Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru Mata Pelajaran Kimia SMA
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA
KELOMPOK KOMPETENSI G
51
Oksida periode ketiga yang tersisa bersifat asam, seperti ditandai reaksinya dengan air membentuk asam fosfat H
3
PO
4
, asam sulfat H
2
SO
4
, dan asam perklorat HClO
4
. Reaksinya : P
4
O
10
s + 6 H
2
Ol 4 H
3
PO
4
aq SO
3
g + H
2
Ol H
2
SO
4
aq Cl
2
O
7
s + H
2
Ol 2 HClO
4
aq Senyawa oksida unsur-unsur periode ketiga menunjukkan bahwa dengan
menurunnya karakter logam unsur-unsur dari kiri ke kanan dalam satu periode, oksidanya berubah dari bersifat basa menjadi amfoter kemudian menjadi asam.
Pembakaran magnesium dan belerang masing-masing menghasilkan senyawa oksida yaitu magnesium oksida dan belerang trioksida.
Reaksi : 2 Mg s + O
2
g 2 MgO s 2 S s + 3 O
2
g 2 SO
3
g Magnesium oksida bereaksi dengan air menghasilkan magnesium hidroksida.
Belerang trioksida bereaksi dengan air menghasilkan asam sulfat.
Reaksi : MgO s + H
2
O l MgOH
2
aq SO
3
g + H
2
O l H
2
SO
4
aq Magnesium pada periode ketiga terletak di bagian kiri, sedangkan belerang di
sebelah kanan, maka oksida bagian kiri pembentuk basa sedangkan oksida bagian kanan pembentuk asam.
5. Sifat Asam-Basa Hidroksida Unsur Periode Ketiga
Hidroksida adalah senyawa yang dapat menghasilkan ion OH
-
. Rumus hidroksida unsur periode ketiga dengan bilangan oksidasi tertinggi dapat dilihat
pada Tabel 2.7.
Tabel 2.7. Rumus hidroksida unsur periode ketiga
Unsur Na
Mg Al
Si P
S Cl
Rumus Hidroksida
NaOH MgOH
2
AlOH
3
SiOH
4
POH
5
SOH
6
ClOH
7
Senyawa hidroksida umumnya bersifat basa, bagaimanakah dengan sifat hidroksida unsur periode ketiga? Rumus senyawa hidroksida secara umum dapat
ditulis LOH. Jika Keelektronegatifan L kecil, maka ikatan antara L dengan O
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA
KELOMPOK KOMPETENSI G
52
PPPPTK IPA Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - Kemdikbud
lemah dan ikatan O dengan H kuat, sehingga ikatan antara L dengan O lebih mudah putus dan OH
-
akan lepas akibatnya LOH bersifat basa. Contoh reaksi: LOH aq L
+
aq + OH
-
aq Hidroksida unsur periode ketiga yang bersifat basa adalah NaOH dan MgOH
2
. NaOH bersifat basa kuat, MgOH
2
basa lemah. Jika keelektronegatifan unsur L besar, ikatan antar L dengan O kuat, sedangkan
ikatan antara O dengan H lemah, maka ikatan O dengan H mudah putus dan terbentuk LO
-
dan H
+
yang mengakibatkan LOH bersifat asam. Contoh reaksi: LOH aq LO
-
aq + H
+
aq Sifat asam mulai terjadi pada senyawa SiOH
4
, oleh karena keelektronegatifan dari Si ke Cl makin besar maka kekuatan asamnya dari Si ke Cl bertambah.
Reaksi: SiOH
4
aq H
2
SiO
3
aq + H
2
Ol Asam sangat lemah
POH
5
aq H
3
PO
4
aq + H
2
Ol Asam lemah
SOH
6
aq H
2
SO
4
aq + 2 H
2
Ol Asam kuat
ClOH
7
aq HClO
4
aq + 3 H
2
Ol Asam sangat kuat
AlOH
3
sukar larut dalam air, tetapi larut dalam asam maupun basa. Maka AlOH
3
bersifat amfoter. Reaksi: AlOH
3
s + 3 H
+
aq Al
3+
aq + 3 H
2
O l AlOH
3
s + OH
-
aq AlOH
4 -
aq Senyawa-senyawa hidroksida unsur periode ketiga dari kiri ke kanan sifat
basanya berkurang dan sifat asamnya bertambah sedangkan AlOH
3
bersifat amfoter.
6. Karakteristik Unsur-unsur Periode Ketiga
Unsur-unsur periode ketiga terdiri atas Na, Mg, Al, Si, P, S, Cl dan Ar, unsur Na, Mg, Cl dan Ar sudah dibahas pada modul kelompok kompetensi lainnya, maka
pembahasan lebih difokuskan ke unsur Al, Si, P dan S.