Biomassa Hendri dan Biomassa BEF

5.3.2 Pola Hubungan Backscatter Citra ALOS PALSAR dengan Biomassa

Penyusunan model pendugaan biomassa di atas permukaan tanah pada tegakan jati dilakukan dengan menganalisis sebaran data backscatter yang diekstraksi dari citra satelit ALOS PALSAR dengan nilai biomassa lapangan yang dihitung berdasarkan model alometrik Hendri. Gambar 12 Scatterplot hubungan antara biomassa Hendri dengan backscatter ALOS PALSAR : a backscatter HV resolusi 50 m, b backscatter HH resolusi 50 m, c backscatter HV resolusi 12,5 m, d backscatter HH resolusi 12,5 m. Gambar 12 menunjukan pola sebaran pada hubungan backscatter citra ALOS PALSAR resolusi 50 m dan 12,5 m dengan biomassa Hendri. Berdasarkan sebaran data pada Gambar 12 dapat dilihat bahwa data memiliki pola yang tidak linier sehingga pembuatan model dilakukan dengan memperhatikan kaidah regresi nonlinier yaitu membuat jumlah kuadrat galat sekecil mungkin. Lucas et al. 2006 menemukan pola hubungan backscatter pada citra radar dengan nilai biomassa di atas permukaan membentuk pola yang nonlinier. Sehingga model terbaik ditentukan oleh nilai RMSE terkecil, F hitung terbesar, koefisien determinasi disesuaikan R 2 adj terbesar, dan nilai signifikansi 0.05. a d c b Dengan memperhatikan bentuk kurva pada sebaran data Baker 2006 dimana hubungan variabel respon dan prediktornya mengikuti bentuk fungsional tertentu Smyth 2002. Pada persamaan yang dibangun dengan kaidah nonlinier, nilai koefisien determinasi disesuaikan dan RMSE menjelaskan keeratan hubungan nonlinier antara biomassa dan nilai tengah backscatter. Pada plot-plot dengan kelas umur muda, kondisi vegetasi di lapangan yang rapat, pendugaan biomassa dengan menggunakan backscatter cenderung memiliki nilai yang lebih besar, atau sebaliknya pada plot-plot dengan kelas umur tua dan memiliki kondisi vegetasi di lapangan yang kurang rapat, pendugaan biomassa dengan menggunakan backscatter akan lebih kecil. Hal ini dikarenakan hubungan antara biomassa dan backscatter dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah heterogenitas atau homogenitas hutan, topografi, tutupan tajuk, dan salah satunya adalah kerapatan tegakan.

5.3.3 Penyusunan Model Hubungan Backscatter dengan Biomassa Alometrik

Hendri Hasil analisis hubungan antara nilai biomassa Alometrik Hendri dan backscatter citra ALOS PALSAR resolusi 50 m ditunjukkan pada Tabel 7 dan Tabel 8. Baik backscatter HH maupun HV menunjukkan terdapat hubungan dengan biomassa walaupun hubungan yang dihasilkan dari regresi antara biomassa dengan backscatter HH maupun HV tidak terlalu besar. Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa hubungan backscatter HV dengan biomassa menunjukkan nilai statistik lebih baik dibandingkan dengan hubungan backscatter HH dengan biomassa yang disajikan pada Tabel 7. Pada studi-studi yang telah dilakukan sebelumnya didapatkan bahwa polarisasi HV lebih sensitif dalam menduga nilai biomassa di atas permukaan pada kondisi permukaan yang datar dibandingkan di tempat yang bergelombang Wijaya 2009. Dimana pada lokasi penelitian, daerah-daerah pengambilan sampel relatif memiliki permukaan yang datar. Nilai backscatter HV akan menghasilkan nilai pendugaan biomassa yang lebih baik karena memiliki mekanisma hamburan lebih dominan terhadap hamburan balik tajuk Franson Israelsson 1999 dalam Wijaya 2009. Berdasarkan Tabel 7 model untuk menduga biomassa terbaik dengan menggunakan backscatter HH adalah model 4 dengan nilai RMSE pada model = 38,25; F hitung = 173,12 dan R 2 adj = 60,7 pada bentuk persamaan Y = 318,289+10,03BS_HH. Pada model pendugaan 1 sampai dengan model 4, nilai koefisien determinasi disesuaikan R 2 adj adalah 30 - 60. Hal ini berarti variasi dari variabel tak bebas biomassa dapat dijelaskan oleh variabel bebas backscatter HH sebesar 30 – 60 menggunakan biomassa alometrik Hendri. Tabel 7 Model pendugaan biomassa berdasarkan hubungan biomassa Hendri dengan backscatter HH citra ALOS PALSAR resolusi 50 m Model Bentuk persamaan R 2 adj RMSE F hit p-value F tabel 1 Y=Exp6,45+0,287BS_HH 53.40 41.62 143.59 3.276 2 Y=BS_HH0,066+0,021BS_HH 36.50 48.44 101.51 3.276 3 Y=23,214Exp-9,145BS_HH 43.70 45.77 115.76 3.276 4 Y=318,289+10,03BS_HH

