Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. 1 Berdasarkan asumsi tersebut, maka seorang pembelajar yang ingin mendapatkan pengetahuan tentu melibatkan unsur kejiwaan, terutama sekali terkait proses dalam memahami sesuatu. Belajar bukan hanya sekadar menerima ilmu tetapi juga memahami konsep. Allah berfirman: “Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah As Sunnah dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata” Qs. Al-Jumu’ah: 2. 2 Ayat di atas memaparkan bahwa seorang pengajar harus benar-benar mengajarkan ilmu yang mereka miliki kepada anak didiknya sehingga mereka dapat merasakan manfaat belajar itu sendiri. Pengajar harus memahami bagaimana cara mengimplementasikan pembelajaran dan berbagai faktor pendukungnya agar ilmu yang disampaikan benar-benar bermanfaat bagi siswa. Salah satu model pembelajaran yang saat ini diterapkan oleh pemerintah Indonesia guna mewujudkan pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran tematik terpadu. Pasal 3 UU RI No. 20 Tahun 2003 menuliskan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Adapun tujuan pendidikan nasional adalah “berkembangnya potensi peserta didik 1 Rusman, Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2011, h. 1. 2 Sihab, M Quraish, Tafsir al-Lubab, Ciputat: Lentera Hati, 2012, h. 263. 1 agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” 3 Salah satu kegiatan pembelajaran yang dilakukan saat ini di sekolah adalah pembelajaran tematik, yaitu pembelajaran yang didasarkan pada sebuah tema sentral sebagai pengait beberapa mata pelajaran yang diajarkan atau dengan kata lain pembelajaran tematik mengaitkan beberapa pembelajaran dalam satu tema. 4 Pengaitan beberapa pelajaran kedalam sebuah tema bukan merupakan hal yang bisa diterapkan sembarangan, mata pelajaran yang akan dikaitkan harus benar-benar berhubungan antara satu sama lain sehingga tercipta tema yang masuk akal dan dapat mudah diterima oleh siswa. Udin S. Sa’ud memaparkan pada harian Pikiran Rakyat 23 Mei 1997 ada tiga alasan mendasar pentingnya pembelajaran terpadu yang merupakan pengembangan dari pengajaran tematik thematic teaching. Salah satu alasan tersebut adalah dari sisi psikologis anak. Kondisi perkembangan intelegensi, fisik, dan sosio-emosional anak tumbuh berkembang secara terpadu pada usia 0-12 tahun. Oleh karena itu, pembelajaran secara integral terpadu merupakan strategi yang efektif dalam membantu mengembangkan potensi anak usia MISD. 5 Ibnu Hajar menjelaskan ada beberapa konsekuensi penerapan pembelajaran tematik pada kurikulum 2013, konsekuensi tersebut meliputi empat poin penting salah satunya adalah kegiatan belajar mengacu pada kurikulum integratif harus menggunakan berbagai sumber belajar, baik yang didesain secara khusus untuk kebutuhan pembelajaran by design seperti buku dan LKS Lembar Kerja Siswa, maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan by utilization seperti makhluk hidup dan keadaan lingkungan serta buku ajar yang selama ini telah ditetapkan dan dijalankan. Namun, guru dapat menggunakan buku lain bahkan mengembangkan bahan ajar yang disebutkan di 3 Tim penyusun, Undang-Undang Standar Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. 4 Yanti Herlanti, Pembedlajaran Tematik Mennggunakan Pendekatan Saintifik dan Penilaian Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta: UIN Press, 2015, h.6. 5 Ibid, hal. iv. atas sesuai dengan materi yang dibutuhkan, tentu hal ini menuntut keterampilan dan ilmu dari pengajar itu sendiri. 6 Orodho, Waweru, Ndichu, dan Nthinguri berpendapat bahwa tantangan ketersediaan dan kecukupan sumber belajar ditemukan memengaruhi efektivitas guru dalam penggunaan metode pengajaran serta fokus pada pembelajar individu, maka pembinaan disiplin dan pencapaian yang baik perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil akademik siswa yang baik. 7 Beberapa pendapat tersebut memaparkan bahwa kegiatan pembelajaran harus menggunakan berbagai sumber belajar salah satunya adalah sumber belajar yang didesain secara khusus untuk pembelajaran tematik. Sumber belajar tersebut adalah buku teks tematik guru dan siswa untuk MISD yang dikeluarkan oleh kementrian pendidikan yang menjadi sumber belajar resmi pada kurikulum 2013 maupun dari penerbit lain. Buku tersebut berisi pedoman kegiatan yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran tematik dan dikemas dalam sebuah tema utama yang diangkat dari kehidupan alam dan sosial siswa, di dalamnya sudah terdapat beberapa mata pelajaran yang diintregasikan serta dipetakan ke dalam