pengetahuan yang dimilikinya. Leaflet ini akan digunakan pada kegiatan PMR dengan menggunakan metode ceramah secara kelompok.
2. Karateristik Sasaran
Jika dilihat siswa dan siswi SMP Al-Hidayah Lebak Bulus memiliki siswa dan siswi sejumlah 135 siswa dengan kisaran umur 12 hingga 15 tahun.
Pengetahuan yang mereka memiliki berbeda-beda semakin bertambah umur semakin bertambah juga pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki.
Menurut Hurlock 1991 umur merupakan faktor yang menggambarkan suatu kematangan baik fisik, psikis, sosial umur juga dapat mempengaruhi
tindakan seseorang pada proses belajar. Berdasarkan teori tersebut dan hasil peneliti terdapat kesamaan yaitu
semakin bertambahnya usia dan proses belajar seseorang akan menambah ilmu dan pengalaman yang berbeda-beda, karena pengalaman dari masing-masing
individu mempunyai perbedaan dan hal tersebut akan berdampak pada proses belajar yang berbeda-beda dan dari pengalaman individu akan bertambah ilmu
baru. Jika dilihat dari data sekunder siswa dan siswi SMP Al-hidayah memiliki
kelas ekonomi yang beragam tetapi mayoritas pada ekonomi menegah ke bawah, dan hal itu yang menjadikan bahwa siswa dan siswi SMP mempunyai
pengetahuan dan akses untuk mengetahui masalah HIVAIDS berbeda-beda hal tersebut dikarenakan fasilitas dan akses yang dimilikinya, siswa yang memiliki
ekonomi yang tinggi akan dengan mudah mendapatkan pengetahuan dan akses secara mudah, hal itu juga akan mempengaruhi kecakapan dan perilaku seseorang,
sebaliknya pada siswa yang dalam ekonomi rendah untuk mendapatkan
pengetahuan dan akses akan sulit dan hal ini akan berpengaruh pada perilaku dan kecakapan.
Pernyataan di atas sesuai dengan teori yang diungkapkan Wijayanti 2000 bahwa fasilitas dan sumber dana berpengaruh terjadinya perilaku seseorang,
besarnya kemampuan ekonomi seseorang akan mencerminkan keadaan sosial keluarga. Hal tersebut berpengaruh pada akses dan kesempatan untuk memperoleh
pengetahuan dan mengembangkan kecakapan yang dimiliknya. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan terhadap 31 siswa dan siswi kelas
8 SMP Al-Hidayah pada bulan Juni dengan melakukan pembagian kuesioner diketahui bahwa siswa dan siswi yang mempunyai pengetahuan rendah tentang
HIVAIDS sebanyak 81 dan siswa dan siswi yang mempunyai pengetahuan yang tinggi tentang HIVAIDS sebesar 19, hal itu dikarenakan di SMP Al-
Hidayah bahwa di SMP Al-Hidayah belum perna ada penyuluhan khusus terkait HIVAIDS, tetapi penyuluhan tersebut perna diselipkan di pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam IPA tetapi dengan materi secara umum dan dalam penyuluhan juga tidak menggunakan media promosi kesehatan.
Menurut Notoatmodjo 2007 orang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang luas pula. Salah satu sumber
informasi yang berperan penting bagi pengetahuan adalah media masa. Banyak tempat atau media yang bisa dijadikan sumber informasi untuk menambah
pengetahuan, salah satunya berasal dari guru yang memberikan informasi kepada siswa-siswi melalui proses belajar mengajar mereka dalam menempuh suatu
pendidikan. Dari hasil penelitian dan beberapa teori di atas, bahwa rendahnya
pengetahuan siswa dan siswi mengenai HIVAIDS dikarenakan tidak adanya
penyuluhan khusus dan media promosi kesehatannya, dengan demikian tingkat pengetahuan siswa-siswi SMP Al-Hidayah sangat berhubungan dengan faktor
informasi yang diterima, semakin baik dan semakin banyak informasi yang
diterima maka akan semakin baik dan mudah siswa tersebut dalam menerima pengetahuan tentang HIVAIDS begitu pula sebaliknya. Untuk meningkatkan
pengetahuan siswa dan siswi dibutuhkannya penyuluhan khusus HIVAIDS dan
media promosi kesehatan. C.
