Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar materi pemanfaatan energi melalui pendekatan saintifik siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I tahun pelajaran 2014/2015.
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATERI PEMANFAATAN ENERGI
MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK SISWA KELAS IV SD KANISIUS GAYAM I TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh:
Novitasari Afridiana 111134084
Latar belakang penelitian ini adalah kurangnya keaktifan siswa kelas IV dalam mengikuti proses pembelajaran serta rendahnya prestasi belajar siswa pada materi pemanfaatan energi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) peningkatan keaktifan belajar siswa, (2) peningkatan prestasi belajar siswa, (3) deskripsi atau gambaran penerapan pendekatan saintifik dalam meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I tahun pelajaran 2014/2015.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus dimana terbagi dalam 2 pertemuan setiap siklusnya. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 37 siswa. Objek penelitian ini adalah keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan keaktifan, pedoman wawancara dan tes tertulis. Teknis analisis data yang digunakan adalah data kualitatif dan kuantitatif.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan saintifik dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini dapat dilihat dari (1) peningkatan persentase keaktifan, kondisi awal indikator 1 adalah 32,43%, siklus I 47,3%, siklus II 76,68%. Kondisi awal indikator 2 adalah 48,65%, siklus I 66,22%, siklus II 56,8%. Kondisi awal indikator 3 adalah 35,13%, siklus I 56,8%, siklus II 77,03%. Kondisi awal indikator 4 adalah 40,54%, siklus I 87,84%, siklus II 97,3%. Kondisi awal indikator 5 adalah 27,02%, siklus I 60,81%, siklus II 74,33%. Kondisi awal indikator 6 adalah 40,54%, siklus I 91,54%, siklus II 97,3%. Kondisi awal indikator 7 adalah 48,65%, siklus I 67,57%, siklus II 89,2%. (2) Sedangkan prestasi belajar dapat dilihat dari meningkatnya rata-rata kelas yang diperoleh yakni pada kondisi awal 59,37 pada siklus I menjadi 70,3 dan siklus II 80,67. Selain itu juga dapat dilihat dari persentase KKM yakni pada kondisi awal 29,5% meningkat pada siklus I menjadi 64,86% dan siklus II 91,89%. (3) Penerapan pendekatan saintifik dalam meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar, melalui langkah-langkah mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan.
(2)
THE IMPROVEMENT OF THE ACTIVENESS AND LEARNING ACHIEVEMENT UTILIZATION OF ENERGY MATERIAL
THROUGH A SCIENTIFIC APPROACH OF IV GRADE STUDENTS OF KANISIUS GAYAM I ELEMENTARY SCHOOL YEAR OF 2014/2015
By:
Novitasari Afridiana 111134084
The background of this research was the lack of the students’ activeness in learning process and the lackness of student achievement in utilization of energy material. This
research aimed to determine: (1) the improvement of students’ learning activeness, (2) the
improvement of students’ achievement, (3) the description or potrait of the application of the scientific approach to improve the activeness and learning achievement utilization of energy material through a scientific approach of IV grade students of Kanisius Gayam I elementary school year of 2014/2015.
The type of this research is Classroom Action Research (CAR), consisting of two cycles which are divided into 2 meetings for each cycle. The subjects in this research were the students of IV grade Kanisius Gayam I year of 2014/201, amounting to 37 students. The
object of this research are the students’ activeness and the learning achievement. The
instruments used in this research are the observation sheet, the interview guidance, and the written test. The technical analysis of the data used are qualitative and quantitative.
The results of this research indicate that the scientific approach can improve the activeness and the learning achievement of IV grade students Kanisius Gayam I elementary school yaer of 2014/2015. It can be seen from (1) the increase of the activeness percentage, the first condition of the first indicator was 32,43%, 47,3% in the first cycle, 76,68% in the second cycle. The first condition of the second indicator was 48,65%, 6622% in the first cycle, 56,8% in the second cycle. The first condition of the third indicator was 35,13%, 56,8% in the first cycle, 77,03% in the second cycle. The first condition of the fourth indicator was 40,54%, 87,84% in the first cycle, 97,3% in the second cycle. The first condition of the fifth indicator was 27,02%, 60,81% in the first cycle, 74,33% in the second cycle. The first condition of the sixth indicator was 40,54%, 91,54% in the first cycle, 97,3% in the second cycle. The first condition of the seventh indicator was 48,65%, 67,57% in the first cycle, 89,2% in the second cycle. (2) While the learning achievement can be seen from the average grade increase that obtained from the first condition that is 59,37 changes into 70,3 for the first cycle and 80,67 for the second cycle. It also can be seen from the KKM percentage at the first condition was 29,5% increase in the first cycle to 64,86% and 91,89% in the second cycle. (3) The application of the scientific approach to improve the activeness and learning achievement through the steps to observe, ask, try, reason, and communicate. Keywords: activeness, academic achievement, scientific approach.
(3)
i
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATERI PEMANFAATAN ENERGI
MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK SISWA KELAS IV SD KANISIUS GAYAM I TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh : Novitasari Afridiana
111134084
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2015
(4)
SKRIPSI
PENINGKATAN KEAKTIFttN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
ⅣIATERI PEDEIA■■rFAATAN ENERGIⅣIELALUIPENDEKATAN SANTIFIK SISWA KELASIV SD KANISIUS GAYAⅣ ll TAHUN PELAJARAN 2014/2015
E)istlsun oleh: NOVITASARI AFRIDIANA
NIⅣI:111134084
(5)
SKRIPSI
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISNX ⅣIATERI PEDIANFAATAN ENERGI
PIELALIIIPENDEKATAN SANTIFIK SISWA KELASIV SD KANISIUS GAYAPll TAtt PELAJARAN 2014/2015
E)ipcrsiapkan dan distlstln olch: NOVITASARI AFRIDlANA
NIⅣl:111134084
1・clah dipciallankan di dcpan panitia pcngtti parl,tallg3al〔:trヽPri1 2015
da■ dinyatakan tclah inemcllllいi syarat
Ketua
Sekretarr s
Anggota I
Anggota
ll
AnggotaIll
Susunall Pallitia Pcng彎 i
Na理■Le壼 ご:通p
G.Ari Ntlなral■■tサ:Si.,t.3,311・1`.,M.A
Clilristiyallti Apliliasiじ ti,S.Si.,ivi,Pd.
Rus,ηawan,S.Pd.,l■l Pd.
ヽfaria Ⅳ「citini lka Susanti,S.Pd.,卜1.Pd.
ヽ■ahyu恥″ido Sari,S.Si.,N/1.Biotcch.
Pendidikan
i,Ph.D.
(6)
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Seiring dengan rasa syukur kepada Allah SWT, kupersembahkan karya ini untuk:
Kedua orangtuaku tercinta Bapak Winarto dan Ibu Sri Isnaningsih yang senantiasa mendoakan dan memberi dukungan.
Adikku tersayang Agus Fajar Arifin yang selalu memberikan semangat dan doa.
Haris Sudrajat yang selalu menyemangati dan menemani hingga terselesaikannya karya ini.
Teman seperjuanganku dan teman baikku.
Seluruh warga SD Kanisius Gayam I yang telah memberikan ijin serta dukungan dalam penelitian.
Almamaterku Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan inspirasi, pengalaman, motivasi, dan dukungan.
(7)
v MOTTO
“Barang siapa bertakwa kepadda Allah maka Dia akan menjadikan jalan keluar baginya, dan memberinya rizki dari jalan yang tidak ia sangka, dan
barang siapa yang bertawakal kepada Allah maka cukuplah Allah baginya. Sesungguhnya Allah melaksanakan kehendak-Nya, Dia telah menjadikan
untuk setiap sesuatu kadarnya” (Q.S. Ath-Thalaq: 2-3).
Tidak ada seorangpun yang akan mengikutimu, jika kamu tak tahu kemana akan melangkah.
Jangan takut untuk mencari jalan lain, bukan berarti jalan yang banyak dilewati orang adalah jalan yang terbaik.
