Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan
Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan
Bagan 2. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis Mc Taggart Suharsimi arikunto, 2006:97
Keempat langkah tersebut merupakan satu
siklus
atau putaran, artinya sesudah langkah ke-4, lalu kembali ke 1 dan seterusnya. Meskipun sifatnya
berbeda, langkah ke-2 dan ke-3 dilakukan secara bersamaan jika pelaksana dan pengamat berbeda. Jika pelaksana juga pengamat, mungkin pengamatan
dilakukan sesudah pelaksanaan, dengan cara mengingat-ingat apa yang sudah terjadi. Dengan kata lain, objek pengamatan sudah lampau terjadi.
Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan dan dikenal dengan perencanaan, yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,dimana,oleh siapa, dan
bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Tahap 2 : Pelaksanaan tindakan yaitu implementasi atau penerapan isi
rancangan di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan kelas. Pelaksanaan harus sesuai dengan rancangan, tetapi harus pula bersikap wajar. Tentu saja
membuat modifikasi tetap diperbolehkan, selama tidak mengubah prinsip, hindari kekakuan.
Tahap 3 : Pengamatan, yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat. Sebetulnya kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan
tindakankarena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.
Tahap 4 : Refleksi atau pantulan yaitu kegiatan untuk mengemukakah kembali apa yang sudah terjadi. Istilah “refleksi” sebetulnya lebih tepat dikenakan
ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti dan subjek peneliti dalam hal ini siswa yang
diajar, untuk bersama-sama mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.
B. SETTING PENELITIAN
Setting penelitian adalah situasi kondisi dan tempat dimana responden melakukan kegiatan secara alami yang dipandang sebagai analisis dalam
penelitian Pardjono dkk,2007:67. Setting penelitian yang dilakukan pada penelitian ini yaitu :
a. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksakan di SMK N 6 Purworejo. Alasan pemilihan tempat di SMK N 6 Purworejo adalah kesediaan pihak sekolah untuk
dijadikan tempat penelitian dan hasil belajar siswa kelas X Busana 2 yang masih rendah.
b. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah waktu yang digunakan selama penelitian berlangsung. Dalam penelitian ini, waktu penelitian dilakukan pada saat
pemberian tindakan menggunakan model pembelajaran
Team Game Tournamen
. Waktu
disesuaikan dengan
jadwal pembelajaran
kewirausahaan. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 12 Mei sampai 26 Mei 2011.
C. SUBJEK DAN OBYEK PENELITIAN
1. Subyek Penelitian
Pada penelitian ini, yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa. Penentuan subjek penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling
yaitu pemilihan subjek penelitian secara sengaja oleh peneliti yang didasarkan atas kriteria dan pertimbangan tertentu. Dalam penelitian
ini yang dijadikan kriteria dan pertimbangan adalah nilai atau hasil belajar siswa pada mata pelajaran kewirausahaan.
Guna meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kewirausahaan yang masih rendah, maka pihak yang dijadikan subjek
penelitian ini adalah siswa yang berada pada kelas X Busana 2 SMK N 6 Yogyakarta sebagai peserta dan terlibat penuh dalam pembelajaran
kewirausahaan teknik TGT. Jumlah siswa secara keseluruhan pada kelas tersebut adalah 32 siswa, yang semuanya terdiri dari siswa perempuan.
Guru pada mata pelajaran Kewirausahaan di SMK N 6 Purworejo adalah Bpk. Herianto Edhi Nugroho,S.Pd yang banyak membantu kegiatan
penelitian dan secara antusias mendampingi pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode yang baru dilaksanakannya yaitu TGT.
2.
Objek Penelitian
Objek penelitian adalah alat yang digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah model pembelajaran
kooperatif tipe
Teams Game Tournamen
TGT untuk siswa kelas X Busana di SMK N 6 Purworejo.
D. BENTUK PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Penelitian ini mengambil bentuk kolaboratif dan partisipasi dimana anggota kelompok peneliti atau orang lain yang mampu secara kritis memberi
masukan selama peneliti melakukan tindakan dan pada tahap analisis serta refleksi Pardjono dkk, 2007:10. Jadi, kolaboratif artinya peneliti
berkolaborasi atau bekerjasama dengan guru mata pelajaran kewirausahaan, tergabung dalam satu tim untuk melakukan penelitian denga tujuan untuk
memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam praktik pembelajaran. Partisipatif artinya peneliti dibantu oleh teman sejawat terlibat secara
langsung dalam penelitian. Peneliti menambah teman
observer
agar observasi tindakan lebih mudah, lebih teliti, dan lebih obyektif. Pemilihan metode
penelitian tindakan didasarkan pada dasar masalah dan tujuan penelitian yang menuntut adanya penyempurnaan tindak lanjut berdasarkan prinsip daur
ulang secara reflektif, kolaboratif, dan partipasif yang dipusatkan pada situai sosial kelas. Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru mata
pelajaran kewirausahaan yang bernama bapak Heriyanto Edhi Nugroho,S.Pd yang bertindak sebagai pengajar.