Desain Design 1.
Mengembangkan Pesan a.
Bentuk Pesan
Hasil FGD dengan 10 siswa SMP Al-Hidayah selama kurang lebih 60 menit menyimpulkan remaja menyukai bentuk pesan yang bergaya remaja,
tidak formal dan mereka menyukai media yang banyak gambar daripada tulisan.
Penelitian yang dilakukan oleh Hidayat 2012 membuktikan dalam memahami semua materi pembahasan kecenderungan remaja lebih suka
membaca buku yang di lengkapi fasilitas gambar dibandingkan buku yang memuat banyak teks, hal itu dikarenakan remaja lebih tertarik dengan
pembahasan yang bersifat menghibur daripada materi pembahasan yang bersifat baku.
Hasil FGD yang dilakukan dan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayat 2012 mempunyai kesamaan bahwa pada dasarnya remaja sangat
menyukai media yang mempunyai gambar yang lebih banyak jika dibandingkan dengan tulisan, remaja akan lebih tertarik untuk membaca
materi yang mempunyai gambar yang lebih banyak daripada tulisan yang
banyak dikarenakan remaja suka dengan sesuatu yang bersifat menghibur daripada sesuatu yang bersifat baku.
Bahasa yang akan digunakan dalam leaflet ini akan mencocokkan sasaran semi formal dari leaflet yaitu remaja, jadi bahasa yang digunakan
tidak baku agar menarik, mudah dimengerti dan diterima oleh sasaran. Sebagaimana yang disebutkan oleh Rahardi 2006 bahwa jenis tulisan di
majalah remaja, tabloid olahraga, penerbitan khusus buletin atau jurnal interen dan lain-lain bisa saja melanggar kaidah penulisan kalimat baku.
Peneliti akan memasukkan slogan bersifat meremaja dan ngetrend di kalangan remaja dengan buzz word serta kata kerja dan kalimat singkat
dimaksudkan agar pesan yang disampaikan menempel di ingatan pembaca, pesan yang di buat tidak kaku dan segar serta diharapkan setelah membaca
pesan sasaran melakukan suatu reaksi. Hal ini sesuai dengan teori Jefkins 2004 dalam penulisan copy iklan
yaitu tulisan yang di rancang harus familiar, kata-kata sederhana, kata unik yang terbukti sangat sukses digunakan dalam periklanan yaitu disebut dengan
buzz words atau topik atau kata-kata yang sedang “ngetrend” dibicarakan di kalangan masyarakat, kata kerja dapat digunakan untuk memberikan suatu
derajat keurgensian pada copy iklan guna membantu copy iklan mengalir dan tidak kaku, kata-kata yang singkat yang memberi copy iklan itu suatu pemicu
beraksi. Dari hasil penelitian dan melihat dari teori yang telah dijabarkan di
atas, peneliti akan merancang media yang lebih banyak gambar daripada tulisan berisikan seputar HIVAIDS, yaitu apa itu HIVAIDS, media penularan
HIVAIDS, faktor resiko penyakit HIVAIDS, pencegahan penyakit
HIVAIDS, pengenalan tes HIVAIDS, pengobatan HIVAIDS, hal-hal yang tidak menularkan HIVAIDS serta menggunakan bahasa semi formal dan
memasukkan slogan “Keep Calm and Prevent HIVAIDS” pada leaflet
HIVAIDS di SMP Al-Hidayah.
Gambar 6.1 Bahasa Semi Formal
Gambar 6.2 Slogan
b. Pesan Langsung Ditunjukan kepada Sasaran
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pertanyaan oleh seseorang kepada orang lain dengan mengandung tujuan tertentu,
memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media Effendy, 2003.
