Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
Guru juga melanjutkan komentarnya ketika peneliti bertanya tentang bagaimana penerapan metode yang ada di dalam kelas, guru menjawab
“Biasanya sebelum metode tanya jawab, anak dikelompokkan ke dalam kelompoknya masing-masing pioner dengan pioner, pra pioner dengan pra
pioner, purba dengan purba, setelah itu kelompok pra dan purba membuat pertanyaan sebanyak mungkin yang nantinya akan dijawab oleh kelompok
pioner, sebaliknya kelompok pioner juga akan bertanya sebanyak mungkin dan nantinya akan dijawab oleh kelompok pra dan purba
”. Siswa pioner akan cenderung membuat soal yang lebih sulit untuk dijawab
siswa pra dan siswa purba. Hal ini mengakibatkan adanya rasa kecewa dan malu yang nampak pada wajah-wajah kelompok siswa pra dan purba karena
tidak bisa menjawab pertanyaan. Akan terjadi pemahaman bahwa mereka yang kelompok siswa pra dan purba merasa bahwa dirinya memang tidak bisa dan
tidak mempunyai kemampuan seperti kelompok pioner. Keaktifan siswa di kelas juga akan didominasi oleh siswa pioner dan siswa yang lainnya hanya
menyaksikan. Pada proses pembelajaran IPA di kelas, keaktifan siswa terlihat kurang
maksimal dengan belum memiliki kesempatan untuk melakukan sesuatu percobaan sehingga siswa kurang mampu untuk menemukan sendiri
pengetahuan yang ingin mereka cari. Terlihat dari pengamatan langsung di kelas IV SD Kanisius Minggir pada tanggal 17 Mei 2014 pukul 07.05 sampai
pukul 08.30 tampak bahwa siswa siswa memang kurang diberi kesempatan untuk menggali pengetahuannya sendiri sesuai kebutuhannya. Ketika guru
menerangkan materi gerhana matahari dan gerhana bulan hanya 15 dari 20 siswa yang melibatkan pikiran pendapat selama proses pembelajaran. Ketika
siswa masuk ke dalam kelompok untuk mencari data mengenai gerhana matahari dan gerhana bulan hanya 10 dari 20 siswa yang mengumpulkan
informasi berdasarkan berbagai strategi kecerdasan yang dimiliki. Saat di dalam kelompok hanya 20 dari 20 siswa yang melakukan pengamatan. Di
dalam kelompok terlihat hanya 0 dari 20 siswa yang mau membuat sesuatu melakukan suatu percobaan terhadap materi serta belum dapat menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilakukan. Ketika guru menyuruh siswa untuk bekerjasama dalam mengerjakan soal, hanya 20 dari 20 siswa yang kompak
di dalam mengikuti kegiatan belajar. Siswa dianjurkan hanya untuk menghafalkan setiap materi yang disampaikan oleh guru di kelas dan
menceritakan kembali di depan kelas. Khusus pada materi sumber-sumber energi, guru mengatakan terus terang
mengalami kesulitan dalam memberikan materi ini. Penyampaikan materi dengan hanya berceramah di dalam kelas membuat siswa bosan dan
mengantuk, apalagi pada materi sumber-sumber energi siswa dituntut harus bisa membedakan macam-macam sumber energi yang ada beserta manfaatnya.
Pada kenyataannya siswa lebih sering duduk di dalam kelas dan menghafal semua materi yang diajarkan guru. Media yang digunakan guru juga relatif
sedikit dan kurang maksimal penggunaannya karena dari guru yang bersangkutan menuturkan bahwa dalam pembuatan medianya itu sendiri akan
membutuhkan banyak waktu dan biaya yang dikeluarkan.
Hasil wawancara guru tentang nilai hasil ulangan pada materi sumber energi siswa kelas IV di SDK Minggir tahun pelajaran 2011 2012, 2012 2013, 2013
2014 dapat dilihat pada tabel 1.1. Tabel 1.1. Data Kondisi Awal Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas IV SDK
Minggir
Tahun Pelajaran
Jumlah Siswa yang Mencapai KKM
Jumlah Siswa yang Belum
Mencapai KKM KKM
Nilai Rata-
rata
2011 2012 14 Siswa
46,66 16 Siswa
53,33 65
52,7 2012 2013
10 Siswa 52,63
9 Siswa 47,36
65 66,57
2013 2014 12 Siswa
60 8 Siswa
40 65
60,5 Rata-rata
59,92 Sumber : Guru kelas IV SDK Minggir
Berdasarkan tabel 1.1 dapat dijelaskan bahwa pada tahun pelajaran 20112012 dari 30 siswa hanya 14 siswa 46,66 yang lulus KKM, sedangkan
16 siswa 53,33 lainnya belum memenuhi KKM. Untuk KKM kelas IV IPA yaitu 65, sedangkan rata-rata nilai kelas 52,7. Pada tahun pelajaran 2012 2013
dengan KKM IPA sama yaitu 65, siswa yang lulus KKM ada 10 siswa 52,63 dan yang tidak lulus KKM ada 9 siswa 47,36 dari 19 siswa yang
ada di kelas dengan rata-rata nilai kelas yaitu 66,57. Untuk tahun pelajaran 20132014 dari 20 siswa yang ada, terdapat 12 siswa 60 lulus KKM dan 8
siswa 40 belum memenuhi KKM, sementara KKM pelajaran IPA yaitu 65 dan rata-rata nilai kelasnya 60,5.
