e memperoleh kesempatan untuk pengembangan diri; f memperoleh penghargaan yang lain atau fasilitas;
g dapat diberi teguranperingatan oleh atasannya karena sikap, perbuatan serta perilakunya yang dirasakan dapat mengganggu
tugas dan tanggung jawab sebagai kepala sekolah. h dapat dimutasikan atau diberhentikan dari jabatan kepala
sekolah karena hal-hal tertentu. 3 Tugas dan Tanggung Jawab
Sebagai seorang pejabat formal, kepala sekolah mempunyai tugas tanggung jawab terhadap atasan, terhadap sesama rekan kepala
sekolah atau lingkungan terkait, dan kepada bawahan. a Kepada Atasan
Seorang kepala sekolah mempunyai atasan, yaitu atasan langsung dan atasan yang lebih tinggi. Karena kedudukannya
yang terkait kepada atasansebagai bawahan, maka seorang kepala sekolah wajib loyal dan melaksanakan apa yang
digariskan oleh atasan, wajib berkonsultasi atau memberikan laporan mengenai pelaksanaan tugas yang menjadi taggung
jawabanya,wajib memelihara hubungan yang bersifat hirarki antara kepala sekolah dan atasan.
b Kepada sesama rekan kepala sekolah atau instansi terkait, dalam hal ini tentunya kepala sekolah wajib memelihara kerja
sama yang baik dengan para kepala sekolah yang lain, dan wajib memelihara hubungan kerja sama yang sebaik-baiknya
dengan lingkungan baik dengan instansi terkait maupun tokoh- tokoh masyarakat dan BP3.
c Kepada bawahan, kepala sekolah berkewajiban menciptakan hubungan yang sebaik-baiknya dengan para guru, staf dan
siswa, sebab esensi kepemimpinan adalah kepengikutan.
24
24
Wahyosumidjo, op. cit., h. 85-89
e. Kepala Sekolah sebagai Pendidik
Kepala sekolah sebagai seorang pendidik harus mampu menanamkan, memajukan dan meningkatkan paling tidak empat macam
nilai, yaitu: mental, moral, fisik dan artistik. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh setiap kepala sekolah terhadap
peranannya sebagai pendidik, mencakup dua hal pokok, yaitu sasaran atau kepada siapa perilaku sebagai pendidik itu diarahkan, dan bagaimana
peranan sebagai pendidik itu dilaksanakan. Dalam hal ini terdapat tiga kelompok sasaran utama, yaitu para guru atau tenaga fungsional yang lain,
tenaga administratif staf dan kelompok para siswa atau peserta didik. Ketiga sasaran tersebut berupa manusia yang memiliki unsur kejiwaan dan
fisik yang berbeda-beda antara antara manusia yang satu dengan yang lain. Disamping ketiga sasaran utama pelaksanaan peranan kepala
sekolah sebagai pendidik, terdapat pula kelompok sasaran lain, yang tidak kalah pentingnya kontribusi mereka terhadap pembinaan kehidupan sekolah,
yaitu organisasi orangtua siswa, organisasi siswa, dan organisasi para guru. Keberhasilan ketiga organisasi tersebut dalam mewujudkan
fungsinya tentu saja tidak dapat dilepaskan dari peranan kepala sekolah, khususnya peranan kepala sekolah sebagai pendidik. Sikap mental, moral,
kondisi fisik yang sehat dan energik, serta apresiasi dan persuasi positif terhadapa berbagai kresi seni. Kepala sekolah sangat berperan dan menjadi
sumber motivasi yang kuat tehadap keberhasilan ketiga organisasi tersebut.
25
B. Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan 1. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sarana pendidikan adalah semua peralatan serta perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses pendidikan disekolah. Contoh: gedung
sekolah, ruangan, meja, kursi, alat peraga dan lain-lain.
26
25
Wahjosumidjo, op. cit., h. 122
26
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang, Administrasi Pendidikan Malang: IKIP Malang, 1989, h.135
Menurut Tholib Kasan sarana pendidikan adalah alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya: ruang, buku, perpustakaan,
laboratorium dan sebagainya.
27
Menurut E. Mulyasa sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses
pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran.
28
Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan. Pada
Undang- Undang No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan: “
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya,
bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Nawawi 1987 mengklasifikasikan sarana pendidikan menjadi beberapa macam yaitu dari sudut: a Habis tidaknya dipakai, b Bergerak
tidaknya pada saat digunakan, dan c hubungannya dengan proses belajar mengajar
29
a Ditinjau dari habis tidaknya dipakai. Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana
pendidikan, yaitu: sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan tahan lama.
1. Sarana pendidikan yang habis pakai. Sarana pendidikan yang habis pakai adalah segala bahan atau alat yang
apabila digunaka bisa habis dalam waktu yang relative singkat. Sebagai
27
Tholib Kasan, Teori dan Aplikasi Administrasi Pendidikan, Jakarta: Studia Press, 2000,
h. 91
28
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003, h. 49
29
Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, h. 2