Efisiensi waktu Pelaksanaan pembelajaran biologi

b. Efisiensi waktu

Untuk mengetahui apakah dengan penerapan moving class pada pembelajaran biologi membuat waktu pembelajaran efisien, dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 6 Hasil observasi tujuan Moving Class No. Aspek yang diamati Ya Tidak catatan 1 Menyediakan sumber belajar, alat peraga, sarana belajar sesuai karakteristik pelajaran V 2 Meningkatkan kualitas pembelajaran ada kelas biologi dan pengelolaan kelas V ada kelas biologi dan kondisi fisik terpenuhi 3 Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran V 4 Meningkatkan disiplin guru dan peserta didik V 5 Meningkatkan keterampilan guru dalam memvariasikan metode dan media pembelajaran V Menggunakan metode ceramah Presentasi individu materi aves dan mamalia pemutaran video pembelajaran dan pemberian LKS diskusi kelas Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dengan moving class belum membuat pembelajaran lebih efisien. Dengan moving class ini, memang diharapkan waktu pembelajaran lebih efisien karena tidak terganggu dengan mata pelajaran lain. Tetapi masih ada faktor lain yang menyebabkan hal ini yaitu perpindahan peserta didik. Pada saat pergantian pelajaran maka peserta didik pun harus berpindah ke kelas lain sesuai jadwal tetapi pada kenyataanya masih mengalami beberapa kendala. Oleh karena itulah sekolah menerapkan beberapa strategi untuk mengelola perpindahan peserta didik. Untuk mengetahui perpindahan peserta didik di SMA 1 Slawi, dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 7 Hasil observasi perpindahan peserta didik No. Aspek yang diamati Ya Tidak catatan 1 Peserta didik berpindah ruang belajar sesuai mata pelajaran yang diikuti berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan V dilihat dari jurnal rombongan belajar dan daftar absen guru 2 Tolerenasi waktu perpindahan antar kelas adalah 5 menit. V 3 Peserta didik diberi kebebasan untuk menentukan tempat duduknya sendiri V 4 Bel tanda perpindahan suatu kegiatan pembelajaran dibunyikan pada saat pelajaran kurang 5 menit. V 3 menit sebelum bel atau tepat di akhir pembelajaran 5 Sebelum tersedia loker, peserta didik diperkenankan membawa tas masuk dalam ruang belajar. V loker hanya untuk pelajaran olahraga 6 Peserta didik diberi toleransi keterlambatan 10 menit, diluar waktu tersebut peserta didik tidak diperkenankan masuk kelas sebelum melapor kepada guru piket. V rombongan belajar X.1 terlambat masuk lebih dari 10 menit dengan alasan ganti baju karena pelajaran olahraga dan guru mengizinkan mereka masuk kelas 7 Keterlambatan berturut-turut lebih dari 3 tiga kali diadakan tindakan pembinaan yang dilakukan urusan KurikulumAkademik bersama dengan Guru Pembimbing. V guru menegur salah satu rombongan belajar X.1 yang sering membolos mapel biologi Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pengelolaan perpindahan peserta didik yang dilakukan oleh SMA 1 Slawi sudah cukup baik tetapi masih menemui beberapa kendala yaitu berkaitan dengan bel tanda perpindahan. Seharusnya bel tanda perpindahan dibunyikan 5 menit sebelum jam pelajaran berakhir tetapi pada kenyataanya bel dibunyikan 3 menit sebelum atau tepat ketika pembelajaran berakhir sehingga mengakibatkan peserta didik datang terlambat ke kelas berikutnya. Tetapi hal ini dapat diminimalisir ketika jam istirahat karena peserta didik akan kembali tepat waktu masuk ke kelas. Untuk mengantisipasi peserta didik yang membolos dapat diketahui melalui absensi guru dan jurnal kelas. Jika keterlambatan dan membolos sudah dilakukan oleh peserta didik sebanyak 3 kali maka guru harus menegurnya. Kalau masih terlambat atau membolos lagi maka urusan tersebut diserahkan ke guru BK Bimbingan Konseling. Sepanjang pengamatan peneliti, di kelas biologi pernah terjadi keterlambatan peserta didik masuk kelas sampai 15 menit yaitu dikarenakan rombongan belajar yang bersangkutan, pelajaran sebelumnya adalah olahraga jadi mereka cukup memakan waktu lama untuk istirahat. Walaupun sudah istirahat cukup lama tetapi masih ada peserta didik yang mengikuti pelajaran dengan