Hiduplah dengan bahagia agar bisa membahagiakan orang lain. “Bentangan layar yang kita atur, dan bukan arah angin yang menentukan
(8)
(9)
(10)
viii ABSTRAK
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATERI PEMANFAATAN ENERGI
MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK SISWA KELAS IV SD KANISIUS GAYAM I TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh:
Novitasari Afridiana 111134084
Latar belakang penelitian ini adalah kurangnya keaktifan siswa kelas IV dalam mengikuti proses pembelajaran serta rendahnya prestasi belajar siswa pada materi pemanfaatan energi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) peningkatan keaktifan belajar siswa, (2) peningkatan prestasi belajar siswa, (3) deskripsi atau gambaran penerapan pendekatan saintifik dalam meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I tahun pelajaran 2014/2015.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus dimana terbagi dalam 2 pertemuan setiap siklusnya. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 37 siswa. Objek penelitian ini adalah keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan keaktifan, pedoman wawancara dan tes tertulis. Teknis analisis data yang digunakan adalah data kualitatif dan kuantitatif.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan saintifik dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini dapat dilihat dari (1) peningkatan persentase keaktifan, kondisi awal indikator 1 adalah 32,43%, siklus I 47,3%, siklus II 76,68%. Kondisi awal indikator 2 adalah 48,65%, siklus I 66,22%, siklus II 56,8%. Kondisi awal indikator 3 adalah 35,13%, siklus I 56,8%, siklus II 77,03%. Kondisi awal indikator 4 adalah 40,54%, siklus I 87,84%, siklus II 97,3%. Kondisi awal indikator 5 adalah 27,02%, siklus I 60,81%, siklus II 74,33%. Kondisi awal indikator 6 adalah 40,54%, siklus I 91,54%, siklus II 97,3%. Kondisi awal indikator 7 adalah 48,65%, siklus I 67,57%, siklus II 89,2%. (2) Sedangkan prestasi belajar dapat dilihat dari meningkatnya rata-rata kelas yang diperoleh yakni pada kondisi awal 59,37 pada siklus I menjadi 70,3 dan siklus II 80,67. Selain itu juga dapat dilihat dari persentase KKM yakni pada kondisi awal 29,5% meningkat pada siklus I menjadi 64,86% dan siklus II 91,89%. (3) Penerapan pendekatan saintifik dalam meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar, melalui langkah-langkah mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan.
(11)
ix ABSTRACT
THE IMPROVEMENT OF THE ACTIVENESS AND LEARNING ACHIEVEMENT UTILIZATION OF ENERGY MATERIAL THROUGH A SCIENTIFIC APPROACH OF IV GRADE STUDENTS OF
KANISIUS GAYAM I ELEMENTARY SCHOOL YEAR OF 2014/2015 By:
Novitasari Afridiana 111134084
The background of this research was the lack of the students’ activeness in learning process and the lackness of student achievement in utilization of energy material. This research aimed to determine: (1) the improvement of students’ learning activeness, (2) the improvement of students’ achievement, (3) the description or potrait of the application of the scientific approach to improve the activeness and learning achievement utilization of energy material through a scientific approach of IV grade students of Kanisius Gayam I elementary school year of 2014/2015.
The type of this research is Classroom Action Research (CAR), consisting of two cycles which are divided into 2 meetings for each cycle. The subjects in this research were the students of IV grade Kanisius Gayam I year of 2014/201, amounting to 37 students. The object of this research are the students’ activeness and the learning achievement. The instruments used in this research are the observation sheet, the interview guidance, and the written test. The technical analysis of the data used are qualitative and quantitative.
The results of this research indicate that the scientific approach can improve the activeness and the learning achievement of IV grade students Kanisius Gayam I elementary school yaer of 2014/2015. It can be seen from (1) the increase of the activeness percentage, the first condition of the first indicator was 32,43%, 47,3% in the first cycle, 76,68% in the second cycle. The first condition of the second indicator was 48,65%, 6622% in the first cycle, 56,8% in the second cycle. The first condition of the third indicator was 35,13%, 56,8% in the first cycle, 77,03% in the second cycle. The first condition of the fourth indicator was 40,54%, 87,84% in the first cycle, 97,3% in the second cycle. The first condition of the fifth indicator was 27,02%, 60,81% in the first cycle, 74,33% in the second cycle. The first condition of the sixth indicator was 40,54%, 91,54% in the first cycle, 97,3% in the second cycle. The first condition of the seventh indicator was 48,65%, 67,57% in the first cycle, 89,2% in the second cycle. (2) While the learning achievement can be seen from the average grade increase that obtained from the first condition that is 59,37 changes into 70,3 for the first cycle and 80,67 for the second cycle. It also can be seen from the KKM percentage at the first condition was 29,5% increase in the first cycle to 64,86% and 91,89% in the second cycle. (3) The application of the scientific approach to improve the activeness and learning achievement through the steps to observe, ask, try, reason, and communicate.
(12)
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Materi Pemanfaatan Energi melalui Pendekatan Saintifik Siswa Kelas IV SD Kanisius Gayam I Tahun Pelajaran
2014/2015” dengan tepat waktu.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam menempuh ujian guna memperoleh gelar sarjana pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Selain itu diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Universitas Sanata Dharma, sekolah, pembaca, dan penulis sendiri.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
4. Bapak Rusmawan, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing dan memberi saran pada penulis.
5. Ibu Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing dan memberi saran pada penulis.
6. Seluruh dosen dan staf Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
7. Ibu Elisabeth Listriyani, S.Pd., selaku Kepala SD Kanisius Gayam I yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Para guru dan staf SD Kanisius Gayam I yang telah memberikan bantuan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
9. Kedua orang tuaku Bapak Winarto dan Ibu Sri Isnaningsih yang selalu memberikan dukungan dan doa.
(13)
xi
(14)
xii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUANPEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan Masalah ... 6
C. Rumusan Masalah ... 6
D. Pemecahan Masalah ... 7
E. Batasan Pengertian ... 7
F. Tujuan Penelitian ... 8
G. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11
A. Kajian Teori ... 11
B. Penelitian yang Relevan ... 35
C. Kerangka Berpikir ... 40
D. Hipotesis Tindakan ... 41
(15)
xiii
A. Jenis Penelitian ... 42
B. Setting Penelitian ... 45
C. Rencana Tindakan ... 47
D. Teknik Pengumpulan Data ... 57
E. Instrumen Penelitian ... 58
F. Validitas dan Reliabilitas ... 61
G. Teknik Analisis Data ... 70
BAB IV HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN ... 76
A. Hasil Penelitian ... 76
B. Pembahasan ... 102
BAB V PENUTUP ... 109
A. Kesimpulan ... 109
B. Keterbatasan Penelitian ... 110
C. Saran ... 110
DAFTARREFERENSI ... 112
LAMPIRAN ... 115
(16)
xiv
Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Keaktifan Siswa ... 59
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara ... 60
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II Sebelum Diujikan ... 61
Tabel 3.4 Hasil Validasi Silabus ... 62
Tabel 3.5 Hasil Validasi RPP ... 63
Tabel 3.6 Hasil Validasi LKS ... 64
Tabel 3.7 Hasil Validasi Soal Evaluasi ... 65
Tabel 3.8 Kisi-kisi Soal Siklus I Setelah Validasi ... 67
Tabel 3.9 Kisi-kisi Soal Siklus II Setelah Validasi ... 68
Tabel 3.10 Kualifikasi Reliabilitas ... 69
Tabel 3.11 Reliability Statistic ... 70
Tabel 3.12 Indikator Keberhasilan ... 74
Tabel 4.1 Data Awal Keaktifan Siswa ... 77
Tabel 4.2 Data Kondisi Awal Nilai Ulangan Tahun Pelajaran 2012/2013 dan 2013/2014 ... 78
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa Siklus I Pertemuan 1 ... 85
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa Siklus I Pertemuan 2 ... 86
Tabel 4.5 Hasil Evaluasi Siklus I ... 87
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa Siklus II Pertemuan 1 ... 94
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa Siklus II Pertemuan 2 ... 95
Tabel 4.8 Hasil Evaluasi Siklus II ... 96
Tabel 4.9 Data Persentase Keaktifan Siswa ... 98
Tabel 4.10 Hasil Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ... 100
(17)
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Indikator Keaktifan Belajar ... 15
Gambar 2.2 Langkah-langkah Pendekatan Saintifik ... 20
Gambar 2.3 Literatur Map Penelitian yang Relevan ... 39
Gambar 2.4 Kerangka Berpikir ... 40
Gambar 3.1 Jenis Penelitian Tindakan Kelas Bentuk Siklus ... 43
Gambar 4.1 Peningkatan Keaktifan Siswa ... 99
Gambar 4.2 Peningkatan Rata-rata Nilai Siswa ... 100
(18)
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus ... 116
Lampiran 2 RPP ... 133
Lampiran 3 Kondisi Awal Keaktifan Siswa ... 190
Lampiran 4 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa Siklus I ... 191
Lampiran 5 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa Siklus II ... 193
Lampiran 6 Nilai Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 195
Lampiran 7 Nilai Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 196
Lampiran 8 Hasil Evaluasi Siklus I ... 197
Lampiran 9 Hasil Evaluasi Siklus II ... 198
Lampiran 10 Hasil Validasi Soal Siklus I dan Siklus II ... 199
Lampiran 11 Hasil Validasi Soal Siklus I dan Siklus II menggunakan SPSS 20 ... 200
Lampiran 12 Soal dan Kunci Jawaban Siklus I ... 203
Lampiran 13 Soal dan Kunci Jawaban Siklus II ... 205
Lampiran 14 Pekerjaan Siswa siklus I ... 207
Lampiran 15 Pekerjaan Siswa siklus II ... 209
Lampiran 16 Hasil LKS Siklus I dan II ... 211
Lampiran 17 Validasi Instrumen oleh Ahli ... 216
Lampiran 18 Hasil Wawancara Keaktifan Siswa ... 232
Lampiran 19 Foto ... 233
Lampiran 20 Surat Izin Penelitian ... 235
Lampiran 21 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 236
(19)
1
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas (1) latar belakang masalah, (2) pembatasan masalah, (3) rumusan masalah, (4) pemecahan masalah, (5) batasan pengertian, (6) tujuan penelitian, dan (7) manfaat penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi dengan teknologi yang semakin berkembang sekarang ini, pendidikan merupakan hal yang sangat penting. Pendidikan diperlukan setiap manusia untuk memperoleh pengetahuan, wawasan serta meningkatkan martabat dalam kehidupannya. Pendidikan di Indonesia harus mampu mengejar ketertinggalannya untuk menyamai kualitas pendidikan di negara-negara maju. Indonesia berusaha memperbaiki kualitas pendidikan dengan cara memperbarui kurikulum dan proses pembelajarannya. Kurikulum yang sedang dikembangkan untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia sekarang adalah Kurikulum 2013. Menurut Wisudawati (2014: 5) kurikulum 2013 bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik baik kemampuan sikap religius, sikap sosial, intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap peduli, dan partisipasi aktif dalam membangun kehidupan berbangsa dan bermasyarakat yang lebih baik. Kurikulum ini menuntut guru untuk memiliki kreativitas dan pola
(20)
berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking) dalam proses pembelajaran di kelas.
