklus II menunjukkan bahwa ada siswa yang mampu
mengerjakan 19 soal dari 20 soal evaluasi dengan benar, dan ada siswa yang hanya menjawab 7 soal dari 20 soal evaluasi dengan benar. Siswa
yang mampu mengerjakan soal evaluasi terlihat dari nilai yang diperoleh dengan mendapat nilai 95, dan siswa yang kurang mampu terlihat dari
hasil evaluasi yang mendapat nilai kurang baik yaitu 35.
Rangkuman nilai prestasi belajar siswa dari nilai Lembar Kerja Siswa dan nilai evaluasi dapat dilihat pada tabel 4.24.
Tabel 4.24 Rangkuman nilai prestasi belajar siswa siklus I dan siklus II
No Nama
Kondisi Awal
Siklus I Siklus II
Nilai akhir
KKM Kriteria
Nilai akhir
KKM Kriteria
Nilai Pencapaian
KKM TT
T TT
T
1 Tegar
65,33 65
√ 66,33
65 √
2 Herry
75,33 65
√ 83,33
65 √
3 Arvel
85,33 65
√ 83,83
65 √
4 Catur
82,83 65
√ 81,33
65 √
5 Wanda
81,33 65
√ 81,33
65 √
6 Catrin
83,83 65
√ 86,33
65 √
7 Daniel
57,83 65
√ 63,33
65 √
8 Nendra
80,33 65
√ 85,83
65 √
9 Kinan
88,83 65
√ 91,33
65 √
10 Klara
86,33 65
√ 86,33
65 √
11 Carolin
86,33 65
√ 88,83
65 √
12 Tyas
83,83 65
√ 88,83
65 √
13 Nico
62,83 65
√ 73,33
65 √
14 Oskar
60,33 65
√ 68,33
65 √
15 Prima
90,33 65
√ 86,33
65 √
16 Sendi
77,83 65
√ 85,83
65 √
17 Sandi
87,83 65
√ 83,83
65 √
18 Yusup
87,83 65
√ 81,33
65 √
19 Anne
85,33 65
√ 90,83
65 √
Nilai tertinggi 90,33
15 84
91,33 5
94 Nilai
terendah 57,83
63,33 Nilai rata-
rata 60,5
79,46 81,93
Keterangan: TT = Tidak Tuntas; T
= Tuntas Tabel 4.24 menjelaskan bahwa nilai prestasi siswa siklus I diperoleh
nilai tertinggi yaitu 90,33, nilai terendah 57,83, dan rata-rata nilai yaitu 79,46. Pada siklus I siswa yang tuntas KKM sebanyak 16 siswa atau 84
dari 19 siswa. Pada siklus II nilai prestasi siswa tertinggi yaitu 91,33, nilai terendah adalah 63,33, dan nilai rata-rata siswa adalah 81,93. Pada
siklus II siswa yang tuntas KKM sebanyak 18 siswa atau 94 dari 19
siswa. Peningkatan nilai prestasi siswa yang mencapai KKM dapat dilihat pada gambar 4.6.
Gambar 4.6. Siswa yang mencapai KKM siklus I dan siklus II Pada gambar 4.6 menjelaskan bahwa siswa yang mencapai KKM
kondisi awal yaitu 60, pada siklus I yaitu 84, dan pada siklus II adalah 94. Peningkatan siswa siklus I dan siklus II yang tuntas KKM
sebesar 10. Hasil perolehan nilai yang baik dari siswa yang tuntas KKM tidak
terlepas dari kualitas proses selama pembelajaran berlangsung. Kualitas proses pembelajaran menunjukkan bahwa siswa aktif terlibat selama
pembelajaran. keaktifan siswa pada proses pembelajaran mendorong mereka untuk aktif berpikir, sehingga siswa mampu untuk beraktivitas
membangun pengetahuannya sendiri. 60
84 94
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
KKM Kondisi awal
Siklus 1 Siklus 2
Pendekatan saintifik mendorong siswa aktif berpikir selama proses pembelajaran yang memuat tahap mengamati, menanya, mencoba,
menalar, dan mengkomunikasikan. Tahap mengamati memberikan kesempatan siswa untuk belajar aktif dalam mengamati setiap fenomena
yang ada. Tahap menanya mendorong siswa untuk kritis terhadap setiap permasalahan yang sedang dihadapi dan aktif untuk mencari tahu
jawabannya. Tahap mencoba memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara langsung membangun pengetahuan tentang materi yang
dipelajari. Tahap menalar mendorong siswa untuk berfikir membuat kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan siswa selama proses
pembelajarn. Tahap mengkomunikasikan membuat
siswa aktif bersemangat menceritaan hasil pembelajaran yang telah dilakukan yang
nantinya dapat berguna bagi dirinya dan orang lain. Jadi tahap-tahap dalam pendekatan saintifik mndorong siswa untuk aktif terlibat dalam
setiap proses kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Data mengenai persentase peningkatan keaktifan dan prestasi secara
keseluruhan dari siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.25.
