2. Karakterisitik PTK
Penelitian tindakan memiliki beberapa karakteristik penting, seperti yang dijelaskan oleh Pardjono, dkk 2007:16 yaitu sebagai berikut :
a. Permasalahan yang dipecahkan merupakan permasalahan praktis yang
urgen yang dihadapi oleh para guru atau peneliti dalam profesinya sehari- hari
b. Peneliti memberkan perlakuan atau tindakan yang berupa tindakan
terencana untuk memecahkan permasalahan dan sekaligus meningkatkan kualitas yang dapat dirasakan implikasinya oleh subjek yang diteliti.
c. Langkah-langkah penelitian yang direncanakan selalu dalam bentuk
siklus atau tingkatan atau daur yang memungkinkan terjadinya peningkatan dalam setiap siklusnya.
d. Adanya empat komponen penting dalam setiap langkah, yaitu
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi e.
Adanya langkah berfikir reflektif dan kolektif yang dilakuakan oleh para peneliti baik sesudah maupun sebelum tindakan.
Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan, karakteristik PTK adalah penelitian yang dilakukan untuk memecahkan masalah di kelas yang
urgen dan meningkatkan hasil belajar dengan beberapa siklus yang terdiri dari empat tingkatan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi
dengan adana langkah berfikir reflektif dan kolektif.
3. Model Penelitian Tindakan
Dalam penelitian tindakan ada beberapa model penelitian, diantaranya adalah :
a. Model
Kurt Lewin
Ada empat elemen dari penelitian tindakan yang dikembangkan yaitu :perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hubungan secara tali
temali dari keempat elemen ini dipandang sebagai satu siklus. b.
Model
Kemmis dan Mc Taggart
Model ini menggunakan empat komponen penelitian dalam setiap langkah yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Dalam
langkah pertama, kedua dan seterusnya spiral yang saling terkait perlu diperhatikan oleh para peneliti.
c. Model Ebbut
Model ini terdiri dari 3 tingkatan atau daur. Pada tingkat pertama, ide awal dikembangkan menjadi langkah tindakan 1, kemudian tindakan
pertama tersebut dimonitor pengaruh implementasinya terhadap subjek dan objek. Pada tingkat kedua dilakukan revisi rencana umum, langkah
tindakan dan monitoring efek tindakan sebagai bahan untuk masuk ke ingkatan 3. Pada tingkat 2, dilakukan revisi ide umum, rencana
diperbaiki. d.
Model Elliot Dalam penelitian tindakan model Elliot ini, setelah ditemukan ide dan
permasalahan yang menyangkut upaya peningkatan di kelas secara praktis, kemudian dilakukan tahapan peninjauan ke lapangan. Setelah
diperoleh perencanaan yang baik sesuai dengan keadaan lapangan, tindakan yang terencana dan sistematis dapat diberikan kepada subjek.
Pada akhir tindakan, peneliti melakukan kegiatan monitoring yang difokuskan pada efek tindakan. Atas dasar hasil mentoring tersebut
peneliti kemudian menggunakan sebagai bahan perbaikan yang dapat diterapkan pada langkah tindakan ke-2 dan seterusnya sampai diperoleh
informasi atau kesimpulan, apakah tujuan telah tercapai dan permasalahan telah dipecahkan.
Dari berbagai macam model penelitian tindakan tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya usaha penelitian dalam meningkatkan kegiatan
pembelajaran baik proses maupun hasil belajar dengan beberapa kali tindakan dan tahapan atau elemen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan
dan refleksi. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis Mc Taggart karena lebih mudah dilakukan dan sederhana.
Selain itu model ini juga cukup efektif dilakukan pada penelitian –
penelitian sebelumnya.
F. Kerangka Berfikir
Sekolah Menengah Kejuruan merupakan sekolah yang bertujuan mencetak tenaga profesional di bidangnya. Pembelajaran kewirausahaan
sangat penting diterapkan di sekolah. Hasil belajar merupakan evaluasi dari proses pembelajaran yang yang dilakukan pada suatu mata pelajaran di
sekolah. Namun ada beberapa kendala yang dihadapi untuk memperoleh hasil belajar yang diharapkan. Diantaranya karena faktor kemampuan siswa yang