Dari Hasil FGD didapatkan bahwa dalam menyusun sebuah media pesan harus langsung ditunjukkan kepada sasaran langsung. Penyampaian
suatu pesan yang tepat mempunyai tujuan agar umpan balik yang diharapkan dari sebuah komunikasi berjalan dengan baik, berjalan dengan baik disini
mempunyai maksud bentuk pesan yang terkandung dapat mempengaruhi
penerima pesan untuk melakukan suatu tindakan dan media yang digunakan mencocokkan sasaran.
Hal ini sesuai dengan Effendy 2003 yang menyatakan bahwa umpan balik sebenarnya adalah suatu bentuk dari pengaruh yang berasal dari
penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur- unsur lainnya seperti pesan dan media yang digunakan, meskipun pesan belum
sampai pada penerimanya. Dari hasil penelitian dan melihat dari teori yang telah dijabarkan di
atas, peneliti akan merancang sebuah pesan langsung ditunjukkan kepada sasaran pada leaflet HHIVAIDS di SMP Al-Hidayah Lebak Bulus.
c. Pesan Terkandung di dalam Leaflet Menyakinkan Sasaran
Hasil FGD kepada 10 siswa SMP Al-Hidayah selama kurang lebih 60 menit menyimpulkan bahwa remaja menyukai media leaflet yang menuliskan
bahasa mengajak atau himbauan untuk melakukan suatu perilaku. Menurut Kholid 2014 Suatu pesan akan mampu menimbulkan respon
jika media yang dibuat mencantumkan beberapa himbuan dalam pesan, contohnya adalah himbuan rasional, himbauan emosional, himbauan
ketakukan, himbauan ganjaran dan himbauan motivasional. Penggunaan himbauan tersebut bermacam-macam tergantung dari sisi mana yang mau
dirubah dan sasarannya. Dari hasil penelitian dan teori di atas mempunyai kesamaan bahwa
diperlukan himbauan dalam pesan untuk melakukan tindakan, karena suatu pesan himbauan akan menimbulkan respon seseorang untuk melakukan suatu
perilaku, himbauan yang digunakan bisa bermacam-macam tergantung sasaran
yang dituju dan dalam leaflet ini himbauan yang digunakan adalah himbauan emosional.
Dari hasil penelitian dan melihat teori yang telah dijabarkan di atas, peneliti akan merancang sebuah pesan yang di dalamnya ada pesan himbauan
emosional pada leaflet HIVAIDS SMP Al-Hidayah.
Gambar 6.3 Himbauan Emosional
2. Menetapkan Kemasan
a. Bentuk Ukuran Leaflet
Menurut Masri 2007 bahwa ukuran dari leaflet atau flyer bisa ukuran besar bisa juga berukuran kecil, tetapi dengan catatan konten yang dibuat
harus sesuai format yang dibuat dan kejelasan tulisan terlihat, dalam pembentukan flyer atau leaflet pemilihan bentuk disesuaikan dengan selera,
psikologi dan tipe sasaran hal itu bertujuan agar tidak merepotkan sasaran. Hasil FGD kepada 10 siswa SMP Al-Hidayah selama kurang lebih 60
menit menyimpulkan bahwa bentuk dan ukuran sedang lipat 3 tidak besar dan tidak kecil, tidak menyusahkan serta masuk ke dalam tas.
Media leaflet yang akan digunakan mempunyai ukuran sebesar 14 x 21 cm, peneliti membuat leaflet 14 x 21 cm bermaksud agar tulisan terlihat jelas,
bisa dibaca dan mudah dibawa kemana-mana dan dengan ukuran 14 x 21 tidak merepotkan pembaca dengan ukuran yang minimalis, pemilihan ukuran leaflet
juga dilihat dari segi psikologis sasaran agar tidak merepotkan dan dengan
mudah membacanya serta bertujuan agar pesan yang terkandung di dalam leaflet dapat diterima oleh sasaran.
b. Warna Background, Tulisan dan Gambar Media Leaflet
Warna mempunyai dampak tersendiri bagi psikologis, sugesti dan suasana hati bagi sasaran yang melihatnya, warna merupakan unsur yang
ekspresif karena kualitasnya mempengaruhi emosi atau merespon secara langsung dan segera Holtzschue, 2006.
