Komunikasi Interpersonal Guru-Siswa Komunikasi Interpersonal
komunikasi yang berlangsung secara interpersonal akan lebih banyak memberikan kesempatan pada komunikan yang dalam hal ini adalah siswa untuk berkembang
secara optimal dalam aktivitas belajanya. Dengan adanya komunikasi interpersonal yang efektif, akan membantu
seorang guru yang ingin mentransfer pengetahuan dan membimbing sikap peserta didik. Seorang guru di dalam lingkungan sekolah dituntut untuk mempunyai
perasaan yang mengarah terbentuknya hubungan emosional antara dirinya dengan siswa. Menurut Slameto 2005:96 dalam interaksi atau hubungan belajar
mengajar, guru diharapkan banyak memberi kebebasan pada anak didik, untuk menyelidiki diri sendiri. Hal tersebut akan menumbuhkan rasa dan tanggung
jawab yang besar pada apa yang dikerjakannya dan kepercayaan pada diri sendiri, sehingga anak tidak selalu menggantungkan pada orang lain yang berada di
sekitarnya. Menurut Slameto 2005:94 guru dalam membina komunikasi atau
hubungan yang dilandasi perasaan kasih sayang mempunyai tanggung jawab untuk mampu menciptakan suasana yang demokratis di sekolah. Dalam hal
tersebut, guru tidak harus selalu menjadi pihak yang dominan yang berperan sebagai pemberi informasi saja tetapi guru juga harus memberikan stimulus bagi
siswa agar tergerak lebih aktif. Komunikasi yang dilakukan guru harus mampu menggugah kedisiplinan siswa.
Dari pendapat di atas dapat dikatakan bahwa dengan adanya suatu komunikasi interpersonal, guru dapat mengetahui apakah komunikasi yang
dilakukan sudah efektif atau belum terhadap siswa yang nantinya dapat dilihat
dari tinggi rendahnya kedisiplinan siswa terhadap tata tertib sekolah. Hal ini disebabkan karena dalam komunikasi interpersonal terdapat umpan balik di mana
guru dapat mengetahui langsung apakah tujuan dari komunikasi yang ingin dicapai yaitu untuk meningkatkan kedisiplinan siswa sudah tercapai atau belum
yang dapat terlihat dari respon siswa. Komunikasi interpersonal guru-siswa pada penelitian ini mengacu pada
karakteristik komunikasi interpersonal yang meliputi lima indikator, yaitu indikator keterbukaan oppenes, indikator empati empathy, indikator sikap
mendukung supportiviness, indikator sikap positif positiviness, dan indikator kesetaraan equality.