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 pasal 19 ayat 1 (Mulyasa, 2008: 25) menyebutkan bahwa “proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik berpartisipasi secara aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”. Oleh karena itu pembelajaran yang terjadi di kelas hendaknya tidak berpusat pada guru dan bukan proses transformasi pengetahuan oleh guru kepada siswa. Proses pembelajaran seharusnya melibatkan siswa secara aktif di kelas.
Keaktifan siswa dapat diperoleh melalui pembelajaran IPA yang banyak melakukan eksperimen dan penyelidikan. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar seperti yang diatur dalam Permendiknas No. 23 Tahun 2006 menyatakan bahwa pembelajaran IPA dibagi dalam dua aspek, yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah untuk memperoleh pemahaman atau penemuan konsep IPA.
Menurut Silberman (dalam Gora dan Sunarto, 2009: 10) keaktifan dalam belajar adalah mempelajari dengan cepat, menyenangkan, penuh semangat, dan keterlibatan secara pribadi untuk mempelajari sesuatu yang
(21)
baik, harus mendengar, melihat, menjawab pertanyaan dan mendiskusikannya dengan orang lain. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiyono (2006: 45) mengatakan bahwa keaktifan dalam proses pembelajaran memiliki bentuk yang beraneka ragam, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Dari kegiatan fisik dapat berupa membaca, mendengar, serta berlatih keterampilan-keterampilan. Contoh kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan suatu konsep dengan yang lain serta menyimpulkan hasil percobaan.
Kenyataannya dalam proses pembelajaran IPA siswa hanya mampu mengingat fakta, dan hukum-hukum pengetahuan alam. Siswa cenderung hanya menghafal materi sehingga kemampuan berpikir ilmiah masih sangat rendah. Data hasil penilaian yang didapat dari keikutsertaan Indonesia dalam TIMSS (Trends International in Mathematicss and Science Study) pada tahun 2007 menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-35 pada mata pelajaran IPA dari total peserta 49 negara.
Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan pada hari Senin 22 September 2014 di kelas IV SD Kanisius Gayam I, guru mengatakan bahwa proses pembelajaran IPA pada materi energi di kelas cukup lancar namun banyak siswa yang cenderung pasif di kelas, hanya sedikit siswa yang aktif bertanya kepada guru atau teman lain ketika mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Banyak siswa yang enggan mengemukakan pendapat ketika berdiskusi kelompok. Siswa enggan mengerjakan tugas yang
(22)
diberikan jika tidak diminta dan ditunjuk oleh guru. Hasil observasi pada saat pembelajaran IPA khususnya pada materi pemanfaatan energi berlangsung, menunjukkan bahwa hanya 12 dari 37 siswa dengan persentase 32,43% yang bertanya kepada guru ketika mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. Siswa yang mau bertanya kepada temannya ada 18 dari 37 siswa dengan persentase 48,65%. Ketika guru memberikan pertanyaan secara lisan, hanya 13 dari 37 siswa dengan persentase 35,13% yang berani memberikan jawaban tanpa ditunjuk. Siswa yang terlihat aktif dalam diskusi kelompok hanya 15 dari 37 siswa dengan persentase 40,54%. Ketika guru meminta siswa untuk berpendapat, hanya 10 dari 37 siswa dengan persentase 27,02% yang berani mengemukakan pendapat secara spontan, sehingga guru harus menunjuk siswa. Hanya 15 dari 37 siswa dengan persentase 40,54% yang turut serta dalam mengerjakan tugas kelompok. Siswa yang aktif mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan persoalan hanya 18 dari 37 siswa dengan persentase 48,65%, dan siswa yang lain hanya ikut-ikut temannya, sehingga keterlibatan dalam mengemukakan pendapat pun tergolong rendah.
Data hasil wawancara yang dilakukan kepada guru kelas tentang keaktifan siswa tersebut menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa kelas IV dalam pembelajaran IPA pada materi pemanfaatan energi di SD Kanisius Gayam I masih tergolong rendah. Rendahnya keaktifan siswa pada materi pemanfaatan energi tersebut mengakibatkan prestasi belajar siswa juga rendah. Hal ini ditunjukkan dengan sedikitnya jumlah siswa yang mencapai
(23)
KKM pada mata materi pemanfaatan energi dalam kurun waktu dua tahun terakhir. KKM pada tahun ajaran 2012/2013 dan tahun pelajaran 2013/2014 adalah sama, yaitu 68. KKM tersebut sudah ditetapkan oleh sekolah sebelumnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari guru kelas IV diketahui bahwa pada tahun ajaran 2012/2013 hanya 8 dari 25 siswa dengan presentase 32% yang berhasil mencapai KKM. Pada tahun pelajaran 2013/2014 hanya 7 dari 26 siswa dengan presentase 26,92% yang berhasil mencapai KKM.
Peneliti ingin membantu guru menggunakan pendekatan saintifik secara maksimal sebagai upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar materi pemanfaatan energi pada siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I. Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang berpusat pada peserta didik. Pendekatan saintifik meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta untuk semua mata pelajaran (Permendikbud, 2013).
Penelitian ini dibatasi pada upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar materi pemanfaatan energi siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I semester gasal tahun pelajaran 2014/2015 menggunakan pendekatan saintifik. Pada tema selalu berhemat energi dengan subtema pemanfaatan energi pada pembelajaran 1,2,3,5. Peneliti telah menyepakati dengan guru kelas bahwa yang digunakan dalam penelitian hanya empat pembelajaran yang mengandung materi IPA, yaitu pada pembelajaran 1,2,3 dan 5.
(24)
Pembelajaran 4 dan 6 kemudian diajarkan oleh guru pada hari yang tidak digunakan untuk penelitian.
B. Pembatasan Masalah
Peneliti dalam hal ini membatasi masalah-masalah yang dikaji untuk memudahkan dalam penelitian. Batasan masalah dikhususkan pada:
1. Penelitian hanya dilakukan pada siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I semester gasal tahun pelajaran 2014/2015 .
2. Variabel yang diteliti adalah keaktifan dan prestasi belajar siswa yang mengacu pada nilai ulangan siswa.
3. Prestasi belajar siswa hanya diukur pada aspek kognitif.
4. Mata pelajaran yang terkait yaitu mata pelajaran IPA dengan materi pemanfaatan energi.
5. Pendekatan yang digunakan yaitu dengan pendekatan saintifik yang meliputi lima langkah yaitu, mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam materi pemanfaatan energi menggunakan pendekatan saintifik
(25)
pada siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I semester gasal tahun pelajaran 2014/2015?
2. Apakah penggunaan pendekatan saintifik dapat meningkatkan keaktifan belajar dalam materi pemanfaatan energi pada siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I semester gasal tahun pelajaran 2014/2015? 3. Apakah penggunaan pendekatan saintifik dapat meningkatkan prestasi
belajar dalam materi pemanfaatan energi pada siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I semester gasal tahun pelajaran 2014/2015?