Dari Hasil FGD kepada 10 siswa SMP Al-Hidayah selama kurang lebih 60 menit menyimpulkan bahwa remaja menyukai warna background
biru dan kuning, sedangkan untuk tulisan dan gambar remaja menyarankan untuk disesuaikan dengan warna background yang dipilih, dari hasil tersebut
remaja memilih menggunakan warna background biru dan kuning, warna tulisan putih, kuning dan hitam, warna gambar merah, kuning, hijau, ping,
putih dan biru. Dalam rancangan leaflet yang akan digunakan menggunakan warna
yang mencolok, yang kekinian di kalangan remaja dan didapat warna leaflet adalah biru, kuning, merah, putih, hitam dan hijau. Pemilihan warna biru
mempunyai arti kebebasan, sebagaimana yang disebutkan oleh Isroi 2007 bahwa warna biru memiliki arti suatu kebebasan. Warna kuning dimaksudkan
bahwa media ini berisikan materi HIVAIDS, dimana remaja harus berhati- hati dengan HIVAIDS jika ingin kehidupan selanjutnya bahagia di dunia dan
di akhirat, warna kuning merupakan warna salah satu provider yang pasti remaja mengingatnya. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Isroi 2007 bahwa
warna kuning mempunyai arti optimisme, kebahagiaan, kesuksesan, idealisme, imajinasi, jadi jika diartikan memakai warna biru dan kuning adalah remaja
mempunyai jiwa yang penuh kebebasan, dengan adanya leaflet HIVAIDS remaja harus menjauhi faktor resiko dan penyakitnya agar bahagia di dunia
dan akhirat. Jika dilihat dari tren remaja dan sycologis remaja yang mengikuti idola
dan ingin mendapatkan pengakuan dari teman sekitarnya tepat jika menggunakan warna kuning, karena warna tersebut merupakan warna
provider yang terkenal di kalangan remaja, dengan melihat warna kuning remaja akan mengigat dengan cepat.
Seperti yang dipaparkan oleh Budiman 2002 bahwa remaja mengalami perubahan sosial, emosional dan moralitas dimana remaja dalam
fase pencarian idola, mengidentifikasi diri dengan tokoh yang diidolakan serta mengikuti gaya teman-teman dan pergaulannya hal ini bertujuan agar
mendapatkan pengakuan dari kalangannya. Untuk warna teks digunakan warna hitam dan putih, warna ini dipilih
dikarenakan 2 warna tersebut merupakan warna dasar dan peneliti mempertimbangkan keterlihatan dan kejelasan tulisan pesan, untuk warna
gambar di pilih warna merah, menurut Isroi 2007 warna merah mempunyai arti membangkitkan gairah, darah, hidup, bahaya, musuh, perang. Warna
hijau, menurut Isroi 2007 warna hijau yaitu memiliki arti kesehatan, warna hijau dipilih karena tema yang akan dibahas dalam leaflet adalah masalah
penyakit HIVAIDS dan kita harus berhati-hati supaya mempunyai tubuh sehat dan terhindar dari penyakit tersebut. Biru dan putih karena mewakili
warna seragam sekolah anak SMP. Pemilihan warna secara tepat akan menghasilkan harmonisasi yang
menawan pada sebuah media, selain merujuk pada warna korporat, kombinasi
warna yang dipilih harus tepat. Sesuai dengan teori yang dijelaskan Holtzschue 2006 bahwa pemilihan warna juga sangat berpengaruh pada
layout yang dibuat terutama warna-warna yang melatar belakangi teks maupun gambar, selain warna yang harmoni keterbacaan teks juga sangat diperlukan.
Standar warna yang digunakan pada proses cetak brosur menggunakan sistem warna Cyan Magenta Yellow Black CMYK, grayscale atau hitam putih dan
warna-warna khusus. Dari hasil penelitian dan melihat dari teori yang telah dijabarkan di
atas, peneliti akan merancang sebuah leaflet HIVAIDS menggunakan warna background biru dan kuning. Warna tulisan putih, kuning dan hitam. Warna
gambar merah, kuning, hijau, ping, putih dan biru.
