38
yang lebih banyak dan memiliki kesempatan yang lebih luas untuk bergaul dengan teman sebayanya. Bagi pihak sekolah dan guru dapat berdampak
pada memiliki pengalaman yang lebih luas untuk mengelola perbedaan siswa dalam satu kelas serta dapat meningkatkan kemampuan dalam
mengajar semua anak dalam satu kelas. Bagi masyarakat dampak yang diperoleh yaitu dapat membangun rasa saling mendukung dan
membutuhkan antar anggota masyarakat. Dari beberapa pendapat di atas dapat ditegaskan bahwa fungsi dari
pendidikan inklusi bagi anak berkebutuhan khusus dan anak nomal adalah dapat meningkatkan konsep diri, hal ini disebabkan oleh pergaulan antara
anak berkebutuhan khusus dan anak normal terjadi sehingga keduanya saling bertoleransi. Mereka dapat membantu satu sama lain, sehingga
dapat mendorong pertumbuhan sikap sosial yang nantinya akan menumbuhkan ognisi sosial. Selain itu dapat menghargai adanya
perbedaan. Bagi sekolah dan guru, pendidikan inklusi dapat memberikan pengalaman dalam mendidik anak-anak yang berbeda dalam satu kelas
yang sama.
4. Pengertian Different Ability Difabel
Different Ability difabel atau anak dengan kebutuhan khusus dimaknai sebagai anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus sementara
maupun permanen, sehingga mereka membutuhkan pelayanan pendidikan yang lebih intens, kebutuhan tersebut dapat disebabkan oleh kelainan yang
39
dimiliki Mohammad Takdir Ilahi, 2013: 138. Mereka disebut dengan anak berkebutuhan khusus dikarenakan anak-anak tersebut memiliki kelainan atau
keberbedaan dengan anak normal pada umumnya. Dengan kata lain, anak berkebutuhan khusus diartikan sebagai anak yang membutuhkan pendidikan
yang disesuaikan dengan segala hambatan belajar serta kebutuhan masing- masing individu.
Anak berkebutuhan khusus atau dapat disebut dengan difabel menurut Mohammdad Takdir Ilahi merupakan anak yang memiliki kelainan tertentu
dengan anak normal pada umumnya sehingga mereka membutuhkan layanan pendidikan yang lebih intens, layanan pendidikan tersebut disesuaikan
dengan hambatan belajar yang dimiliki oleh masing-masing anak dengan kebutuhan khusus. Anak dengan kebutuhan khusus tersebut dapat memiliki
kelainan yang bersifat sementara maupun permanen. Samuel A. Kirk Edi Purwanta, 2012: 53 mengemukakan anak dengan
kebutuhan khusus merupakan anak yang menyimpang atau berbeda dengan anak normal average child terkait dengan karakteristik mental, fisik ataupun
sosial, sehingga mereka membutuhkan modifikasi dalam pelaksanaan persekolahan atau layanan sesuai dengan kekhususannya dengan tujuan
mereka dapat berkembang sesuai dengan kapasitas yang dimiliki. Difabel atau anak dengan kebutuhan khusus dimaknai dengan anak-anak yang
menyandang ketunaan, selain itu dapat juga anak yang potensial atau berbakat Mulyono, 2003: 26.
40
Samuel A. Kirk mengemukakan anak berkebutuhan khusus sebagai anak yang menyimpang atau berbeda dengan anak normal yang lainnya,
kelainan tersebut dapat berupa kelainan pada mental, fisik maupun sosial. Kelainan yang dimiliki tersebut membutuhkan layanan yang sesuai dengan
kebutuhan khusus yang dimiliki, tujuan dari pemberian layanan yang sesuai adalah dapat mengoptimalkan dan mengembangkan potensi yang dimiliki.