Peneliti menduga penyebab rendahnya prestasi belajar tersebut karena adanya kekurangtepatan dalam memilih pendekatan pembelajaran maupun
metode mengajar yang guru terapkan kurang bisa maksimal dalam menggali potensi yang dimiliki siswa. Metode ceramah yang sudah diterapkan,
nampaknya juga kurang diminati para siswa. Mereka hanya duduk diam dan mendengarkan guru yang sedang menerangkan, ini membuat siswa merasa
kurang bersemangat karena belum sepenuhnya terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Penerapan metode diskusi kelompok dalam proses pembelajaran
yang sebelumnya sudah dijelaskan juga kurang diminati oleh siswa. Apalagi siswa yang prestasinya tinggi, mereka akan mendominasi dalam kelompok dan
merasakan siswa lain hanya menunggu, melihat, dan menyerahkan cara menyelesaikan tugas-tugas diskusi kepada mereka. Kekompakan kelas sebagai
kelompok belajarpun menurun dan akhirnya sebagian besar siswa lebih menyukai bersikap menerima saja semua materi yang diajarkan oleh guru dan
hanya didominasi oleh siswa tertentu saja, dengan kata lain proses belajar mengajarnya masih berpusat pada guru.
Guru di kelas lebih menekankan siswa untuk terus membaca materi dan menghafalkannya supaya dapat menerangkan atau menjelaskan materi yang ia
baca dan hafalkan di depan kelas. Metode hafalan inilah yang sepertinya membuat banyak siswa menjadi kurang aktif dalam hal bertanya dan menjawab
pertanyaan serta mengurangi kemampuannya untuk mengamati lingkungan sekitar dan melakukan kegiatan eksperimen yang lebih menuntut siswa untuk
aktif. Sifat hafalan ini juga akan tersimpan dalam ingatan tetapi hanya bersifat sementara, jadi siswa mudah lupa. Guru perlu melatih siswa untuk belajar lebih
mandiri agar siswa terlatih untuk aktif mencari pengetahuannya. Penempatan
posisi guru sebagai pembimbing dan fasilitator dalam kegiatan belajar juga akan membantu mengarahkan siswa untuk mendapatkan informasi
pengetahuan yang dibutuhkan. Peranan guru sangatlah penting dalam memilih pendekatan pembelajaran
yang tepat. Pendekatan pembelajaran ini dapat ditentukan oleh guru dengan memperhatikan tujuan dan materi yang hendak dipilih dalam pembelajaran
sehingga proses pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Pemilihan pendekatan pembelajaran yang benar akan
membawa siswa berkembang sesuai dengan potensi mereka seutuhnya. Pemilihan pendekatan yang tepat akan membuat siswa mengenal berbagai
macam cara belajar sehingga siswa sendiri tidak akan merasa bosan dalam mengikuti proses belajar di kelas.
Pendekatan pembelajaran yang dipandang dapat mempengaruhi dan meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa adalah pendekatan saintifik.
Pendekatan saintifik adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang
menekankan pada keterampilan proses. Dalam keterampilan proses tersebut bertujuan agar siswa mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta
dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang harus dimiliki sesuai dengan taraf perkembangan kognitifnya Semiawan,dkk
1985:18. Peneliti tertarik untuk mengambil pendekatan saintifik
karena siswa dilatih untuk aktif menemukan pengetahuan dengan mengamati, bertanya kepada
teman dan guru mengenai konsep yang dia temukan, dilatih untuk aktif
melakukan percobaan dan aktif untuk menceritakan hasil percobaan yang ditemukan, serta dilatih untuk bekerjasama dalam kelompok belajar dan
mengajari teman yang belum paham terhadap materi yang dipelajari. Pendekatan saintifik menuntut siswa untuk berpikir kritis agar dapat mengatasi
setiap permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran dengan menggunakan konsep yang telah ditemukan, sehingga membuat adanya
kesatuan yang terkait antara pengembangan konsep dan pengembangan sikap serta nilai yang ada dalam diri siswa.
Pendekatan tersebut diharapkan proses pembelajaran yang berlangsung di SDK Minggir dapat berjalan dengan efektif, menyenangkan dan mencapai
prestasi belajar siswa dengan maksimal serta keaktifan siswa di kelas juga dapat meningkat. Berdasarkan kondisi yang telah dibahas sebelumnya di kelas
IV, maka penulis tergerak untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Pendekatan Saintifik pada Subtema Macam-macam Sumber Energi Kelas
IV SDK Minggir ”.