d. Menentukan waktu yang baik untuk berbicara dengan
seseorang, e.
Menemukan seseorang yang dapat membantu ketika saya membutuhkannya.
B. Tunanetra
a. Definisi Tunanetra
Secara Etimologi kata tunanetra berasal dari „tuna’ yang berarti rusak, dan „netra’ yang berarti mata atau penglihatan. Tunanetra adalah
seseorang yang memiliki hambatan dalam penglihatan atau tidak berfungsi indera penglihatan. Menurut istilah dalam hal ini pemerintah
menyatakan bahwa yang dimaksud tunanetra adalah seseorang yang menurut ilmu kedokteran dinyatakan mempunyai kelainan fisik atau
mental yang oleh karenanya merupakan hambatan atau rintangan untuk melakukan kegiatan sebagaimana mestinya.
11
Menurut Agustyawati dan Solicha tunanetra adalah salah satu jenis hambatan fisik yang ditandai dengan ketidakmampuan seseorang
untuk melihat, baik menyeluruh total blind ataupun sebagian low vision. Dengan kata lain tunanetra adalah seseorang yang mengalami
11
Ahmad Shobrian, “Peran Dakwah Yayasan Khazanah Kebajikan YKK Dalam Meningkatkan Pengamalan Ibadah Kelompok Tuna Netra Desa
Pisangan Ciputat.” Skripsi S1 Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fkultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta,2009, h.31
gangguan fungsi penglihatan sedemikian rupa sehingga tidak dapat menggunakan indera penglihatannya secara fungsional.
12
Menurut Koestler tunanetra kebutaan adalah ketajaman penglihatan pusat 20200 atau kurang pada bagian mata yang lebih
baik dengan kaca mata koreksi atau ketajaman penglihatan pusat lebih dari 20200 jika terjadi penurunan ruang penglihatan dimana terjadi
pengerutan suatu bidang penglihatan sampai tingkat tertentu sehingga diameter terlebar dari ruang penglihatan membentuk sudut yang
besarnya tidak lebih dari 20 derajat pada bagian mata yang lebih baik.
13
b. Klasifikasi Tunanetra
Secara garis besar tunanetra diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu total blind buta dan low vision:
14
a. Total Blind Buta
Dikatakan buta apabila sama sekali tidak mampu menerima rangsangan cahaya dari luar visusbya=0.
b. Low Vision
Bila masih mampu menerima rangsangan cahaya dari luar, tetapi ketajamannya lebih dari 621, atau berdasarkan tes anak hanya
mampu membaca huruf pada jarak 6 meter yang oleh orang awas dapat dibaca pada jarak 21 meter.
12
Agustyawati dan Solicha, Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, h.5.
13
David Smith, Inklusi Sekolah Ramah untuk Semua Bandung: Penerbit Nuansa, 2006, h.241.
14
Agustyawati dan Solicha, Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, h. 10-12 .
Selain dua klasifikasi besar tersebut, tunanetra juga dapat diklasifikasikan menjadi empat , yaitu:
1. Berdasarkan waktu terjadinya ketunanetraan
a. Tunanetra sebelum dan sejak lahir; yakni mereka yang sama