Mulyono menambahkan anak berkebutuhan khusus tidak hanya anak yang menyandang ketunaan tertentu, tetapi juga termasuk di dalamnya anak yang
potensial atau berbakat. Anak berkebutuhan khusus children with special needs menurut
Dedy Kustawan 2012: 23 adalah mereka yang karena suatu hal tertentu baik yang berkebutuhan permanen ataupun yang berkebutuhan khusus
temporer membutuhkan pelayanan pendidikan secara khusus, hal tersebut ditujukan agar potensinya dapat berkembang secara optimal. Anak
berkebutuhan khusus memiliki hambatan dalam belajar dan hambatan perkembangan barier to learning and development.
Anak berkebutuhan khusus menurut Dedy Kustawan adalah anak yang membutuhkan layanan pendidikan khusus dikarenakan mereka memiliki
kelainan tertentu yang dapat bersifat permanen ataupun temporer. Sama dengan Samuel A. Kirk, tujuan dari pendidikan khusus tersebut adalah agar
anak berkebutuhan khusus yang memiliki hambatan dalam belajar dan berkembang dapat mengoptimalkan dan mengembangkan potensi yang
dimiliki.
41
Disabled anak dengan kebutuhan khusus merujuk kepada seseorang yang mengalami penurunan ataupun gangguan fungsi sebagai akibat dari
adanya cacat fisik dan masalah dalam belajar atau penyesuaian sosial. Mega Iswari 2007: 43 menambahkan istilah bagi anak berkebutuhan khusus
ditujukan kepada anak dengan kelainan atau memiliki perbedaan dengan anak rata-rata normal dalam segi fisik, mental, emosi, sosial ataupun gabungan dari
ciri-ciri tersebut dan menyebabkan mereka mengalami hambatan dalam mencapai perkembangan yang optimal, sehingga mereka membutuhkan
layanan pendidikan khusus untuk mencapai perkembangan yang optimal. Sesuai dengan pendapat dari beberapa ahli di atas, Mega Iswari juga
mendifinisikan anak dengan kebutuhan khusus sebagai anak yang memiliki perbedaan dari segi fisik, mental, sosial atau gabungan dari ciri-ciri tersbeut
dari anak-anak normal pada umumnya sehingga mereka memiliki hambatan dalam mencapai perkembangan mereka dengan lebih optimal. Maka dari itu,
mereka membutuhkan layanan pendidikan secara khusus. Pendefinisian makna disability juga dikemukakan oleh J. David Smith
2006: 32 bahwa disability adalah keadaan aktual fisik, mental, dan emosi yang dalam kondisi ketunaan, misalnya orang dengan keadaan tunanetra atau
tunarungu, mereka memiliki disability, yaitu ketidakmampuan dimana orang tersebut tidak dapat melihat atau mendengar. J. David Smith mengemukakan
anak berkebutuhan khusus disability sebagai anak yang memiliki ketunaan pada fisik, mental maupun emosi.
42
Dari beberapa pengertian oleh para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa different ability difabel atau anak berkebutuhan khusus
adalah anak yang memiliki karakteristik fisik, mental maupun sosialnya berbeda dari kebanyakan rata-rata anak pada umumnya, perbedaan tersebut
dapat bersifat permanen atau sementara.
5. Macam-macam Difabel
a. Tunanetra 1 Pengertian
Sari Rudiyati 2002: 22 mengemukakan tunanetra pada hakekatnya adalah kondisi mata dria atau penglihatan yang
karena sesuatu hal tidak berfungsi sebagaimana mestinya, hal tersebut menyebabkan kondisi mata mengalami keterbatasan
atau ketidakmampuan dalam melihat. Tunanetra sendiri didefinisikan sebagai keadaan atau kondisi dimana mata
mengalami luka atau rusak, sehingga mengakibatkan kurang atau tidak memiliki kemmampuan persepsi penglihatan.
Jadi, anak tunanetra dimaksud sebagai anak yang karena suatu hal mata penglihatannya mengalami luka atau kerusakan,
baik struktural maupun fungsional, sehingga penglihatannya mengalami kondisi tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
T. Sutjihati Somantri 2006: 65 mengemukakan anak tunanetra sebagai individu yang kedua indera penglihatannya