Gambar 6.4 Warna Background Kuning dan Biru
Gambar 6.5 Warna Tulisan Kuning dan Putih
Gambar 6.6 Warna Tulisan Hitam
Gambar 6.7 Warna Gambar Hijau, Kuning
Gambar 6.8 Warna Gambar Merah
Gambar 6.9 Warna gambar Putih dan Biru
c. Tata Letak Layout
Tata letak adalah suatu kerja gambar yang memperlihatkan bagaimana sebuah pesan ditampilkan. Sebuah tata letak adalah suatu susunan instruksi
yang diiringi potongan naskah yang memperlihatkan bagaimana sebuah pesan ditampilkan J. Thomas Russel dan W. Ronald Lane. 1996.
Hasil FGD kepada 10 siswa SMP Al-Hidayah selama kurang lebih 60 menit menyimpulkan bahwa remaja menyukai layout yang seimbang antara
tulisan dan gambar serta sederhana, hal itu dimaksudkan agar gambar dan tulisan mudah dibaca dan tidak menggagalkan konsentrasi membaca.
Menurut Jefkins 1995 basic rules of lay out adalah tata letak harus seimbang antara penempatan gambar dan tulisan jika salah satunya
mendominasi maka pembuatan tata telak dianggap gagal, perhatikan besar dan kecilnya gambar dan usahakan tidak ada sambungan ke halaman lain karena
sambungan akan mengganggu konsentrasi membaca. Dari hasil penelitian dan teori yang dijabarkan di atas sesuai bahwa
dalam pembuatan leaflet layout yang akan digunakan sederhana, seimbang, dan disesuaikan dengan konten yang ada. Hal ini dibuat agar sasaran yang
membaca tertarik untuk membaca, tetap konsentrasi serta tidak salah persepsi dengan pesan yang disampaikan.
Dari hasil penelitian dan melihat teori yang telah dijabarkan di atas, peneliti akan merancang sebuah leaflet dengan layout yang seimbang antara
tulisan dan gambar serta sederhana, hal itu dimaksudkan agar gambar dan
tulisan mudah dibaca dan tidak menggagalkan konsentrasi membaca.
Gambar 6.10 Layout Seimbang Tulisan Dan Gambar
d. Tipografi Ukuran, Bentuk Media Leaflet
Huruf menjadi suatu yang memiliki makna ganda, huruf juga dapat menjadi sesuatu yang dapat dilihat bentuk atau rupa huruf dan dapat dibaca
kata atau kalimat. Selain itu juga huruf memiliki makna yang tersurat pesan atau gagasan dan makna yang tersirat kesan Rustan, 2010.
Hasil FGD kepada 10 siswa SMP Al-Hidayah selama kurang lebih 60 menit menyimpulkan bahwa tipografi ukuran dan bentuk remaja menyukai
bentuk teks yang semi formal yaitu comic sans dan algerian. Ukuran disesuaikan dengan konten yang ada, dari hasil tersebut remaja memilih
menggunakan bentuk teks comic sans, algerian dan times new roman pada leaflet dan untuk ukuran disesuaikan dengan konten yang ada serta seimbang
dan rata. Hal ini sesuai menurut Jefkins 2004 bahwa tipe huruf times new
roman cocok digunakan ditulisan formal atau akademis, tipe huruf sans comic cocok digunakan ditulisan non formal karena lebih terlihat lucu dan segar,
dalam pemilihan tipe huruf dapat disesuaikan dengan konten yang akan dibuat, jika menggunakan lebih dari satu jenis huruf gunakan masing-masing
secara konsisten. Leaflet akan dirancang menggunakan bentuk huruf comic sans, algeria
dan times new roman, jenis huruf juga sudah cocok karena tipe huruf tesebut lebih mudah dan dapat dibaca serta memberikan kesan non formal. Jika jenis
tipe sudah ditentukan maka untuk ukuran dan letak teks menyesuaikan dengan komponen yang ada, hal ini bertujuan agar teks mudah dibaca dan dipahami
serta selaras antara gambar dan tulisan.