D. Pemecahan Masalah
Masalah rendahnya keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi pemanfaatan energi kelas IV SD Kanisius Gayam I tahun pelajaran 2014/2015 akan diatasi menggunakan pendekatan saintifik.
E. Batasan Pengertian
Agar tidak mengalami penafsiran yang berbeda, maka peneliti membatasi pengertian sebagai berikut :
1. Keaktifan belajar adalah bentuk kegiatan positif baik fisik maupun psikis dalam mengikuti pembelajaran yang dilakukan dengan penuh semangat seperti bertanya kepada guru atau teman apabila mengalami kesulitan saat mengikuti pembelajaran IPA di kelas, menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru tanpa harus ditunjuk terlebih
(26)
dahulu, melaksanakan diskusi kelompok sesuai petunjuk guru, mengemukakan pendapat secara spontan, turut serta dalam mengerjakan tugas kelompok, dan mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah.
2. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dari proses memperoleh ilmu yang menunjukkan adanya kemajuan dan keberhasilan belajar.
3. Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang pembelajarannya berdasarkan fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika, mendorong siswa berpikir kritis serta analitis terhadap suatu masalah. Langkah-langkah dalam pendekatan saintifik meliputi mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan.
4. Energi merupakan suatu bentuk kekuatan yang dihasilkan atau dimiliki oleh suatu benda. Sumber energi adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita dan mampu menghasilkan energi.
F. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Mendeskripsikan upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar dalam materi pemanfaatan energi siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I semester gasal tahun pelajaran 2014/2015 menggunakan pendekatan saintifik.
(27)
2. Meningkatkan keaktifan belajar dalam materi pemanfaatan energi siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I semester gasal tahun ajaran 2014/2015 melalui pendekatan saintifik.
3. Meningkatkan prestasi belajar dalam materi pemanfaatan energi siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I semester gasal tahun ajaran 2014/2015 melalui pendekatan saintifik.
G. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan menjadi referensi atau masukan dalam bidang pendidikan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai model alternatif dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar yang berkaitan dengan materi pemanfaatan energi.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti
Peneliti memperoleh pengetahuan baru dalam upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa menggunakan pendekatan saintifik serta memperoleh pengalaman langsung dalam melakukan penelitian tindakan kelas.
(28)
Siswa memperoleh pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan mengaktifkan serta mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. c. Bagi Guru
Guru dapat mengetahui efektifitas penggunaan pendekatan saintifik dalam meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa di kelas serta membantu siswa dalam meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.
d. Bagi Sekolah
Sekolah memiliki tambahan referensi pengetahuan baru tentang bagaimana meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa menggunakan pendekatan saintifik.
e. Bagi peneliti lain
Dapat menambah referensi dalam melakukan penelitian yang terkait.
(29)
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bagian Bab II ini akan membahas (1) kajian teori, (2) penelitian yang relevan, (3) kerangka berpikir, dan (4) hipotesis tindakan.
A. Kajian Teori 1. Keaktifan
a. Pengertian Keaktifan
Aktif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 31) berarti giat (bekerja, berusaha). Keaktifan berarti kegiatan; kesibukan. Yamin (2007: 76) mendefinisikan aktif dalam diri seseorang berarti adanya keinginan untuk berbuat dan bekerja sendiri. Fajri dan Senja (2004: 36) mengatakan bahwa keaktifan berasal dari kata aktif yang artinya giat bekerja, giat berusaha mampu berkreasi dan beraksi, sedangkan arti kata keaktifan adalah kesibukan atau kegiatan.
Dapat disimpulkan bahwa keaktifan adalah tingkah tingkah laku seseorang yang menunjukkan suatu kegiatan atau kesibukan baik fisik maupun psikis terhadap suatu hal.
b. Pengertian Keaktifan Belajar
Silberman (dalam Gora dan Sunarto, 2009: 10) menyatakan bahwa keaktifan dalam belajar adalah mempelajari dengan cepat,
(30)
menyenangkan, penuh semangat, dan keterlibatan secara pribadi untuk mempelajari sesuatu yang baik, harus mendengar, melihat, menjawab pertanyaan dan mendiskusikannya dengan orang lain. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiyono (2006: 45) mengatakan bahwa keaktifan dalam proses pembelajaran memiliki bentuk yang beraneka ragam, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Dari kegiatan fisik dapat berupa membaca, mendengar, serta berlatih keterampilan-keterampilan. Contoh kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan suatu konsep dengan yang lain serta menyimpulkan hasil percobaan. Etin (2007: 23) mengungkapkan dengan siswa aktif maka siswa akan berusaha untuk menggali informasi lebih dalam agar informasi yang mereka peroleh itu dapat benar-benar mereka pahami sehingga tujuan dari proses belajar agar tercapai dengan baik.
Kesimpulannya bahwa keaktifan belajar adalah bentuk kegiatan positif baik fisik maupun psikis dalam mengikuti pembelajaran yang dilakukan dengan penuh semangat seperti membaca, mendengar, melihat, tanya jawab, berdiskusi, dan menyimpulkan.
c. Indikator Keaktifan
Bentuk keaktifan siswa dalam proses belajar menurut Hakim (2009: 52) meliputi keaktifan dalam pengeinderaan, mengolah
(31)
ide-ide, dan menyatakan ide-ide. Keaktifan yang pertama yaitu keaktifan dalam penginderaan yang melibatkan aspek jasmani atau fisik dalam diri siswa. Kegiatan penginderaan dapat memberikan kesan sebagai dasar terjadinya perubahan bentuk tingkah laku pada diri seseorang dalam proses belajar. Kegiatan penginderaan meliputi meilihat, mendengar, mencium, merasa, dan meraba.
Keaktifan yang kedua yaitu keaktifan dalam mengolah ide. Siswa melakukan proses berpikir atau proses kognisi ketika siswa melakukan proses pengolahan ide. Proses pengolahan ide diperoleh dari respon atau tanggapan siswa yang diberikan baik dari keterangan yang disampaikan secara lisan maupun tertulis, atau melalui proses penginderaan. Tanggapan atau respon dari siswa ketika siswa menerima keterangan atau informasi baik lisan atau tertulis akan membentuk pengetahuan, pemahaman, kemampuan menerapkan prinsip atau konsep, kemampuan menganalisis, menarik kesimpulan dan menilai (Hakim, 2009: 52). Keaktifan yang ketiga yaitu keaktifan dalam mengemukakan gagasan atau ide. Menurut Hakim (2009: 52) kegaiatan menyatakan ide dapat terwujud melalui kegiatan diskusi, melakukan eksperimen atau percobaan, atau melalui proses penemuan.
Sedangkan menurut Sudjana (2009: 61) keaktifan siswa dalam mnegikuti proses belajar mengajar dapat dilihat dalam beberapa kegiatan. Kegiatan tersebut yaitu (1) siswa turut serta dalam
(32)
melaksanakan tugas belajar dalam proses belajar, (2) Siswa terlibat dalam pemecahan masalah dalam kegiatan belajar, (3) Siswa bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya, (4) Siswa berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan persoalan yang sedang dihadapinya, (5) Siswa melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, (6) Siswa melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal dalam kegiatan belajarnya, (7) Siswa menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.
Indikator keaktifan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 45) meliputi beberapa hal berikut (1) Siswa mencatat tugas yang diberikan guru dalam pembelajaran, (2) Siswa berdiskusi dalam kelompok selama proses pembelajaran, (3) Siswa terlibat dalam proses tanya jawab, (4) Siswa terlibat dalam menyimpulkan pembelajaran. Berdasarkan pertanyaan dari beberapa ahli di atas, peneliti memetakan indikator keaktifan yang dapat dilihat pada gambar 2.1.
