a. Proses Produksi Milling
Proses produksi milling adalah proses pembuatan blanket. Bahan baku yang digunakan ada tiga bentuk yaitu cup lump, slap dan slap lump. Perbandingan
penggunaannya dapat dilihat pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5. Perbandingan Bahan Baku Mixing Ratio untuk SIR 20 Description
SIR 20
Cup lump 20
Slap 20
Slap lump 60
Sumber : Bag. Produksi PT. Pantja Surya
Bahan baku ini dimasukkan ke dalam Feeder Breaker untuk dicuci dengan menggunakan air. Air ini dipompa dari unit pengolahan air yang diperoleh dari
sungai yang ada di dekat lokasi pabrik. Pencucian ini berguna untuk membersihkan bahan baku dari kotoran–kotoran yang ada misalnya kayu, daun-
daunan, vulkanis, tanah dan pasir. Bahan yang telah dicuci dimasukkan ke dalam Breaker
untuk dicacah dipotong-potong. Bahan yang telah dipotong tadi masuk ke Screw Conveyor dan ditransfer ke Belt Conveyor. Di Belt Conveyor ini
dilakukan pengambilan kontaminasi kotoran masih ada secara manual. Setelah itu bahan baku masuk ke dealam Turning Tank dimana air yang ada di dalam
tangki berputar yang berguna untuk penyeragaman dan pencucian awal cacahan karet selama 15 menit.
Dari Turning Tank, bahan yang telah diseragamkan masuk ke dalam Screw Cutter
untuk dicacah kembali sampai halus pencacahan kedua dengan menggunakan Feeder Screw Cutter. Hasil cacahan dibawa ke Mixing Tank I
Universitas Sumatera Utara
dengan menggunakan Screw Conveyor untuk menyeragamkan hasil cacahan yang kedua.
Setelah penyeragaman dilakukan, kemudian hasil cacahan yang kedua masuk kedalam hammer mill untuk dipecah-pecah menjadi lebih halus dan masuk
kedalam rotary statik. Setelah itu masuk kedalam Mixing Tank II untuk penyeragaman yang ketiga dengan bantuan air.
Selanjutnya karet yang telah diseragamkan homogenisasi masuk kedalam Creeper
1 untuk dipress, perlakuan ini untuk pembentukan awal blanket satu lapis. Kemudian blanket awal masuk ke dalam creeper 2 sampai dengan creeper 6
secara kontinu untuk pembentukan blanket dua lapis dan keseragaman tebal blanket
. Setelah selesai dari creeper didapatlah blanket dengan berat 7 – 8 kg per tiga meter, dan tebal 7,0 – 8,0 mm standar pengendalian blanket.
b. PenjemuranPenganginan