mendapat akte dari negara itu, kemudian akte di bawa pulang untuk dicatatkan saja. Artinya tidak memperoleh akte lagi dari negara.
Keluarga berbeda keyakinan merupakan keluarga yang dibangun dengan pernikahan antar agama oleh pasangan suami dan istri. Dimana pernikahan antar
agama yaitu suatu ikatan perkawinan yang dilakukan oleh pasangan yang memeluk agama dan kepercayaannya berbeda satu dengan yang lainnya.
Maksudnya adalah perkawinan pasangan yang berbeda agama dan masing-masing tetap mempertahankan agama yang dianutnya.
2.5 Konsep Keluarga Bahagia Menurut Pandangan Sosiologi
Keluarga Sejahtera adalah keluarga yang dibentuk atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang layak dan
mempunyai hubungan serasi, seimbang dan selaras antar anggota keluarga serta anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungannya. Setelah keluarga
terbentuk, anggota keluarga yang ada di dalamnya memiliki tugas masing-masing. Suatu pekerjaan yang harus dilakukan dalam kehidupan keluarga inilah yang
disebut fungsi. Secara sosiologis, menurut Melly 1993, keluarga dituntut berperan dan berfungsi untuk mencapai suatu masyarakat sejahtera yang dihuni
oleh individu anggota keluarga yang bahagia dan sejahtera. Fungsi keluarga perlu diamati sebagai tugas yang harus diperankan oleh keluarga sebagai lembaga
sosial terkecil http:bpad-jambi.pnri.go.idcontentkeluarga
yang di akses pada tanggal 10 Oktober 2013 pukul 7.35 WIB.
Di antara anggota keluarga tersebut, ayah, dan terutama ibu, menduduki posisi yang strategis. Fungsi ayah jelas tidak terbatas pada pencari nafkah dan
Universitas Sumatera Utara
menjadi simbol disiplin dan kewibawaan serta keadilan. Figur yang paling menentukan pribadi anak di kemudian hari adalah ibu. Ibu tetap menjadi obyek
lekat attachment object atau tambatan hati utama si anak.
Dalam keluarga yang berbeda keyakinan agama, tuntutan menjadi suatu keluarga yang sejahtera dan bahagia menjadi sesuatu yang berat untuk
diwujudkan dibandingkan dengan keluarga pada umumnya. Konflik akan sering terjadi ditengah perbedaan bentuk konflik dalam skala kecil seperti hanya
pertentangan antar orang yang bersifat pribadi. Dari kedua bentuk proses sosial yang terjadi dalam sebuah keluarga beda agama adalah proses sosial yang
asosiatif yang terdiri dari kerjasama dan asimilasi. Kerjasama yang dimaksudkan dalam hal ini adalah bagaimana seorang suami dan seorang istri yang berbeda
agama berusaha secara bersama- sama untuuk dapat mempertahankan keluarganya agar dapat hidup harrmonis tanpa ada pertentangan meskipun ada
perbedaan namun mereka dapat saling menyesuaikan satu sama lain. Sementara dalam proses sosial asimilasi dimana sang suami dan sang istri berusaha untuk
lebih meningkatkan sikap toleransi dalamm menjalankan kehidupan sehari- hari sehingga benih- benih pertentangan dapat dicegah. Dengan demikian meski
berbeda keyakinan namun keluarga beda keyakinan dapat saling mmengerti dan saling menyesuaikan satu sama lain sehingga dapat tercipta sebuah keluarga yang
serasi, selaras dan seimbang atau dengan kata lain harmonis Sulvianty, 2012 : 27.
Universitas Sumatera Utara
ari hasil penelitian yang dilakukan oleh Rosyidah Widyaningrum 2011 menemukan beberapa faktor yang menjadikan keluarga beda agama ini dapat
hidup harmonis dalam menjalani kehidupan berumah tangga diantaranya:
a. Rasa saling menyayangi antar anggota keluarga.
b. Adanya komunikasi yang sehat antar anggota kelompok sehingga semua
masalah dapat diselesaikan dengan baik. c.
Saling menghormati dan memberikan kebebasan dalam beribadah, bahkan mendukung pasangannya untuk beribadah maka keharmonisan hidup
berumah tangga akan terwujud. d.
Ekonomi yang cukup juga menjadi salah satu faktor keharmonisan rumah tangga beda agama ini, beberapa keluarga mengaku takut berpisah dengan
alasan tidak ada jaminan kesejahteraan jika ia memutuskan untuk berpisah. e.
Hadirnya anak adalah faktor yang menjadi dasar bagi sebagian keluarga beda agama tetap mempertahankan kebersamaan mereka.
Sehingga untuk dapat memenuhi faktor-faktor tersebut proses sosial yang terjadi dalam keluarga tersebut harus berjalan dengan baik. dimana proses sosial
yang dimaksud adalah proses asimilasi dan kerjasama yang terjadi antara anggota keluarga terutama ayah dan ibu.
2.6 Pola Asuh