sebuah sub-bab yang nantinya akan dipelajari siswa. Perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian menjadi hal penting untuk mengetahui hasil yang diberikan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam mengembangkan potensi anak melalui pembelajaran di sekolah. Proses tersebut bisa terjadi dengan baik jika ada sarana dan prasarana belajar yang bisa diandalkan oleh guru dan menampung potensi integral yang ada dalam diri siswa agar proses pembelajaran bermakna. Pada kegiatan perencanaan, guru harus memetakan kompetensi dasar kedalam beberapa indikator dan menurunkannya menjadi tujuan pembelajaran, perencanaan tentu harus dilakukan dengan baik agar guru dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. SK Standar Kompetensi, KI Kompetensi Inti, dan KD Kompetensi Dasar, telah jelas dicantumkan dalam buku tematik guru, hal ini memudahkan 6 Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoritis dan Praktik, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2014, h. 122. 7 Bizimana Benjamin, Teaching and Learning Resource Availability and Teachers’ Effective Classroom Management and Content Delivery in Secondary Schools in Huye District, Rwanda, Journal of Education and Practice, Vol 5, 2014, p. 111. guru dalam membuat RPP Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran. Selain itu, dalam buku juga tercantum rubrik penilaian yang dapat digunakan sesuai dengan kriteria penilaian pembelajaran tematik yang dibutuhkan pada sebuah pembelajaran begitu pula dalam kegiatan pelaksanaan, dalam kurikulum 2013 kebanyakan pembelajaran menggunakan media atau alat peraga yang menarik karena sesuai dengan karakteristiknya yaitu kreatif dan menyenangkan. Buku guru memfasilitasi perencanaan minimal untuk digunakan oleh guru, yang seharusnya dikembangkan kembali guna mencapai hasil yang terbaik. Dari fasilitas-fasilitas tersebut, amatlah penting bagi guru untuk memaksimalkannya guna mencapai pembelajaran yang efektif. Sama seperti buku guru, kegiatan pembelajaran dan materi yang tercantum dalam buku siswa tidak seharusnya digunakan begitu saja oleh guru, guru harus menyesuaikan kegiatan pembelajaran dengan kondisi atau tempat dimana pembelajaran tersebut dilaksanakan dan mencari referensi materi lain guna mendukung kegiatan pembelajaran. Penyesuaian kondisi tersebut juga harus diimbangi dengan karakteristik pembelajaran tematik yang menuntut siswa aktif dan kreatif. Bukan hanya menjadikan pembelajaran lebih menarik, materi dan latihan soal, serta kegiatan lainnya dibuat untuk membantu dan memudahkan siswa dalam belajar, memberikan fasilitas siswa agar dapat belajar mandiri. Konten yang terkandung dalam buku siswa tersebut sesuai dengan karakteristik penilaian tematik. 8 Penilaian ini mengukur semua kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Buku tematik guru dan siswa tidak begitu saja menjadikan pembelajaran menarik, pengajar berperan penting dalam menciptakan pembelajaran menarik namun pada praktiknya, pengajar jarang sekali menggunakan buku tematik guru dan siswa dan tidak memaksimalkan pemakaian buku guru dan buku siswa dengan fasilitas-fasilitas yang ada di dalamnya serta pembelajaran tematik yang dilakukan di MISD masih terkesan teacher centre dengan guru sebagai pusat pembelajarannya, siswa pun masih merasa kesulitan dalam memahami dan 8 Isniatun Munawaroh, “Pembelajaran Tematik dan Aplikasinya di Sekolah Dasar SD”, Makalah, Disampaikan pada Forum Ilmiah Guru SD, h. 13-14. menggunakan buku siswa sebagai pedoman belajarnya. Padahal, ada banyak sekali yang dapat dilakukan guru guna menciptakan PAKEM. PAKEM Pembelajaran Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan merupakan model pembelajaran yang diharapkan dapat menjadi acuan dalam mengembangkan inovasi kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. 9 Melihat fasilitas yang ada di dalam buku teks tematik guru dan siswa, sangat mungkin guru mengembangkannya agar dapat menciptakan pembelajaran yang bermanfaat. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian atas latar belakang di atas dengan judul “Pemanfaatan Buku Teks Tematik Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Tematik pada Kelas IV MISD Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan ”. Penelitian ini menganalisis bagaimana pemanfaatan buku tematik guru dan siswa dalam pembelajaran tematik. Karena, buku tematik siswa dan guru merupakan pedoman utama pada pelaksanaan pembelajaran tematik siswa SDMI dalam kurikulum 2013.

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24