(33)
Gambar 2.1 Indikator Keaktifan Belajar
Gambar 2.1 Indikator Keaktifan Belajar, menjelaskan bahwa indikator keaktifan dalam proses pembelajaran meliputi tujuh indikator. Indikator-indikator tersebut telah peneliti ringkas Bentuk keaktifan siswa dalam proses pembelajaran menurut Hakim (2009: 52) meliputi :
1. Keaktifan dalam penginderaan 2. Keaktifan dalam mengolah ide-ide 3. Keaktifan dalam menyatakan ide
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran menurut Sudjana (2009: 61) yaitu: 1. Siswa turut serta dalam melaksanakan tugas belajar dalam proses belajar 2. Siswa terlibat dalam pemecahan masalah dalam kegiatan belajar
3. Siswa bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya
4. Siswa berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan persoalan yang sedang dihadapinya
5. Siswa melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru
6. Siswa melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal dalam kegiatan belajarnya 7. Siswa menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan
yang dihadapinya
Indikator keaktifan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 45) meliputi: 1. Siswa mencatat tugas yang diberikan guru dalam pembelajaran 2. Siswa berdiskusi dalam kelompok selama proses pembelajaran 3. Siswa terlibat dalam proses tanya jawab
4. Siswa terlibat dalam menyimpulkan pembelajaran
Bertanya kepada guru bila tidak memahami persoalan Bertanya kepada siswa lain bila tidak memahami persoalan Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru Melaksanakan diskusi kelompok sesuai petunjuk guru Mengemuka kan gagasan secara spontan Turut serta dalam mengerjakan tugas Mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan persoalan
(34)
berdasarkan indikator keaktifan yang dikemukakan oleh beberapa ahli yang ada dalam gambar. Ketujuh indikator tersebut yaitu (1) bertanya kepada guru bila tidak memahami persoalan, (2) bertanya kepada siswa lain bila tidak memahami persoalan, (3) menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, (4) melaksanakan diskusi kelompok sesuai petunjuk guru, (5) mengemukakan gagasan secara spontan, (6) turut serta dalam mengerjakan tugas, (7) mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan persoalan.
2. Prestasi Belajar a. Teori Belajar
Pengertian belajar menurut Winkel (2004: 59) yaitu suatu aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pemahaman-pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Sedangkan menurut Slameto (2010: 2) belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagian hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 pasal 19 ayat 1 (Mulyasa, 2008: 25) menyebutkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik berpartisipasi
(35)
secara aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Beberapa pengertian tentang teori pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang diselenggarakan secara interaktif dan membuat siswa aktif. Pembelajaran yang terjadi di kelas hendaknya tidak berpusat pada guru dan bukan proses transformasi pengetahuan oleh guru kepada siswa.
Suyono dan Herianto (2011: 59) menyatakan bahawa belajar adalah terjadinya interaksi anatara stimulus dan respon, sehingga terjadi perubahan tingkah laku, hal ini karena hasil dari pengalaman. Traves dalam Suprijono (2009: 5) juga mengungkapkan bahwa belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik (Djamarah, 2002: 850).
Sedangkan belajar menurut Syah (2008: 92) adalah tahapan seluruh perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulakan bahwa belajar merupakan kegiatan perubahan tingkah
(36)
laku kearah positif yang diperoleh dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan.
b. Pengertian Prestasi
Prestasi merupakan hasil penilaian pendidikan atas perkembangan dan kemajuan siswa dalam belajar (Umiarso dan Gojali, 2010: 226). Prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1101) berarti hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Sedangkan menurut Sardiman (2001:46) prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang berpengaruh baik dari dalam maupun luar individu dalam belajar. Pernyataan- pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi merupakan hasil positif yang telah dicapai seseorang setelah melakukan sesuatu hal.
Prestasi belajar menurut Purwanto (dalam Hasbari, 2005: 75) adalah hasil-hasil belajar yang diberikan guru kepada murid-murid atau dosen kepada mahasiswanya dalam jangka tertentu. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 895) prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan atau dikerjakan). Kedua pernyataan tersebut sama-sama menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan suatu hasil. Perbedaannya adalah pada dari mana hasil tersebut diperoleh. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa hasil diperoleh dari yang telah
(37)
dikerjakan, sedangkan Purwanto menyatakan bahwa hasil diperoleh dari guru.
Menurut Chosiyah (2001: 84) prestasi belajar merupakan rangkaian hasil usaha yang telah dilatih dalam suatu sistem atau rangkaian kegiatan pendidikan yang dinyatakan dengan nilai.
Berdasarkan beberapa pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai siswa dari usahanya dalam menuju perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik. Prestasi belajar biasanya diperoleh dari tes dan hasilnya berbentuk nilai.
3. Pendekatan Saintifik
a. Pengertian Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang berpusat pada peserta didik. Pendekatan saintifik meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta untuk semua mata pelajaran (Permendikbud, 2013). Sumantoro (2007) dalam Putra (2013: 40) mengatakan bahwa pendekatan saintifik adalah langkah-langkah yang tersusun secara sistematik untuk memperoleh satu kesimpulan ilmiah.
Daryanto (2014: 51) menjelaskan bahwa saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip
(38)
melalui tahap-tahap mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.
Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan” (Putra, 2013: 40)
Berbagai pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang pembelajarannya berdasarkan fakta dan fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika, mendorong siswa berpikir kritis serta analitis tedrhadap suatu masalah.
b. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik
Berikut ini peneliti gambarkan langkah-langkah pendekatan saintifik.
Gambar 2.2 Langkah-langkah pendekatan saintifk Mengamati
(Observing )
Menanya
(Questioning)
Mencoba
(Experimenting)
Menalar
(Associating)
Mengkomunikasi kan
(39)
Menurut Putra (2013: 40-42) dalam proses pembelajaran saintifik terdapat lima pengalaman belajar pokok, antara lain sebagai berikut: 1) Mengamati
Mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Hal ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan mengamati peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini:
a) Menentukan objek apa yang akan diobservasi.
b) Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi.
c) Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder.
d) Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi. e) Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan
dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.
(40)
f) Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
Kegiatan belajar pada tahap ini adalah: Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat). Kompetensi yang dikembangkan adalah: Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
2) Menanya
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta dikdiknya, ketika itu pula guru mendorong peserta didik itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.
Kegiatan belajar pada tahap ini adalah: mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Kompetensi yang dikembangkan adalah: Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk
(41)
pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
3) Mencoba
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi yang sesuai. Pada materi IPA, misalnya, peserta harus memahami konsep-konsep IPA dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari juga memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.
Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah: a) Menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi
dasar menurut tuntutan kurikulum;
b) Mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan;
c) Mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya;
d) Melakukan dan mengamati percobaan;
e) Mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data;
f) Menarik simpulan atas hasil percobaan; dan
(42)
4) Menalar
Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penakaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. Aplikasi pengembangan aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan daya menalar widyaiswara/narasumber dapat dilakukan dengan cara berikut ini :
a) Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan tuntutan kurikulum.
b) Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi.
c) Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari yang sederhana (persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks (persyaratan tinggi).
d) Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati.
e) Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki. f) Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang
(43)
g) Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik.
h) guru mencatat semua kemajuan peserta diklat untuk kemungkinan memberikan tindakan pembelajaran perbaikan.
Kegiatan belajar pada tahap ini adalah: (1) Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi; (2) Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kompetensi yang dikembangkan adalah: Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
5) Mengkomunikasikan
Guru yang menggunakan pendekatan saintifik diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi,
(44)
mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar
peserta didik atau kelompok. Kegiatan “mengkomunikasikan”
dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
Kegiatan belajar pada tahap ini adalah: Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kompetensi yang dikembangkan adalah: Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
Kelima langkah proses pendekatan saintifik yang berupa mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan tidak harus urut dalam pengaplikasiannya. Langkah tersebut boleh dilaksanakan secara acak menyesuaikan konteks pembelajarannya.
c. Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik Adapun prinsip-prinsip dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut:
(45)
1) Pembelajaran berpusat pada siswa.
2) Pembelajaran membentuk student’s self concept. 3) Pembelajaran terhindar dari verbalisme.
4) Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip. 5) Pemelajaran mendorong terjadinya kemampuan berpikir siswa. 6) Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dengan
motivasi guru.
7) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi.
8) Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.
d. Karakteristik Pendekatan Saintifik Kriteria utama:
1) Pembelajaran berbasis fakta/ fenomena yang dapat dijelaskan secara logika/ nalar.
2) Penjelasan guru, respon siswa dan interaksi edukatif antara guru- siswa terbebas dari prasangka/ pemikiran subyektif. 3) Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir kritis, analitis dan
tepat dalam mengidentifikasi, memecahkan masalah dan mengaplikasikan materi pembelajaran.
(46)
e. Tujuan pembelajaran dalam pendekatan saintifik
Beberapa tujuan dalam pembelajaran saintifik menurut Hosnan (2014:36) adalah sebagai berikut:
1) Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
2) Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.
3) Terciptanya kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.
4) Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
5) Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah.
6) Untuk mengembangkan karakter siswa.
f. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran
Daryanto (2014: 81) mengatakan bahwa kegiatan pembelajaran dalam pendekatan saintifik meliputi tiga kegiatan pokok, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan bertujuan untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif sehingga memungkinkan siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
Kegiatan inti merupakan kegiatan utama dalam proses pembelajaran atau proses penguasaan pengalaman belajar siswa.