Tabel 4.25 Keaktifan dan prestasi belajar siswa siklus I dan siklus II
No Variabel
Kondisi Awal
Siklus I Siklus II
Capaian Target
Ket Capaian
Target Ket
Keaktifan 1
Persentase dalam
melibatkan pikiran
siswa pendapat
siswa dalam
pembelajaran IPA 15
36,80 25
√ 52,60
45 √
2 Persentase
siswa dalam
mengumpulkan informasi
berdasarkan berbagai strategi
kecerdasan yang dimilikinya
10 47,30
20 √
52,60 40
√
3 Persentase
siswa dalam
melakukan pengamatan
dalam pembelajaran IPA
20 63,10
30 √
63,10 50
√
4 Persentase
siswa dalam
membuat produk
dalam pembelajaran IPA
47,30 20
√ 57,80
45 √
5 Persentase
kekompakkan kelas sebagai
kelompok belajar
dalam pembelajaran IPA
20 42,10
30 √
47,30 40
√
Prestasi belajar 6
Rata-rata nilai
ulangan harian 60,5
72,89 70
√ 76,31
75 √
7 Persentase
siswa yang
mencapai KKM
60 84,20
70 √
94,70 80
√
Keterangan: √ = Mencapai target Tabel 4.25 menjelaskan bahwa persentase capaian keaktifan dan prestasi
belajar siswa dalam siklus I dan siklus II sudah memenuhi target yang telah ditetapkan.
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN
Pada bagian bab V ini ada tiga hal yang akan dibahas. Tiga hal tersebut adalah kesimpulan, keterbatasan, dan saran.
A. Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah : 1.
Pendekatan saintifik dapat meningkatkan keaktifan siswa pada materi macam-macam sumber energi kelas IV SDK Minggir. Peningkatan
keaktifan siswa pada indikator pertama kondisi awal yaitu 15, capaian pada siklus I yaitu 36 dan capaian dalam siklus II adalah 52.
Keaktifan siswa pada indikator kedua pada kondisi awal yaitu 10, capaian dalam siklus II adalah 47, dan capaian dalam siklus II yaitu
52. Pada indikator yang ketiga kondisi awal siswa 20, sedangkan capaian pada siklus I dan II sama yaitu 63. Pada indikator keempat
kondisi awal siswa yaitu 0, capaian untuk siklus I yaitu 47 dan capaian untuk siklus II adalah 57. Pada indikator keaktifan siswa yang
kelima untuk kondisi awal siswa yaitu 20, capaian dalam siklus I yaitu 42, dan capaian untuk siklus II adalah 47. Keaktifan siswa dalam
melibatkan pikirannya nampak ketika siswa menyampaikan gagasannya serta bertanya tentang pengamatannya dan mencoba untuk menalar hasil
percobaan yang telah dilakukan. Keaktifan siswa dalam mengumpulkan informasi berdasarkan strategi kecerdasan yang dimiliki nampak saat
siswa aktif bertanya dan memakai sumber bacaan yang ada di sekolah. Keaktifan siswa dalam melakukan pengamatan terlihat saat siswa
bersemangat melakukan
pengamatan dan
menuliskan hasil
pengamatannya. Keaktifan siswa dalam membuat sesuatu nampak ketika siswa melakukan percobaan serta mencoba untuk membuat kesimpulan
berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan. Keaktifan siswa dalam kekompakan kelas sebagai kelompok belajar nampak saat siswa
menceritakan hasil belajarnya bersama kelompoknya dan bekerjasama dengan teman yang lain serta aktif untuk mengajari teman yang belum
paham terhadap materi pembelajaran. 2.