mengenakan kaos olahraga. Guru tetap memberikan toleransi untuk mempersilahkan peserta didik mengikuti pelajaran. Pada pertemuan berikutnya, rombongan pelajaran tersebut tidak mengalami keterlambatan lagi dan semua peserta didiknya mengenakan seragam OSIS. Fakta yang peneliti peroleh dari observasi berbanding lurus dengan hasil wawancara seperti yang tertulis pada tabel berikut ini : Tabel 8 Hasil wawancara pengelolaan perpindahan peserta didik Pertanyaan Jawaban 1. Pengelolaan perpindahan peserta didik dilihat dari : a. Waktu perpindahan b. Tata tertib penggunaan kelas  Peserta didik mulai berpindah kelas ketika bel tanda pergantian pelajaran dibunyikan  Loker yang disediakan baru 50 loker untuk digunakan rombongan belajar yang sedang mengikuti pelajaran olahraga  Toleransi keterlambatan masuk kelas untuk peserta didik adalah 10 menit, tapi dalam prakteknya guru selalu toleransi dan tetap mempersilahkan peserta didik untuk mengikuti pelajaran.  Pernah ada kejadian guru terpaksa tidak memperbolehkan peserta didik untuk mengikuti pelajaran karena 2 peserta didik yang bersangkutan terlambat selama 30 menit. Di pertemuan berikutnya peserta didik yang bersangkutan tidak mengulangi kesalahan tersebut. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa memang benar guru bertindak sesuai dengan peraturan yang berlaku di sekolah kaitanya dengan perpindahan peserta didik seperti toleransi dan sanksi keterlambatan yang guru terapkan pada saat pembelajaran berlangsung. Untuk mendukung kelancaran penerapan moving class, maka administrasi guru dan peserta didik juga perlu dilakukan. Berikut adalah hasil wawancara dengan guru mengenai hal tersebut yaitu : Tabel 9 Hasil wawancara mengenai administrasi guru dan peserta didik Pertanyaan Jawaban Pengelolaan administrasi guru dan peserta didik yang diterapkan di SMA 1 Slawi  Guru tidak pernah membuat catatan khusus mengenai aktivitas peserta didik di kelas.  Guru hanya memperhatikan peserta didik yang kurang serius dan mengganggu peserta didik lain dalam mengikuti pelajaran dan jika tindakan itu dilakukan terus-menerus maka guru langsung menegur peserta didik yang bersangkutan saat itu juga  Guru selalu mengabsen setiap rombongan belajar yang diajar.  Masing-masing rombongan belajar mempunyai jurnal yang salah satu isinya mencantumkan jumlah peserta didik yang masuk dan absent disertai keterangan. Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa untuk lebih memastikan bahwa peserta didik melakukan perpindahan dengan benar maka guru melakukan beberapa hal antara lain mengabsen setiap rombongan belajar yang masuk ke kelas biologi. Selain itu, peserta didik juga mempunyai jurnal kelas yang salah satu kolomnya mencantumkan jumlah peserta didik yang masuk di kelas biologi ataupun di kelas berikutnya. Dengan cara tersebut maka jika ada peserta didik yang membolos, guru dapat mengetahuinya. Efisiensi waktu pembelajaran erat kaitanya dengan disiplin dari guru dan peserta didik. Jika mereka disiplin maka guru akan datang ke kelas tepat waktu, memulai pelajaran dan mengakhirinya tepat waktu, peserta didik pun masuk kelas tepat waktu sehingga waktu pembelajaran akan efisien dan efektif. Menurut guru 1 dan guru 2, dengan diterapkanya moving class, lebih memotivasi guru untuk lebih disiplin karena guru harus sudah siap di kelas sebelum peserta didik datang dan ketika waktu istirahat dan guru harus mengajar lagi maka guru harus bergegas menuju kelas karena peserta didik sudah menunggu di kelas. Peserta didik sendiri pun demikian, mereka dituntut untuk mendisiplinkan diri dengan diterapkanya moving class. Bel tanda pergantian pelajaran dibunyikan tepat ketika pelajaran berakhir jadi peserta didik harus segera bergegas ke kelas berikutnya. Berdasarkan hasil observasi, peneliti dapat mengetahui bahwa pada saat bel berbunyi dan guru sedang mengakhiri pertemuan, peserta didik dari rombongan belajar lain sudah menunggu di depan kelas biologi untuk mengikuti pembelajaran. Hal ini juga sekaligus membuktikan bahwa pelajaran yang mereka ikuti sebelumnya berakhir sebelum bel berbunyi.

c. Minat belajar