(47)
Kegiatan inti dalam pendekatan saintifik bertujuan untuk mengkonstruksi konsep, hukum, atau prinsip siswa dengan bantuan guru melalui langkah-langkah kegiatan yang diberikan di awal pembelajaran. Kegiatan penutup ditujukan untuk dua hal pokok. Pertama, validasi terhadap konsep, hukum, atau prinsip yang dikuasai oleh siswa. Kedua, pengayaan materi pelajaran yang dikuasai oleh siswa.
4. Pembelajaran IPA
IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajarai fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab-akibatnya. Ada dua hal berkaitan yang tidak terpisahkan dengan IPA, yaitu IPA sebagai produk, pengetahuan IPA yang berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif, dan IPA sebagai proses, yaitu kerja ilmiah (Wisudawati, 2014: 22). Carin dan Sund (dalam
Wisudawati, 2014: 24) mendifinisikan IPA sebagai “pengetahuan yang
sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan
berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen”.
Merujuk pada definisi Carin dan Sund tersebut maka Wisudawati (2014: 24) menjelaskan bahwa IPA memiliki empat unsur utama, yaitu: a. Sikap: IPA memunculkan rasa ingin tahu tentang benda, fenimena
(48)
dapat dipecahkan dengan menggunakan prosedur yang bersifat open ended.
b. Proses: Proses pemecahan masalah pada IPA memungkinkan adanya prosedur yang runtut dan sistematis melalui metode ilmiah. Metode ilmiah meliputi penyususnan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran dan penarikan kesimpulan.
c. Produk: IPA menghasilkan produk berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum.
d. Aplikasi: Penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Wisudawati (2014: 24), dalam proses pembelajaran IPA keempat unsur itu diharapkan dapat muncul sehingga peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh dan menggunakan rasa ingin tahunya untuk memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah yang menerapkan langkah-langkah metode ilmiah.
Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar seperti yang diatur dalam Permendiknas No. 23 Tahun 2006 menyatakan bahwa pembelajaran IPA dibagi dalam dua aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah untuk memperoleh pemahaman atau penemuan konsep IPA. Sedangkan menurut Trianto (2010: 136) menuliskan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik dan dalam
(49)
penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan sebagainya.
Pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang didapatkan dengan cara observasi, dan eksperimen yang sistematis untuk memecahkan masalah yang ada.
5. Pemanfaatan Energi a. Energi
Energi berasal dari bahasa Yunani yaitu energia yang mempunyai arti untuk melakukan usaha. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja (misal untuk energi listrik dan mekanika). Energi juga disebut daya yaitu merupakan kekuatan yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan, misalnya dapat merupakan bagian suatu bahan atau tidak terikat pada bahan (seperti sinar matahari).
b. Energi panas
1) Sumber Energi Panas
Semua yang dapat menimbulkan panas disebut sumber energi panas. Energi panas bermanfaat bagi kehidupan manusia. Misalnya, untuk mengeringkan pakaian, menyetrika pakaian, dan
(50)
memasak makanan. Sumber utama panas di bumi berasal dari sinar matahari. Contoh sumber panas yang lain adalah, api dan peralatan listrik yang menghasilkan panas (Wahyono, 2008: 98) 2) Perpindahan Energi Panas
Energi panas dapat berpindah melalui tiga cara, yaitu konduksi, konveksi dan radiasi (Wahyono, 2008: 98)
a) Konduksi adalah peristiwa perambatan panas yang memerlukan suatu zat/medium tanpa disertai adanya perpindahan bagian-bagian zat/medium tersebut. Misalnya, sendok terasa panas saat digunakan untuk mengaduk kopi panas.
b) Konveksi adalah perpindahan panas dengan disertai aliran zat perantaranya. Misalnya air yang panas akan bergerak naik. c) Radiasi adalah perpindahan panas tanpa medium perantara.
Misalnya, panas matahari sampai ke bumi dan panas api dapat kita rasakan.
c. Energi Alternatif
Energi alternatif adalah energi pengganti yang dapat menggantikan peranan minyak Bumi. Energi alternatif yang sedang dikembangkan adalah energi matahari, energi angin, energi air terjun, dan panas bumi. (Rositawaty, 2008: 138).
(51)
Merupakan sumber energi utama di bumi. Hampir semua energi yang berada di bumi berasal dari matahari. Energi panas yang dihasilkan dapat digunakan untuk memanaskan ruangan, memanaskan air, dan keperluan lain. Pada saat ini sel-sel surya sudah biasa dijumpai di atap-atap rumah, rumah sakit, dan hotel-hotel.
2) Angin
Adalah gerakan udara di permukaan bumi yang terjadi karena tekanan udara. Angin telah dimanfaatkan sejak dulu sebagai sumber energi pada perahu layar dan kincir angin tradisional. Saat ini energi angin digunakan untuk menghasilkan listrik melalui alat yang disebut aerogenerator.
3) Air
Air yang deras merupakan sumber energi gerak. Energi itu biasa dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik. Oleh karena itu, di PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) dibuat bendungan air di tempat yang tinggi. Air yang dibendung tersebut, kemudian dialirkan menurun sehingga akan mengalir, seperti air terjun yang deras. Energi gerak dari air terjun tersebut digunakan untuk memutar generator pembangkit listrik.
4) Panas Bumi
Energi panas bumi (energi geotermal) merupakan energi yang berasal dari panas yang disimpan di bawah permukaan
(52)
bumi. Bumi yang terbentuk, seperti bola sesungguhnya tersusun dari lapisan-lapisan. Pusat bumi terbentuk dari lapisan batuan yang sangat panas. Hal itu menunjukkan bahwa bumi merupakan sumber energi panas yang sangat besar. Pengembangan energi geotermal saat ini hanya layak di daerah dekat lempeng tektonik. Ini juga menjadi alasan hanya ada 24 negara di dunia yang memanfaatkan energi panas bumi di saat ini.
5) Gelombang air laut
Gelombang air laut saat memecah di pantai menghasilkan banyak energi. Energi ini dapat diubah menjadi energi listrik. 6) Bahan Bakar Bio
Bahan bakar bio merupakan bahan bakar yang berasal dari makhluk hidup, baik hewan maupun tumbuhan. Bahan bakar bio yang berasal dari tumbuhan di antaranya tumbuhan berbiji yang mengandung minyak, seperti bunga matahari, jarak, kelapa sawit, kacang tanah, dan kedelai. Bahan bakar tersebut dikenal sebagai biodiesel.
Biodisel dapat digunakan untuk menggantikan solar. Singkong, ubi, jagung, dan sagu dapat diubah menjadi bioetanol. Bioetanol dapat menggantikan bensin ataupun premium. Bahan bakar bio juga dapat berasal dari kotoran hewan. Bahan bakar tersebut dikenal sebagai biogas. Kotoran hewan yang ada dimasukkan ke dalam ruangan bawah tanah (lubang). Penguraian
(53)
kotoran hewan dengan bantuan bakteri akan dihasilkan gas metana yang digunakan sebagai sumber energi panas kompor. Selain itu, bahan bakar ini dapat juga dimanfaatkan untuk bahan bakar kendaraan bermotor.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Penelitian mengenai peningkatan keaktifan belajar IPA
Kulsum dan Hindarto (2011) meneliti peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VII dengan menerapkan model learning cycle pada sub bahasan kalor di SMPN 1 Welahan tahun ajaran 2010/2011. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tiga siklus dengan subjek siswa kelas VII SMPN 1 Welahan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar dari siklus I, II, dan III, dengan masing-masing skor 40, 80, dan 100. Keaktifan siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I hingga siklus III dari rata-rata kelas sebesar 62,55% menjadi 82,15%.
Utami (2010) meneliti tentang peningkatan keaktifan siswa kelas IVA dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik jigzaw. Penelitian ini berlokasi di SD Negeri Ringianom 2 Kecamatan Tempurung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa teknik jigzaw mampu meningkatkan keaktifan siswa yang terbukti dari hasil siklus I
(54)
sebesar 43,55% dan siklus II 64,55%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan keaktifan sebesar 43,75%.
2. Penelitian mengenai peningkatan Prestasi belajar IPA
Djarwati (2012) melakukan penelitian pada pembelajaran IPA materi gaya dan bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Perak Utara III Kecamatan Pabean Cantian Surabaya melalui penerapan model kontekstual. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Data tes hasil belajar siswa dianalisis berdasarkan persentase ketuntasan belajar secara individu dan klasikal kemudian dijabarkan secara deskriptif. Hasil belajar yang diperoleh siswa kelas IV SDN Perak Utara III Surabaya, mengalami peningkatan. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal mengalami peningkatan sebesar 20,83%, yaitu dari 75% pada siklus I menjadi 95,83% pada siklus II. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian kedua dilakukan oleh Mungajilah (2012) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan keterampilan proses dalam pembelajaran mata pelajaran IPA di kelas IV SDN Perak Barat Surabaya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Data tes hasil belajar siswa dianalisis berdasarkan persentase ketuntasan belajar secara individu dan klasikal.
