terlihat bahwa semakin banyak udara kering yang ditambahkan ke reaktor maka viskositas semakin menurun. Sementara peningkatan nilai pH sampel surfaktan
MES memperlihatkan kecenderungan viskositas semakin meningkat. Diduga tanpa penambahan udara kering terjadi oversulfonated terhadap metil ester
sehingga kekentalan surfaktan yang dihasilkan semakin tinggi, sementara saat dilakukan penambahan udara kering maka akan mengencerkan kepekatan gas SO
3
dan menurunkan kemungkinan terjadinya sulfonasi berlebih sehingga kekentalan menjadi berkurang.
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
120.00 140.00
160.00
6 7
8
pH V
isk o
s it
as c
P
0 kgjam 1,8 kgjam
3,6 kgjam
Gambar 22. Viskositas surfaktan MES dari perlakuan laju udara kering dan pH Semakin banyak udara kering yang ditambahkan menyebabkan viskositas
sampel surfaktan MES menjadi semakin rendah. Diduga hal ini terjadi karena tanpa penambahan udara kering, konsentrasi reaktan gas SO
3
yang masuk ke reaktor sulfonasi menjadi lebih pekat dibanding adanya penambahan udara kering,
sebagai akibatnya terjadi sulfonasi berlebih terhadap metil ester olein yang mampu memutus ikatan rangkap lebih banyak pada rantai karbon. Dengan
semakin berkurangnya ikatan rangkap pada rantai karbon, menyebabkan titik cair sampel meningkat sehingga terlihat perubahan fisik sampel dari cair menjadi lebih
kental yang ditunjukkan dengan semakin tingginya nilai viskositas. Sementara semakin banyak udara kering yang ditambahkan menyebabkan kepekatan
konsentrasi gas SO
3
semakin berkurang sehingga kemampuan SO
3
untuk mengadisi ikatan rangkap makin rendah, makin sedikit ikatan rangkap yang
terputus. Ikatan rangkap yang lebih banyak menyebabkan titik cair sampel
menjadi lebih rendah yang berdampak pada kekentalan sampel semakin rendah pada suhu ruang.
4.4.6. Analisa Warna
Hasil analisis warna sampel surfaktan MES menggunakan metoda Klett dengan kombinasi perlakuan udara kering dan pH memberikan kisaran nilai 162,3
hingga 607,5. Rekapitulasi hasil analisis warna MES hasil perbaikan proses produksi disajikan pada Lampiran 12. Beberapa sampel MES yang dihasilkan
memiliki warna gelap sesuai dengan yang disebutkan MacArthur et al. 2002, yaitu lebih dari 400 klett. Hasil sidik ragam pada tingkat kepercayaan 95
α = 0,05 menunjukkan bahwa perlakuan pH sebagai anak petak dan udara kering
sebagai petak utama berpengaruh nyata terhadap warna surfaktan MES. Uji lanjut Duncan terhadap perlakuan pada pH menunjukkan bahwa taraf pH 6 dan 7
berbeda nyata dengan pH 8. Sementara uji lanjut Duncan terhadap perlakuan pada udara kering menunjukkan bahwa taraf udara kering 0 kgjam berbeda nyata
dengan udara kering 1,8 dan 3,6 kgjam terhadap warna surfaktan MES pada tingkat kepercayaan 95. Sidik ragam dan uji lanjut hasil analisa warna MES
disajikan pada Lampiran 13. Warna sampel surfaktan MES terendah dimiliki sampel dengan kombinasi
udara kering 3,6 kgjam dan pH 8, sementara warna tertinggi pada kombinasi udara kering 0 kgjam dan pH 6. Histogram warna surfaktan MES dari perlakuan
laju udara kering dan pH disajikan pada Gambar 23. Berdasarkan Gambar 23 terlihat bahwa semakin banyak udara kering yang dialirkan ke reaktor maka warna
surfaktan MES cenderung semakin menurun. Diduga tanpa penambahan udara kering terjadi oversulfonated terhadap metil ester sehingga warna surfaktan yang
dihasilkan semakin tinggi lebih gelap, sedangkan saat dilakukan penambahan udara kering maka udara yang ditambahkan akan mengencerkan kepekatan gas
SO
3
dan menurunkan kemungkinan terjadinya sulfonasi berlebih akibat reaktifitas gas SO
3
yang mengalami penurunan saat bereaksi dengan metil ester sehingga menghasilkan produk MES yang tidak terlalu gelap. Sementara peningkatan nilai
pH sampel surfaktan MES memperlihatkan kecenderungan semakin menurunnya warna sampel surfaktan MES.
0.00 100.00
200.00 300.00
400.00 500.00
600.00
6 7
8
pH W
a rn
a k
le tt
0 kgjam 1,8 kgjam
3,6 kgjam
Gambar 23. Warna surfaktan MES dari perlakuan laju udara kering dan pH Menurut Yamada dan Matsutani 1996, ikatan rangkap terkonjugasi
berperan sebagai kromofor, yaitu gugus fungsi yang dapat menyerap gelombang elektromagnetik pada senyawa pemberi warna yang menyebabkan perubahan
warna ME dari kuning menjadi merah. Pada penelitian ini bahan baku olein yang digunakan memiliki asam lemak oleat 43,99, asam lemak linoleat sekitar
11,89 dan asam lemak linolenat 0,85. Menurut Ketaren 1986, asam lemak linoleat dan linolenat memiliki struktur ikatan rangkap terkonjugasi. Ketika gas
SO
3
ditambahkan, selain menyerang atom C α ternyata SO
3
juga memiliki kemampuan untuk menyerang ikatan rangkap sebagaimana disebutkan oleh Foster
1997. Semakin pekat konsentrasi gas SO
3
yang ditambahkan, menyebabkan kemungkinan terbentuknya senyawa polisulfonat juga semakin besar dan
ditambah dengan kondisi oversulfonated yang terjadi sehingga warna gelap pada produk hasil sulfonasi juga semakin meningkat. Penambahan udara kering
berdampak pada semakin rendahnya konsentrasi gas SO
3
. Rendahnya konsentrasi gas SO
3
yang diinputkan ke reaktor menyebabkan kemampuan SO
3
untuk mengadisi ikatan rangkap terkonjugasi juga semakin rendah, sehingga semakin
sedikit senyawa polisulfonat yang terbentuk dan kemungkinan terjadinya oversulfonated
semakin kecil. Hal ini tergambarkan dari nilai warna surfaktan MES yang semakin rendah dengan semakin meningkatnya udara kering yang
ditambahkan.