36 rumus dan lain- lain dibeberkan. Serta menjelajahi kaitan interaksi, baik siswa
maupun guru mendapatkan pemahaman baru dan “Dunia K ita” diperluas mencakup tidak hanya para siswa tetapi juga guru. Akhirnya, dengan
pengertian yang lebih luas dan pengusaan yang lebih mendalam ini, siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari ke dalam dunia mereka dan
menerapkannya pada situasi baru, Mark Reardon, DePorter,1999:7
4. Prinsip prinsip model pembelajaran Quantum Teaching
DePorter DePorter 1999:7 Quantum Teaching berprinsip pada:
a. Segalanya berbicara
Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh hendaknya dirancang untuk membawa pesan belajar yang dapat diterima oleh siswa.
Rancangan kurikulum, dan rancangan pembelajaran guru, informasi, bahasa tubuh, kata-kata, tindakan, gerakan dan seluruh kondisi lingkungan
semuanya harus mengirim pesan tentang belajar. b.
Segalanya bertujuan Semua yang terjadi dalam pengubahan harus mempunyai tujuan
yang jelas dan terkontrol. c.
Pengalaman sebelum pemberian nama Sebelum
siswa belajar
memberi nama
mendefenisikan, mengkonseptualisasi, membedakan, mengkategorikan hendaknya telah
memiliki pengalaman informasi yang terkait dengan upaya pemberian nama tersebut.
37 d.
Akui setiap usaha Belajar mengandung resiko. Belajar berarti melangkah keluar dari
kenyamanan. Pada siswa mengambil langkah ini, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
e. Merayakan keberhasilan
Perayaan adalah sarapan pelajar sang juara. Perayaan memberiakn umpan balik mengenai kemajuan dan asosiasi emosi positif dengan belajar.
Tujuannya adalah agar memberikan motivasi dan kemajuan belajar berikutnya.
5. Unsur unsur pokok model Quantum Teaching
DePorter 1999:8 Quantum Teaching merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki dua unsur pokok, yaitu konteks
dan isi.
Dengan demikian, guru harus memiliki kemampuan untuk mengorkestrasikan konteks dan ini tersebut. Konteks berkaitan dengan lingkungan, suasana,
landasan dan rancangan pembelajaran, sedangkan isi berkaitan dengan isi
pembelajaran.
a. Mengorkestrasi kesuksesan belajar melalui lingkungan pembelajaran
konteks.Dimensi konteks
dalam Quantum
Teaching dapat
dikelompokkan menjadi 4 bagian, yaitu: 1
Suasa na ya ng me nga ira hka n Aspek-aspek pembelajaran Quantum yang harus dipahami dan
diterapkan menjadi suasana yang dinamis dan menggairahkan dalam pembelajaran.
38 a
Kekuata n niat da n b erpa nda nga n pos itif. b
Menja lin ras a s impati da n ras a pe ngertia n. c
Keria nga n da n ketak juba n. d
Mau me nga mb il res iko. e
Menumb uhka n ra sa ingin me milik i. f
Menunjukkan keteladanan. 2
Landasan yang kukuh Menegakkan landasan yang kukuh dalam pembelajaran
Quantum bisa dengan cara sebagai berikut: a
Mengko munika ns ika n tujua n pe mbe la jara n. b
Menguk uhka n p rins ip-prins ip ke unggula n. c
Meyak ini ke ma mp ua n d iri da n ke ma mp ua n s is wa. d
Kesepakata n, keb ijaka n, pro sed ur, da n pe ratura n. e
Menja ga ko munitas be lajar tetap tumb uh da n be rja la n de nga n baik.
3 Lingkungan yang mendukung
Lingkungan kelas akan berpengaruh terhadap kemampuan siswa, dalam memusatkan perhatian dan menyerap informasi
sebanyak-banyaknya. Menata lingkungan yang dapat mendukung situasi belajar yang baik dapat dilakukan dengan cara:
a Mengo rga nis as ika n da n me ma nfaa tka n lingk unga sek itar.
b Menggunak a n a la t ba ntu ya ng mewak ili sa tu ga gasa n.
c Penga tura n fo rmas i s iswa.