60.70 38.25

173.12 3.276 Y = Biomassa tonha; BS_HH = nilai backscatter HH pada Citra ALOS PALSAR 50 m Berdasarkan Tabel 8 model pendugaan biomassa terbaik dengan menggunakan backscatter HV adalah model 1 dimana hasil regresi biomassa Hendri dan backscatter HV pada model 1 menunjukan nilai RMSE terkecil sebesar 27,70; F hitung = 345,49 dan R 2 adj = 79,4 pada bentuk persamaan Y = Exp9,291+0,38BS_HV. Pada model 1 sampai model 4 Tabel 8, nilai R 2 adj sebesar 60 - 80, hal ini menunjukkan bahwa variasi dari variabel tak bebas biomassa dapat dijelaskan oleh variabel bebas backscatter HV sebesar 60 – 80. Tabel 8 Model pendugaan biomassa berdasarkan hubungan biomassa Hendri dengan backscatter HV citra ALOS PALSAR resolusi 50 m Model Bentuk Persamaan R 2 adj RMSE F hit p-value F tabel 1 Y=Exp9,291+0,38BS_HV

79.40 27.7

345.49 3.276 2 Y=BS_HV0,431+0,045BS_HV 69.90 33.67 228.37 3.276 3 Y=1,089Exp-55,31BS_HV 77.00 29.27 307.71 3.276 4 Y=479,331+10,034BS_HV 75.30 30.28 286.23 3.276 Y = Biomassa tonha; BS_HV = nilai backscatter HV pada Citra ALOS PALSAR 50 m Model pendugaan biomassa yang diformulasikan berdasarkan hubungan biomassa Hendri dengan backscatter citra ALOS PALSAR resolusi 12,5 m dapat dilihat pada Tabel 9 dan Tabel 10. Berdasarkan Tabel 9 maka model pendugaan biomassa terbaik dengan menggunakan backscatter HH citra ALOS PALSAR resolusi 12,5 m terdapat pada model 1, dengan nilai RMSE = 37,29 F hitung =183,03

Dokumen yang terkait

Pendugaan biomassa atas permukaan pada tegakan pinus (Pinus merkusii Jungh et de Vriese) menggunakan citra alos palsar resolusi spasial 50 M dan 12,5 M (studi kasus di KPH Banyumas Barat)

0 3 69

Pendugaan Simpanan Karbon di Atas Permukaan Lahan Pada Tegakan Jati (Tectona grandis) di KPH Blitar, Perhutani Unit II Jawa Timur.

1 17 74

Pendugaan potensi kandungan karbon pada tegakan jati (Tectona grandis Linn. F) di areal KPH Cianjur Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

1 16 89

Evaluasi manual penafsiran visual citra alos palsar dalam mengidentifikasi penutupan lahan menggunakan citra alos palsar resolusi 50 M

3 12 72

Penggunaan Citra Resolusi Tinggi untuk Pendugaan Sediaan Tegakan Jati (Tectona grandis, Linn.f) dengan Teknik Double Sampling di KPH Madiun Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 15 152

Penyusunan Model Penduga Sediaan Tegakan dan Biomassa Hutan Jati (Tectona grandis Linn f) Menggunakan Citra Dijital Non-Metrik Resolusi Tinggi

0 10 166

Pendugaan biomassa tegakan jati menggunakan citra ALOS PALSAR resolusi 12,5 M dan 50 M dengan peubah backscatter, umur, dan tinggi pohon (Kasus KPH Kebonharjo PERUM PERHUTANI UNIT I Jawa Tengah

0 2 128

Persamaan Alometrik Biomassa dan Massa Karbon Pohon Jati (Tectona grandis Linn. f.) (KPH Balapulang, Perum Perhutani Unit I, Jawa Tengah).

0 8 102

Model Spasial Pendugaan dan Pemetaan Biomassa di Atas Permukaan Tanah Menggunakan Citra ALOS PALSAR Resolusi 12.5 M.

4 19 51

Pendugaan Nilai Tegakan dan Analisis Nilai Tambah Jati (Tectona grandis L.f.) di KPH Pemalang Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah

1 6 33