Fasilitas untuk Tunanetra Program pembinaan yayasan khazanah kebajikan yang dapat

Selain memiliki fasilitas rumah singgah dan komputer bicara, di ruang sekretariat YKK, peneliti melihat terdapat tumpukan kardus yang berisi Al-Quran braille. Al-Quran tersebut merupakan bantuan yang didatangkan langsung dari Kementerian Sosial. Nantinya Al-Quran akan digunakan oleh tunanetra yang ada untuk belajar membaca Al-Quran. 48 Ini membuktikan selain YKK membina tunanetra, mereka juga membuka kesempatan dan peluang untuk tunanetra berkarir di yayasan. Dengan begitu, YKK memberikan wadah dan jalan khusus bagi tunanetra untuk meningkatkan kesejahteraan mereka di masyarakat. 48 Catatan lapangan observasi peneliti, lihat lampiran I. 99

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai resiliensi tunanetra binaan yayasan khazanah kebajikan dalam mencapai kesejahteraan di masyarakat, peneliti dapat menyimpulkan berdasarkan fokus penelitian sebagai berikut:

1. Resiliensi tunanetra binaan yayasan khazanah kebajikan dalam

mencapai kesejahteraan di masyarakat. Resiliensi tunanetra binaan yayasan khazanah kebajikan dalam mencapai kesejahteraan di masyarakat sudah baik. Masing-masing tunanetra terbukti memiliki kemampuan untuk bertahan di masyarakat. Kemampuan tersebut dilihat dari aspek resiliensi dan faktor yang memepengaruhi resiliensi padsa tunanetra.

a. Aspek Resiliensi

Terdapat 7 kemampuan yang berkontribusi dalam pembentukan resiliensi tunanetra, sebagai berikut: 1. Regulasi Emosi Rata-rata dari tunantera pernah merasakan perasaan malu, tidak percaya diri, takut dan menyangkal dengan kondisi mereka. Perasaan tersebut mampu mereka atasi dengan meregulasi emosi. Mereka mampu meregulasi emosi dan keluar dari semua persaan tersebut. Mereka telah menerima kekurangan yang ada dan berusaha bangkit menjalani kehidupan. Mereka mampu memecahkan masalah, tidak menyerah, dan bergerak maju menemukan solusi dari permasalahan dan kembali menjalani kehidupan dengan penuh rasa percaya diri. 2. Pengendalian Impuls Kondisi yang tidak menyenangkan sering dialami oleh tunanetra. Mulai dari stigma negatif yang ada di masyarakat sampai dengan aksi penipuan yang kerap dialami oleh tunanetra. Semua hal tersebut mampu mereka hadapi dengan kemampuan pengendalian impuls. Mereka mengendalikan diri untuk tidak merasa marah, kecewa, dan mampu keluar dari tekanan-tekanan hidup yang mereka lalui. 3. Optimisme Kekurangan fisik yang dimiliki oleh tunanetra tidak menjadikan sebuah alasan untuk mereka mengandalkan bantuan dari orang lain. Tunanetra tetap optimis dalam menjalani kehidupan dengan terus bekerja keras untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Sulitnya dan terbatasnya lapangan pekerjaan untuk tunanetra masih menjadi permasalahan yang dirasakan oleh mereka. Namun, dengan segudang permasalahan yang ada tidak membuat semangat tunanetra menyurut. Mereka memiliki keyakinan tinggi bahwa kehidupan mereka akan lebih baik di masa yang akan datang. 4. Analisi Penyebab MasalahTunanetra dalam menjalani kehidupan melihat segala sesuatu dari sisi positif dimana mereka melihat tidak semua kehidupannya akan mengalami kegagalan. Dengan kemampuan untuk menganalisis penyebab masalah dan gaya berfikir positif yang dimiliki tunanetra membuat kehidupan mereka lebih bermakna. Mereka tidak melihat seluruh hidup akan dipenuhi dengan kegagalan tetapi mereka mampu melihat kehidupan dengan cara yang berbeda. Mereka menghadapi permasalahan dengan keikhlasan, kesabaran dan tawakal kepada Tuhan yang menjadikan diri mereka pribadi mulia di mata Allah SWT. 5. Empati Kemampuan berempati mutlak diperlukan oleh tunanetra guna menjalin hubungan sosial yang lebih baik dengan lingkungan. Kemampuan tersebut dicirikan sebagai kemampuan untuk membaca tanda psikologis orang lain dan emosional orang lain. Dengan kata lain kemampuan ini merupakan kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Tunanetra telah mampu melakukan komunikasi serta interaksi dengan lingkungan sosial. Dengan kemampuan tersebut membuat tunanetra memiliki hubungan yang baik dengan lingkungan serta mendapatkan pengakuan di masyarakat. 6. Efikasi Diri Tunanetra mampu menunjukan efikasi diri mereka dengan kepercayaan mereka terhadap kemampuan diri sendiri untuk memecahkan masalah. Mereka mampu keluar dari masalah dan tidak terbelenggu dalam kesulitan yang ada. Mereka berhasil