Pendekatan saintifik meningkatkan prestasi belajar siswa dalam materi macam-macam sumber energi kelas IV SDK Minggir. Peningkatan
prestasi yang mencapai KKM pada kondisi awal yaitu 60, pada siklus I adalah 84, dan pada siklus II yaitu 94. Peningkatan pestasi belajar
siswa siklus I dan siklus II sebesar 10. Pembelajaran siswa nampak dalam tahap-tahap pembelajaran melalui pendekatan saintifik. Tahap-
tahap pembelajaran dalam pendekatan saintifik memberikan kesempatan kepada siswa untuk berusaha menemukan sendiri pengetahuan yang
siswa butuhkan. Setiap tahap dalam pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan
membuat siswa berpikir secara kritis untuk membangun setiap pengetahuannya.
B. Keterbatasan Penelitian
1. Keterbatasan penelitian ini yaitu pelaksanaan dalam penelitian ini hanya
terbatas pada materi pelajaran IPA yang tertera dalam rencana pembelajaran menggunakan kurikulum 2013.
2. Penilaian dalam pembelajaran hanya mengambil pada aspek pengetahuan
saja. 3.
Pengkondisian kelas dalam kelompok belajar masih kurang.
C. Saran
Saran dalam penelitian ini adalah : 1.
Untuk peneliti yang akan melakukan penelitian selanjutnya dapat melaksanakan penelitian bukan hanya pada materi IPA namun semua
bidang studi yang terkait dalam perencanaan pembelajaran pada setiap pertemuan.
2. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan penilaian pada aspek sikap,
tindakan, dan pengetahuan dengan memperhatikan indikator yang telah dibuat.
3. Percobaan tentang adanya sumber energi panas dengan menggunakan
lilin dan sendok logam dapat menimbulkan reaksi panas dan gosong pada sendok, sehingga perlu pendampingan untuk menjaga keselamatan siswa.
DAFTAR REFERENSI
Amien, Moh. 1987.
Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam dengan Menggunkan
Metode ‘Disccovery’ dan ‘Inquiry’. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Afriki, dkk. 2013. Buku guru: Selalu
Berhemat Energi; Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013
. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Afriki, dkk. 2013. Buku siswa:
Selalu Berhemat Energi; Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013
. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Arifin, Zainal. 2012.
Evaluasi Pembelajaran
. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 2005.
Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan
. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2012.
Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan
. Jakarta: Bumi Aksara
Atsnan, dan Rahmita Yuliana Gazali. 2013.
Penerapan Pendekatan Scientific Dalam Pembelajaran Matematika SMP Kelas VII Materi Bilangan pecahan.
Mahasiswa Pendidikan Matematika Pasca Sarjana UNY. Azwar, Saifuddin. 2007.
Dasar-Dasar Psikometri
. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, Saifuddin. 2009.
Reliabilitas dan Validitas
. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dimyati dan Mudjino. 2006.
Belajar dan Pembelajaran
. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dirawat,H. 1993.
Sistem Pembinaan Profesional dan Cara Belajar Siswa Aktif
. Jakarta: PT Grasindo.
Fauziah, Resti, dkk. 2013.
Pembelajaran Saintifik Elektronika Dasar Berorientasi Pembelajaran Berbasis Masalah.
Program Studi Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI. Bandung. skripsi.
Hamzah dan Mohamad, Nurdin. 2011.
Belajar Dengan Pendekatan Palkem
: Pembelajaran aktif,Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta:
Bumi Aksara. Haryanto. 2013.
Sains.
Jakarta: Erlangga Hasibuan, Moedjiono. 1995.
Proses Belajar Mengajar
. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Imron, Ali. 1996.
Belajar dann Pembelajaran
. Jakarta: PT Pustaka Jaya. Irianto, Teguh, dkk. 2005.
Eksperimen Sains Jilid 4
. Jakarta: Erlangga. Iskandar, Srini M. 2001.
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
. Bandung: Cv. Maulana.
Komara, Endang. 2011.
Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian
. Bandung: PT Refika Aditama
Mahmud. 2011.
Metode Penelitian Pendidikan
. Bandung: CV Pustaka Setia. Mahyuni, Siti. 2009.
200+ Strategi dan Proyek Pembelajaran Aktif untuk Melibatkan Kecerdasan Siswa Edisi Kedua
. Jakarta: PT Indeks. Majid, Abdul. 2014.
Pembelajaran Tematik Terpadu
. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Moedjiono dan Dimyati. 19921993.
Strategi Belajar Mengajar
. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Syah, Muhibbiin. 2008.
Psikologi Belajar
. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.