39 d
Pemutara n mus ik ya ng ses ua i de nga n ko nd is i be laja r. 4
Perancangan pembelajaran yang dinamis Melalui perancangan pembelajaran yang dinamis, guru dapat
memasuki dunia siswa dalam proses pembelajaran, perancangan pembelajaran dapat dilakukan oleh guru menurut DePorter 1999 :6
adalah: a
Dari d unia k ita ke d unia me reka. b
Moda litas V-A-K Vis ua l-Aud ito ria l-K ines tetik. c
Mode l kes ukse sa n dari s ud ut p a nda ng pera nca ng. d
Kerangka pe ra nca nga n TAN DUR. e
Penggunaa n meta fora, pe rumpaa n, da n s ugesti. Kemampuan guru memasuki duia siswa sebelum atau saat
berlangsungnya pembelajran akan dapat membawa
sukses pembelajaran karena membantu guru menyelesaikan pembelajaran
lebih cepat, lebih melekat dan lebih bermakna dengan hasil yang sangat memuaskan.
a Mengo rkestras ika n kes ukse sa n be la jar me la lui is i
Dimensi atau
isi dalam
pembelajaran Quantum
dikelompokkan menjadi 4 bagian dimana 2 bagian mengkaji kemampuan guru dalam melakukan presentasi dan fasilitas
sedangkan 2 bagian yang lainnya memberi tips kiat-kiat dalam keterampilan belajar siswa dan keterampilan hidup. Ada beberapa
40 upaya dan kondisi yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan
belajar optimal antara lain: b
Mengo rkestras ika n prese ntas i prima Kemampuan
guru dalam
mengorkestrasikan prima
merupakan kemampuan berkomunikasi dengan menekan interaksi sesuai dengan rancngan pembelajaran yang telah ditetapkan, ketika
guru mengajar, menata konteks,memberi umpan balik, hendaknya dilaksanakan 4 komunikasi yaitu:
a Me munc ulka n k esa n ya ng d iingik a n.
bMengarahkan perhatian. c
Bers ifa t me nga jak. dTepat sasaran.
c Mengo rkestras ika n fas ilitas ya ng e le ga n
Mengorkestrasikan fasilitas berarti memudahkan siswa dengan kurikulum. Pembelajaran Quantum menawarkan beberapa
strategi dalam memudahkan fasilitas antara lain: a
Mene rapka n p rins ip KEG Know it, Ex plain it, Get it and Give feetback.
bModel kesuksesan melalui sudut pandang fasilitator. c
Me mbaca Pe nde nga ra n. dMempengaruhi melalui tindakan.
e Menc iptak a n strate gi berfik ir.
f Ta nya jawab da la m be lajar.
41 Fasilitas menciptakan strategi berfikir bertujuan membantu
munculnya bermacam ragam pertanyaan dengan maksud
memperoleh respon, memberi dorongan dan menghargai serta mengakui partisipasi siswa dalam melatih keterampilan berfikir
siswa. d
Mengo rkestras ika n ketra mp ila n be la jar s is wa da n ke tera mp ila n hidup
Keterampilan belajar dapat membantu siswa mencapai tujuan dengan efisien dan cepat, dengan tetap mempertahankan
minat belajar siswa. Belajar dikelas perlu memanfaatkan gaya belajar masing- masing siswa yaitu:
a Be la jar vis ua l.
bAuditorial. c
Kine tik. Belajar yang optimal adalah belajar dalam keadaan prima. Kondisi
prima ini dapat terjadi ketika ada kesesuaian antara gerak tubuh, pikiran dan perasaan dalam kondisi terfokus dan menyenangkan. Belajar disekolah bukan
semata- mata sebagai kegiatan belajar secara akademik. Siswa perlu mempelajari keterampilan hidup dan keterampla n sosial.
6. Kerangka model Quantum Teaching