Menurut Dani 1999 hal perlu diperhatikan jika huruf sudah ditentukan adalah ukuran bentuk huruf, harus yang mudah dibaca, ukuran
harus sesuai panjang, lebar dan tinggi letak pesan juga harus disesuaikan dengan gambar atau logo yang akan di pasang.
Dari hasil penelitian dan melihat dari teori yang telah dijabarkan di atas peneliti akan merancang sebuah leaflet dengan menggunakan bentuk
huruf comic sans, algerian dan times new roman. Sedangkan untuk ukuran
peneliti akan menyesuaikan dengan konten yang ada.
Gambar 6.11 Jenis Teks Algeria
Gambar 6.12 Jenis Teks Comic Sans
Gambar 6.13 Jenis Teks Times New Roman
D. Pengumpulan Bahan-Bahan Material Collecting
Materi yang akan disampaikan di dalam leaflet berisikan pengertian HIVAIDS, media penularan HIVAIDS, faktor resiko penyakit HIVAIDS,
pencegahan HIVAIDS, pengobatan HIVAIDS serta hal-hal yang tidak menularkan HIVAIDS.
Isi materi informasi yang disampaikan melalui leaflet harus singkat jelas dan padat berupa pokok – pokok uraian yang penting saja dengan menggunakan kalimat
yang sederhana. Untuk menarik minat sasaran pembaca leaflet sangat dianjurkan pembuatannya dilengkapi dengan pemberian gambar sederhana dan terfokus yang
akan memperjelas materi tulisan Wahyudi dan Gunari, 2013.
Leaflet adalah jenis salah satu media informasi penyuluhan dalam bentuk
lembaran informasi yang disajikan dalam selembar kertas berisikan uraian materi informasi, penampilan lembar leaflet tanpa ada pelipatan kertas. Pada bagian muka
lembar leaflet berisikan judul tulisan dan uraian tulisan pembuka materi informasi yang akan disampaiakan dan pada bagian lembar belakang leaflet berisikan muatan isi
materi lanjutan dari lembar depan leaflet. Berdasarkan teori di atas dalam menyusun pesan di dalam leaflet harus dengan materi yang singkat jelas dan padat berupa pokok
– pokok uraian yang penting dengan menggunakan kalimat yang sederhana, dari hal tersebut pesan yang disampaikan di dalam leaflet berisikan pengertian mengenai
HIVAIDS, media penularan HIVAIDS, faktor resiko penyakit HIVAIDS,
pencegahan HIVAIDS, pengobatan HIVAIDS serta hal-hal yang tidak menularkan HIVAIDS.
Jenis kertas yang dipilih adalah kertas dengan jenis art paper, kertas ini digunakan karena kertas ini licin, halus, serta semi doff dan agar dapat menarik
perhatian sasaran karena kertasnya tidak seperti kertas yang digunakan oleh siswa untuk sekolah sehari-hari. Kertas art paper kurang bisa menyerap air sehingga kurang
cocok digunakan dengan printer yang menggunakan tinta dye yang merupakan tinta berbahan dasar air dan cocok menggunakan tinta art paper dan dicetak menggunakan
head printer Epson Pernyataan di atas sesuai dengan teori yang diungkapkan Wahyudi dan
Gunari, 2013 bahwa bahan kertas untuk brosur lebih baik menggunakan bahan dengan permukaannya yang licin artpaper, atau yang semi doff matt paper. Selain
karena licin, hasil yang dihasilkan juga bagus, karena raster kertasnya halus. Tinta yang cocok digunakan untuk mencetak dengan media kertas art paper ini adalah tinta
art paper yang di desain khusus untuk head printer Epson
E. Pembuatan Assembly
Desain merupakan proses pemikiran dan perasaan yang menciptakan suatu hasil dengan menggabungkan fakta dan kontruksi dari fungsi dan estetika untuk
memenuhi suatu kebutuhan manusia. Hong Zhu 2005 menjelaskan bahwa Proses adalah urutan pelaksanaan atau
kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, elemen yang digunakan diantaranya menggunakan waktu, ruang, keahlian sumber daya lainnya, yang menghasilkan suatu
hasil yang nantinya hasil tersebut sesuai dengan yang diharapkan. Dalam prosesnya desain diciptakan menggunakan waktu, kemampuan dan
keahlian sumber daya untuk menghasilkan suatu hasil, proses pembuatan leaflet dirancang melalui beberapa tahapan pertama dengan memasukkan materi terlebih
dahulu, lalu memasukkan gambar yang sesuai dan yang terakhir dengan memasukkan warna yang telah dipilih, dalam proses pembuat juga harus juga mengacu kepada
kemampuan dan keahlian sumber daya untuk merancang suatu desain ke dalam
aplikasi, aplikasi yang dipilih dan yang akan digunakan dalam pembuatan media leaflet ini adalah corel draw. Pemilihan penggunaan aplikasi didasari kemampuan
sumber daya untuk menjalankannya, hal itu mempunyai suatu tujuan agar dalam proses pembuatan desain leaflet tidak mengalami hal-hal sulit dan yang nantinya hasil
tersebut sesuai dengan apa yang diharapkan.
