Indikator Kepuasan Kerja Kepuasan Kerja

27 2. Tingkat kepuasan kerja yang dialami oleh tiap-tiap orang akan berbeda-beda sesuai persepsi masing-masing individu. Singkat ditanyakan bahwa kepuasan kerja adalah suatu perasaan seseorang yang timbul bila keuntungan yang diperoleh dianggap sesuai dengan pekerjaan yang di bebankan kepadanya.

2.2.5.2 Indikator Kepuasan Kerja

Untuk mengetahui indikator apa saja yang mempengaruhi kepuasan kerja, menurut Luthans 1997:431 terdiri dari atas empat indikator, yaitu: 1. Gaji. Karyawan menginginkan system upah dan kebijakan promosi yang dipersepsikan sebagai adil, tidak meragukan dan segaris dengan pengharapannya. Bila upah dilihat sebagai adil yang didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat ketrampilan individu, dan standar pengupahan komunitas kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan kerja. 2. Pekerjaan itu sendiri. Karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi kesempatan untuk mengunakan kemampuan dan ketrampilannya, kebebasan, dan umpan balik mengenai betapa baik mereka bekerja. Karakteristik ini membuat kerja lebih menantang. Pekerjaan yang kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi 28 yang terlalu banyak menantang juga dapat menciptakan frustasi dan perasaan gagal. 3. Rekan kerja. Bagi kebanyakan karyawan kerja juga mengisi kebutuhan akan interaksi sosial. Oleh karena itu tidaklah mengejutkan bila mempunyai rekan kerja yang ramah dan mendukung menghantar ke kepuasan kerja yang meningkat. 4. Promosi pekerjaan. Promosi terjadi pada saat seorang karyawan berpindah dari suatu pekerjaan ke posisi lainnya yang lebih tinggi, dengan tanggung jawab dan jenjang organisasionalnya. Pada saat dipromosikan karyawan umumnya menghadapi peningkatan tuntutan dan keahlian, kemampuan dan tanggung jawab. Sebagian besar karyawan merasa positif karena dipromosikan. 5. Kepenyeliaan supervisi. Supervisi mempunyai peran yang penting dalam manajemen. Supervisi berhubungan dengan karyawan secara langsung dan mempengaruhi karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Umumnya karyawan lebih suka mempunyai supervisi yang adil, terbuka dan mau bekerjasama dengan bawahan. Menurut Menurut Wood, Wallace dan Zeffane 2001 : 113 dalam Suratman 2003:166 mengemukakan indikator dari kepuasan kerja, antara lain : 29 1. Kedudukan posisi : Ada anggapan bahwa orang yang bekerja pada pekerjaan yang lebih tinggi akan lebih puas, dari pada bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hal tersebut tidak selalu benar, perubahan tingkat pekerjaanlah yang mempengaruhi kepuasan kerja. 2. Umur : Dinyatakan bahwa ada hubungan antara kepuasan kerja dengan umur karyawan. Umur antara 25 sampai 34 tahun dan umur 40 sampai 45 tahun, adalah merupakan umur – umur yang bisa menimbulkan perasaan kurang puas terhadap pekerjaannya. 3. Jaminan finansial dan sosial : Masalah finansial dan social kebanyakan berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerja. Apabila masalah – masalah tersebut dapat ditangani oleh pihak atasan atau pimpinan, maka karyawan akan lebih mencapai tingkat kepuasan kerjanya yang berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan. 4. Mutu pengawasan : Hubungan antara karyawan dengan pihak pimpinan sangat penting dalam arti menaikkan produktivitas kerja. Kepuasan karyawan dapat ditingkatkan melalui perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan kepada bawahan, sehingga karyawan akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian yang penting dari organisasi kerja sense of belonging. 30

2.2.5.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja