dan R
2 adj
= 62,20 pada bentuk persamaan Y=Exp6,676+0,274BS_HH
125
. Tabel 9 memperlihatkan nilai koefisien determinasi disesuaikan R
2 adj
pada setiap model model 1 - 4 berkisar antara 40 sampai 60, hal ini berarti bahwa variasi
dari biomassa dapat dijelaskan 40 sampai 60 oleh backscatter HH pada citra ALOS PALSAR resolusi 12,5 m.
Tabel 9 Model pendugaan biomassa berdasarkan hubungan biomassa Hendri dengan backscatter HH citra ALOS PALSAR resolusi 12,5 m.
Model Bentuk Persamaan
R
2 adj
RMSE F
hit
p-value F
tabel
1 Y=Exp6,676+0,274BS_HH
125
62.20 37.29 183.03
3.276
2 Y=BS_HH
125
0,081+0,021BS_HH
125
43.60 45.78
115.67 3.276
3 Y=19,443Exp-12,123BS_HH
125
53.20 41.74
142.64 3.276
4 Y=272,917+10,047BS_HH
125
59.60 38.74
168.30 3.276
Y = Biomassa tonha; BS_HH
125
= nilai backscatter HH pada Citra ALOS PALSAR 12,5 m
Berdasarkan Tabel 10 maka model pendugaan biomassa terbaik dengan menggunakan backscatter HV citra alos palsar resolusi 12,5 m terdapat pada
model 1, dengan nilai RMSE = 32,43 F
hitung
= 247,43 dan R
2 adj
= 71,70 pada bentuk persamaan Y=Exp8,811+0,302BS_HV
125
. Tabel 10 memperlihatkan nilai koefisien determinasi disesuaikan R
2 adj
pada setiap model model 1 - 4 berkisar antara 50 sampai 70, hal ini berarti bahwa variasi dari biomassa dapat
dijelaskan 50 sampai 70 oleh backscatter HV pada citra ALOS PALSAR resolusi 12,5 m.
Tabel 10 Model pendugaan biomassa berdasarkan hubungan biomassa Hendri dengan backscatter HV citra ALOS PALSAR resolusi 12,5 m.
Model Bentuk Persamaan
R
2 adj
RMSE F
hit
p-value F
tabel
1 Y=Exp8,811+0,302BS_HV
125
71.70 32.43 247.43
3.276
2 Y=BS_HV
125
0,387+0,038BS_HV
125
58.60 39.21
163.84 3.276
3 Y=1,933Exp-54,587BS_HV
125
68.50 34.23
220.42 3.276
4 Y=374,285+10,054BS_HV
125
63.30 36.96
186.54 3.276
Y = Biomassa tonha; BS_HV
125
= nilai backscatter HV pada Citra ALOS PALSAR 12,5 m
Pada model pendugaan biomassa terbaik dengan backscatter HH dan backscatter HV baik dengan menggunakan citra ALOS PALSAR resolusi 50 m,
maupun citra ALOS PALSAR 12,5 m didapatkan nilai F hitung F tabel, hal ini menunjukkan bahwa variabel backscatter HH maupun backscatter HV
mempengaruhi nilai biomassa, didukung dengan nilai koefisien determinasi disesuaikan yang cukup besar maka kedua variabel bebas baik backscatter HH
maupun backscatter HV berpengaruh nyata terhadap nilai pendugaan biomassa.
Berdasarkan nilai RMSE dan koefisien determinasi disesuaikan pada model- model yang telah dibuat dapat dikatakan bahwa pendugaan biomassa dengan
mengguanakan backscatter HV akan menghasilkan nilai pendugaan yang lebih baik. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai statistik pada model dugaan biomassa di
atas permukaan yang telah dibuat, dimana backscatter HV menunjukan hubungan yang lebih baik dibandingkan hubungan biomassa dengan backscatter HH.
Seluruh model pendugaan dengan menggunakan backscatter HV sebagai variabel bebas menunjukkan pola hubungan yang lebih baik jika dibandingkan
dengan hubungan biomassa dengan backscatter HH, hal ini dikarenakan polarisasi HV memiliki sensitifitas lebih baik terhadap komponen penyusun biomassa yaitu
batang dan tutupan tajuk.
5.3.4 Verifikasi Model
Verifikasi model dilakukan untuk mengetahui apakah nilai dugaan biomassa yang dihasilkan oleh model terpilih tidak berbeda dengan nilai biomassa di
lapangan. Hasil verifikasi model dengan menggunakan analisis uji T berpasangan disajikan pada Tabel 10 dan Tabel 11. Apabila T
hit
T
tabel
maka tolak Ho atau nilai signifikasnsi 0,05. Apabila T
hit
T
tabel
maka terima Ho atau nilai signifikansi 0,05.
Dimana Hipotesis uji yang diberlakukan adalah sebagai berikut : H
: µ
1
- µ
2
= 0 Biomassa aktual = biomassa model H
1
: µ
1
- µ
2
≠ 0 Biomassa aktual ≠ biomassa model Berdasarkan hasil uji T berpasangan yang dilakukan pada model pendugaan
dengan variabel bebas backscatter ALOS PALSAR resolusi 50 m, terdapat 4 empat model terbaik yang dapat digunakan dalam menduga biomassa, dua
model pertama merupakan model pendugaan biomassa berdasarkan backscatter ALOS PALSAR 50 m yang dihasilkan dari regresi biomassa Hendri dengan
backscatter HH maupun HV. Sedangkan dua model yang lain merupakan model pendugaan biomassa berdasarkan backscatter ALOS PALSAR 12,5 m yang
dihasilkan dari regresi biomassa alometrik Hendri dengan backscatter HH maupun HV.