F. Testing
1. Mengembangkan Pesan
a. Bentuk Pesan
Berdasarkan hasil dari kegiatan wawancara yang telah dilakukan dengan ahli media selama kurang lebih 60 menit didapatkan dari media leaflet
yang telah dirancang informasi sudah menarik, mudah dipahami dan informatif, tidak banyak tulisan dan lebih banyak gambar, tetapi untuk pesan
harus di urutkan dengan jelas agar pembaca tidak kebingungan dan salah persepsi.
Setelah melakukan revisi berdasarkan masukan ahli peneliti melakukan testing kepada siswa SMP Al-Hidayah Lebak Bulus dengan jumlah siswa 10
orang dengan menggunakan pendekatan FGD, dari FGD selama kurang lebih 60 menit didapatkan bahwa bentuk pesan yang digunakan di dalam leaflet
menarik sudah dapat dipahami. Dari hasil revisi berdasarkan masukan para ahli dan hasil dari testing
yang dilakukan terdapat kecocokan dari keduanya yaitu bentuk pesan menarik, mudah dipahami, menarik diartikan sebagai banyak gambar daripada tulisan
dan para remaja sangat menyukai media yang mempunyai gambar yang lebih banyak jika dibandingkan dengan tulisan, remaja akan lebih cepat menangkap
materi yang memuat banyak gambar daripada banyak tulisan.
Pernyataan di atas sejalan dengan hasil penelitian Hidayat 2012 bahwa dalam memahami semua materi pembahasan kecenderungan remaja
lebih suka membaca buku yang di lengkapi fasilitas gambar dibandingkan buku yang memuat banyak teks, hal itu dikarenakan remaja lebih tertarik
dengan pembahasan yang bersifat menghibur daripada materi pembahasan yang bersifat baku.
Mudah dipahami disini dari bentuk bahasa, bahasa yang digunakan dalam leaflet ini mencocokan sasaran dari leaflet yaitu remaja jadi bahasa
yang digunakan tidak baku agar mudah diterima dan dimengerti oleh sasaran. Pernyataan di atas sesuai dengan teori yang diungkapkan Rahardi 2006
bahwa jenis tulisan di majalah remaja, tabloid olahraga, penerbitan khusus buletin atau jurnal interen dan lain-lain bisa saja melanggar kaidah penulisan
kalimat baku, hal ini dimaksudkan pesan yang disampaikan agar lebih menarik dan lebih dipahami oleh target pembacanya.
Dari hasil penelitian dan melihat dari teori yang telah dijabarkan di atas peneliti menyimpulkan bahwa media leaflet HIVAIDS yang dirancang
layak dan cocok untuk anak SMP.
b. Pesan Langsung Ditunjukan kepada Sasaran
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pertanyaan oleh seseorang kepada orang lain dengan mengandung tujuan tertentu,
memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media Efendi dan
Uchjana Effendy, 2003. Berdasarkan hasil dari kegiatan wawancara yang telah dilakukan
dengan ahli remaja selama kurang lebih 60 menit didapatkan bahwa pesan