Teknik Analisis Bahan Hukum Teknik Penulisan
Pertama: Kata “melepaskan” atau membuka atau meninggalkan mengandung arti bahwa talak itu melepaskan sesuatu yang selama ini telah terikat,
yaitu perkawinan. Kedua: ”ikatan perkawinan”, yang mengandung arti bahwa talak itu
mengakhiri hubungan perkawinan yang terjadi selama ini, bila ikatan perkawinan itu memperbolehkan hubungan antara suami dan istri, maka dengan telah dibuka
ikatan itu status suami dan istri kembali kepada keadaan semula, yaitu haram. Ketiga: kata “dengan lafal tha-la-qa dan sama maksudnya dengan itu”
mengandung arti bahwa putusnya perkawinan itu melalui suatu ucapan dan ucapan yang digunakan itu adalah kata-kata talak tidak disebut dengan: putus perkawinan
bila tidak dengan cara pengucapan ucapan tersebut, seperti putus karena kematian. Pasal 117 Kompilasi Hukum Islam KHI mendefinisikan ceraitalak
adalah: “Ikrar suami di hadapan sidang Pengadilan Agama yang menjadi salah satu sebab putusnya perkawinan dengan cara sebagaimana dimaksud dalam pasal
129, 130, 131”.
5
Prof. Subekti, S.H dalam bukunya Pokok-Pokok Hukum Perdata mendefinisikan bahwa perceraian adalah “penghapusan perkawinan dengan
putusan hakim atau tuntutan salah satu pihak dalam perkawinan itu”.
6
5
Kompilasi Hukum Islam,Surabaya: Rona Publishing, h. 138
6
Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Jakarta: Intermasa, 2003, cet. Ke-31, h. 42.
Adapun dasar hukum perceraian diantaranya: 1. Q.S Al-Baqarah ayat 229
:ةﺮﻘﺒﻟا 229
Artinya: talak yang dapat dirujuki dua kali, setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang maruf atau menceraikan dengan cara yang baik, tidak halal bagi kamu
mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya kawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah, jika
kamu kawatir bahwa keduanya suami istri tidak dapat menjalankan hukum- hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan
oleh isteri untuk menebus dirinya, itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya, barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka
itulah orang-orang yang zalim. Q.S Al-Baqarah: 229.
2. Q.S. Al-Baqarah ayat 230
:ةﺮﻘﺒﻟا 230
Artinya: kemudian jika si suami mentalaknya sesudah talak yang kedua, maka perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga dia kawin dengan suami yang lain,
kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya bekas suami pertama dan isteri untuk kawin kembali jika keduanya
berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah, itulah hukum-hukum Allah, diterangkan-Nya kepada kaum yang mau mengetahui.Q.S Al-Baqarah:
230.