(55)
Ketrampilan proses dalam pembelajaran IPA berjalan dengan baik dan mencapai keberhasilan. Sedangkan hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 15,79% yaitu dari 76,32% pada siklus I menjadi 92,11% pada siklus II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan ketrampilan proses dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Penelitian mengenai Pendekatan Saintifik
Penelitian ini dilakukan oleh Fauziah, Abdullah, dan Hakim (2013) yang termasuk dalam jenis penelitian R&D. Implementasi kurikulum baru sangat menonjolkan pendekatan saintifik dengan pembelajaran berpusat pada peserta didik. Perancangan skenario pembelajaran berbasis pendekatan saintifik memerlukan hasil riset implementasi di kelas. Penelitian bertujuan untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran elektronika dasar di Sekolah Menengah Kejuruan. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode pengungkapan pendapat dan observasi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket, observasi, dan wawancara. Penelitian ini menghasilkan RPP berbasis pendekatan saintifik melalui model problem based learning, dan mendapat tanggapan positif dari guru dan peserta didik, sehingga berdampak positif terhadap peningkatan hard dan soft skill peserta didik. hasil dari penelitian tersebut yaitu pada RPP berbasis pendekatan saintifik melalui model pembelajaran PBL berhasil memotivasi dan menanamkan sikap
(56)
internal pada peserta didik. Tahap-tahap pendekatan saintifik dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan temuannya, sehingga berdampak positif terhadap kemampuan soft skill-nya.
Berdasarkan penelitian-penelitian di atas belum ditemukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pendekatan saintifik. Maka dari itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan bagi dunia penelitian khususnya mengenai peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa menggunakan pendekatan saintifik pada mata pelajaran IPA untuk siswa kelas IV SD.
(57)
Gambar 2.3 Literatur map penelitian yang relevan Penelitian tentang keaktifan dan
prestasi belajar
Penelitian tentang penddekatan saintifik
Kulsum dan Hindarto (2011) Model learning cycle, peningkatan
keaktifan dan hasil belajar
Utami (2010)
Keaktifan siswa dengan model pembelajaran kooperatif teknik jigzaw
Fauziah, Abdullah, dan Hakim (2013) Pembelajaran saintifik elektronika
dasar berorientasi pembelajaran berbasis masalah
Mungajilah (2013)
penerapan keterampilan proses pada mata pelajaran ipauntuk meningkatkan
hasil belajar siswa sekolah dasar Djarwati (2013) penerapan model pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran ipa
untuk meningkatkan hasil belajar siswa sekolah dasar
Yang perlu diteliti : Peningkatan keaktifan dan prestasi
belajar siswa melalui pendekatan saintifik pada mata pelajaran IPA
(58)
C. Kerangka Berpikir
Gambar 2.4 Kerangka Berpikir
Pembelajaran IPA di SD dewasa ini masih jauh dari pembelajaran IPA yang sebenarnya. Siswa hanya mampu mengingat fakta, dan hukum-hukum pengetahuan alam. Siswa cenderung menghafal materi sehingga kemampuan berpikir ilmiah masih sangat rendah. Padahal sebenarnya pembelajaran IPA lebih banyak melakukan eksperimen-eksperimen dalam pembelajarannya. Hal tersebut juga menyebabkan prestasi belajar siswa juga menurun, karena siswa tidak mengalami langsung hal yang mereka pelajari sehingga anak mudah lupa. Dari masalah tersebut, peneliti ingin melakukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan pendekatan saintifik pada pelajaran IPA. Dalam pembelajaran saintifik siswa akan lebih aktif dan terlibat langsung dalam pembelajaran, karena pendekatan saintifik berpusat pada peserta didik. Pendekatan saintifik meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
Pendekatan saintifik
Pelajaran IPA
Peningkatan Keaktifan Belajar
Peningkatan Prestasi Belajar
(59)
menyajikan, menyimpulkan dan mencipta. Jika pendekatan saintifik digunakan dalam pembelajaran IPA, maka dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I Yogyakarta.
D. Hipotesis Tindakan
1. Upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPA materi pemanfaatan energi pada siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I semester gasal tahun pelajaran 2014/2015 yaitu pembelajaran diawali dengan proses mengamati, menanya, mencoba, menalar dan terakhir mengkomunikasikan.
2. Penggunaan pendekatan saintifik dapat meningkatkan keaktifan belajar dalam materi pemanfaatan energi pada siswa kelas IV di SD Kanisius Gayam I semester gasal tahun pelajaran 2014/2015.
3. Penggunaan pendekatan saintifik dapat meningkatkan prestasi belajar dalam materi pemanfaatan energi pada siswa kelas IV 2014/2015 di SD Kanisius Gayam I semester gasal tahun pelajaran 2014/2015.
(60)
42
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini akan membahas (1) jenis penelitian, (2) setting penelitian, (3) rencana tindakan, (4) teknik pengumpulan data (5) instrumen penelitian, (6) validitas dan reliabilitas, dan (7) teknis analisis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Classroom Action Research (CAR). PTK adalah proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dan upaya untuk memecahkannya dengan cara melakukan berbagai tindakan yang dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari tindakan tersebut (Sanjaya, 2013: 149). Sedangkan menurut Suyadi (2012: 3) PTK merupakan pencermatan dalam bentuk tindakan dalam kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam kelas secara bersamaan. Lebih jelasnya, Mulyasa (2011: 11) menyatakan bahwa PTK merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru, oleh guru bersama-sama dengan peserta didik, atau oleh peserta didik di bawah bimbingan dan arahan guru, dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
(61)
Peneliti menggunakan model PTK dari Sanjaya, yang bernama PTK model siklus. Dinamakan model siklus, karena model ini lebih menonjolkan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh setiap peneliti misalnya guru dalam setiap kali putaran (Sanjaya, 2009: 54). Bentuk model ini terlihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Jenis Penelitian Tindakan Kelas Bentuk Siklus
Prosedur penelitian berdasarkan model PTK dalam bentuk siklus yang penulis sarankan di atas adalah sebagai berikut:
1. PTK dimulai melakukan refleksi, yakni proses menganalisis pembelajaran yang berlangsung. Hasil dari refleksi ini adalah peneliti merasakan adanya masalah mendesak yang harus dicari jalan keluarnya. Refleksi bukan hanya dilakukan dengan berpikir saja, akan tetapi
(62)
dilakukan dengan menganalisis kejadian yang didasarkan pada data secara empiris.
2. Melakukan studi pendahuluan dengan mengkaji literatur dan melakukan konsultasi dengan orang yang dianggap memiliki keahlian dalam proses pembelajaran.
Studi pendahuluan dilakukan untuk: a. Mempertajam permasalahan
b. Mengkaji berbagai tindakan yang dapat dilakukan sesuai dengan permasalahan
c. Merumuskan hipotesis tindakan
3. Menyusun perencaan awal tentang tindakan sesuai dengan hasil studi pendahuluan, menyangkut:
a. Tahapan kegiatan, berbagai alat, media dan sumber belajar yang dapat digunakan, waktu yang diperlukan.
b. Instrumen, khususnya pedoman observasi sebagai alat pengumpul data untuk mengumpulkan informasi tentang efek yang ditimbulkan dari perlakuan atau tindakan yang dilakukan oleh guru.
4. Melakukan tindakan pada putaran pertama sesuai dengan perencaan awal. Pada putaran ini dilakukan tiga kegiatan yakni:
a. Mengimplementasikan tindakan sesuai dengan perencanaan awal b. Melakukan observasi selama tindakan berlangsung sesuai dengan
(63)
c. Melakukan refleksi, yakni kegiatan diskusi dengan observer untuk mengkaji dan menganalisis proses kegiatan hingga ditemukannya berbagai kelemahan tindakan serta mengkaji informasi tentang efek yang ditimbulkan dari adanya tindakan.
5. Menyusun rencana tahap dua, yakni rencana hasil refleksi pada putaran pertama.
6. Melakukan tindakan putaran kedua sesuai dengan rencana tahap dua, seperti yang dilakukan pada tindakan tahap satu.
B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Gayam I yang beralamat di Jalan Ki Sarmidi Mangunsarkoro 80, Baciro, Gondokusuman, Yogyakarta.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I Yogyakarta semester gasal tahun pelajaran 2014/2015. Jumlah siswa ada 37 siswa, yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan.
3. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan tema selalu berhemat energi dan subtema pemanfaatan energi pada pembelajaran 1,2,3 dan 5 melalui
(64)
pendekatan saintifik. Peneliti telah menyepakati dengan guru kelas bahwa yang digunakan dalam penelitian hanya empat pembelajaran yang mengandung materi IPA, yaitu pada pembelajaran 1,2,3 dan 5. Pembelajaran 4 dan 6 kemudian diajarkan oleh guru pada hari yang tidak digunakan untuk penelitian. Keaktifan siswa dapat dilihat dari peran serta siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Sedangkan prestasi siswa dapat dilihat dari tes yang dilaksanakan setelah pembelajaran.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2014 sampai Maret 2015. Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penyusunan proposal yang dilaksanakan selama dua bulan yakni bulan Maret dan April. Langkah kedua adalah yang dilaksanakan pada bulan April dan Mei. Selanjutnya mulai dengan penyusunan instrumen penelitian yang berlangsung selama dua bulan yakni bulan Mei dan Juni. Langkah keempat adalah validitas instrumen penelitian yang dilaksanakan selama dua bulan yaitu bulan Juli dan Agustus. Langkah kelima yaitu pengumpulan data yang dilakukan selama tiga bulan yaitu bulan Agustus, September, dan Oktober. Langkah keenam adalah pengolahan data yang dilakukan selama dua bulan yaitu bulan Oktober dan November. Langkah ketujuh adalah penyusunan laporan yang dilaksanakan selama dua bulan yaitu bulan Desember dan Januari.
(65)
Langkah kedelapan adalah ujian skripsi yang dilaksanakan pada bulan April, berikut juga langkah kesembilan yaitu revisi.
C. Rencana Tindakan
Rencana penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus. Tiap siklus dilaksanakan sebanyak dua kali tatap muka dimana setiap tatap muka menggunakan alokasi waktu empat jam pelajaran.
1. Persiapan
a. Meminta izin kepada Kepala SD Kanisisus Gayam I untuk melakukan kegiatan penelitian di SD tersebut.
b. Melakukan observasi pada siswa kelas IV untuk memperoleh gambaran sepintas mengenai tingkah laku siswa.
c. Melakukan wawancara kepada guru kelas IV dan beberapa siswa untuk mengetahui kondisi awal siswa dan permasalahan yang dialami ketika di kelas.
d. Melakukan pengamatan lebih teliti untuk mengetahui gambaran sepintas mengenai prestasi belajar siswa dalam menjelaskan berbagai sumber dan bentuk energi serta materi pemanfaatan energi.
e. Mengidentifikasi masalah yang ada yaitu rendahnya keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mapel IPA dalam materi pemanfaatan energi.
f. Merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis g. Menyusun rencana penelitian dalam siklus-siklus
(1)
FOTO SIKLUS I
1.1 Mengamati : siswa membaca teks tentang manfaat energi panas.
1.2 Menanya : Siswa tanya jawab dengan guru tentang materi energi panas.
1.3 Mencoba : siswa mencoba mempraktikkan perambatan panas.
1.4 Menalar : siswa mengerjakan lembar kerja berkaitan dengan perambatan panas.
1.5 Mengkomunikasikan : siswa menyampaikan hasil dari eksperimen yang
dilakukan.
(2)
FOTO SIKLUS II
2.1 Mengamati : siswa membaca teks tentang energi alternatif.
2.2 Menanya : siswa tanya jawab tentang energi alternatif.
2.3 Mencoba : siswa mencoba membuat alat pratikum untuk menguji manfaat panas
matahari sebagai energi alternatif.
2.4 Menalar : siswa mencoba mengerjakan lembar kerja siswa manfaat energi alternatif.
2.5 Mengkomunikasikan : siswa mempresentasikan hasil eksperimen tentang
(3)
Fakultas
Keguruan dan
Ilmu
Pendidikan
UNTYERSITAS
SANATA DHABMA
YOGYAKABTA
NoHal , P..-ohorru, Izin Penelitian
Kepada
Yth. Bapak/Ibu Kepala Sekolah SD Kanisius Gayam I
Di tempat
Dengan hormat,
Dengan ini kami menerangkan bahwa mahasiswa kami, Nama
No.lWhs. Program Studi Jurusan Fakultas
Perguruan Tinggi
JuduI Skripsi
Dosen Pembimbing
Untuk melaksanakan penelitian dalam rangka persiapan penyusunan skripsinya, dengan ketentuan bahwa waktu penelitian disesuaikan dengan waktu yang diberikan oleh pihak sekolah.
Novitasari Afridiana
r r r 134084
(S-1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Ilmu Pendidikan
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
:
Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Materi Pemanfaatan Energi Melalui Pendekatan Saintifik Siswa KelasMD
Kanisius Gayam I Tahun Pelajaran 201412015: l.
Rusmawano S.Pd., M.Pd.2. 'M.M.Ika Susanti, S.Pd., M.Pd.
Atas perhatian dan izin yang diberikan, kami ucapkan terima kasih.
Yogyakartq l5 Oktober 2014
Mengetahui
fjekan FHIP.
tu
Hormat karni.,nr*rffi
\ttr
C. Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BS'l'., IU.A(4)
ft
aur
YAYASAN KANISIUS CABANG YOGYAKARTA
SEKOLAH
DASAR
KANISIUS
GAYAM
I
TERAKREDITASI
*A'
Jl. Ki Mangungsarkoro No. 80 Yogyakarta 55225
Telp. (0274) s21080
e-mail : [email protected]
Sqrat I(eteranean
Nomor :0A2 lS-Ket / SDK-G.I
lXl
12014 Yang bertanda tangan di bawah ini :Nama
: Elisabeth Listriyani, S.Pd.Jabatan
: Kepala SekolahUnit
Kerja
: SD Kanisius Gayam I YogyakartaMenerangkan bahwa mahasiswa di bawah ini :
Novitasari Afridiana
1 1 I 134084
(S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Ilmu Pendidikan
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Nama
NIM
Program Studi Jurusan Fakultas
Telah melaksanakan penelitian dari tanggal 16 Oktober ?014 sampai dengan tanggal29
Oktober 2014 tentang Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Materi Pemanfaatan
Energi Melalui Pendekatan Saintifik Siswa Kelas
IV
SD Kanisius GayamI
TahunPelajaran 2014/2015.
(5)
BIOGRAFI
Novitasari Afridiana lahir di Gunungkidul, 23 November 1992. Anak pertama dari dua bersaudara, dari Bapak Winarto dan Ibu Sri Isnaningsih. Tinggal di Manggul, Karangasem, Paliyan, Gunungkidul. Pendidikan Dasar diperoleh di SD Negeri Karangasem pada tahun 1999. Kemudian meneruskan Pendidikan Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Paliyan pada tahun 2005. Setelah lulus kemudian melanjutkan Pendidikan Menengah Atas di SMA Negeri 2 Playen pada tahun 2008. Hingga akhirnya setelah lulus Sekolah Menengah Atas memutuskan untuk menempuh Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama kuliah, peneliti aktif mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh kampus. Berikut adalah daftar kegiatan yang pernah peneliti ikuti selama menjadi mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta:
No. Jenis Kegiatan Nama Kegiatan Peran
1. Seminar Umum
Seminar Public Lecture on Teaching Multiculture to Young People: Learning from Post-war German Experience (2013)
Peserta
2. Kuliah Umum English Club (2011-2013) Peserta
Weekend Moral (2012) Peserta
Seminar for Studium Generale Entitled
“Learning from past for a better future: We and the 1965 tragedy” (2013)
Peserta
Seminar Studium Generale: Familly
Problem and Children’s Motivation to Learn (2014)
Peserta
3. Workshop, Pelatihan dan Lokakarya
Inisiasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (2011)
Peserta UNA Seminar and Workshop on Anti Bias
Curriculum and Teaching (2012)
Peserta
Pelatihan “Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar” (2012)
Peserta Pelatihan Pengembangan Kepribadian
Mahasiswa 1 dan 2 (2012)
Peserta Pelatihan Pengembangan Kepribadian
Mahasiswa 1 dan 2 (2013-2014)
Co-Fasilitator Pelatihan Fasilitator dan Co-Fasilitator
Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa 1 (2014)
Peserta Lampiran 22
(6)
4. Kepanitiaan Sebuah Kegiatan
Pentas Seni PGSD 2011 “HARMONI PGSD”
Anggota Panitia Inisiasi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (2012)
Anggota Panitia
Parade Gamelan Anak (2012) Anggota Panitia
Makrab Forum Keluarga Muslim USD (2012)
Anggota Panitia
INSADHA 2013 Anggota Panitia
INSIPRO PGSD (2013) Anggota Panitia
INSADHA 2014 Koordinator