Bapak Irpan Setiawan dan Ibu Theresia Sumiyati

menjalani kehidupan keluarga mereka agar menjadi keluarga yang harmonis dan bahagia. Namun dari luar lingkungan keluarga masalah yang yang di hadapi adalah pandangan miring dari beberapa masyarakat di lingkungan mereka. Tetapi hal ini bukanlah masalah yang besar karena mereka juga mendapat dukungan dari banyak masyarakat di lingkungan mereka. Berkaitan dengan agama yang dianut oleh anak-anak mereka, bahwa Bapak Djodi dan Ibu Suci memberikan kebebasan sepenuhnya kepada anak- anaknya. Dengan demikian penerapan ajaran agama di dalam keluarga ini dilakukan secara bersama-sama oleh Bapak Djodi dan Ibu Suci, mulai dari aturan agama, nilai agama, cara beribadah, dan lainnya. Sehingga baik dalam sosialisasi dan pengasuhan dilakukan bersama-sama tanpa ada yang mendominasi. Dalam pengasuhan anak yang dilakukan oleh Bapak Djodi dan Ibu Suci, mereka mengaku tidak membedakan bagaimana cara mengasuh anak-anak mereka, karena menurut mereka baik anak laki-laki mau pun anak perempuan mereka merupakan tipe anak yang penurut dan patuh pada perkataan orangtua mereka. Bapak Djodi dan Ibu Suci menjelaskan hal tersebut secara perlahan karena semakin anak bertambah dewasa semakin anak bertambah ingin tahu dan akan terus menerus bertanya. Hal ini dirasakan oleh Bapak Djodi dan Ibu Suci ketika mengasuh anak-anak mereka hingga akhirnya anak-anaknya paham tentang perbedaan tersebut dan juga paham tentang ajaran agama yang memang sesuai dengan keyakinan di hatinya saat duduk di bangku SMP.

11. Bapak Irpan Setiawan dan Ibu Theresia Sumiyati

Universitas Sumatera Utara Bapak Irpan 40 adalah seorang Islam yang bekerja sebagai karyawan swasta yaitu sebagai satpam di salah satu pusat perbelanjaan di Magelang dan Ibu Sumiyati adalah seorang Khatolik yang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Mereka menikah secara Islam pada tahun 1996. Tetapi setelah menikah mereka kembali menjalankan agama masing-masing seperti semula dan mereka masih hidup dalam satu keluarga hingga sekarang dan dikaruniai dua orang anak laki-laki. Kedua anaknya mengikuti keyakinan dari Bapak Irpan. Sebenarnya Bapak Irpan dan Ibu Sumiyati tidak ingin memilih membangun sebuah keluarga yang di dasari oleh dua agama yang berbeda. Tapi mereka tidak mau dipaksa untuk meninggalkan agama mereka dan menjalankan agama tersebut tidak sesuai dengan keinginan hati mereka. Berkaitan dengan keputusan yang mereka ambil ini banyak maslah yang dihadapi dalam menjalakan keluarga ini. Untuk dapat mempertahankan keutuhan keluarga mereka dan menjadi keluarga harmonis yang bahagia ditengah perbedaan agama yang ada mereka saling menghargai, menghormati, dan tidak fanatik merupakan hal yang paling penting. Berkaitan dengan keyakinan agama anak Bapak Irpan dan Ibu Sumiyati memiliki kesepakatan sebelum menikah, yaitu mereka bersepakat bahwa anak-anak laki-laki mereka harus ikut keyakinan agama Bapak Irpan ini dikarenakan sebagai ayah Bapak Irpan adalah kepala keluarga dan juga di pengaruhi oleh faktor lingkungan keluarga mereka yang mayoritasnya adalam Islam. Namun setelah dewasa dan menikah anak-anak mereka diberikan kebebasan dalam memilih agama apa yang memang mereka yakini. Terkait Universitas Sumatera Utara dengan sosialisasi agama Ibu Sumiyati selalu mendorong anak-anaknya untuk selalu beribadah sesuai dengan ajaran agama Islam, hal ini sesuai dengan kesepakatan awal mereka sebelum menikah. Maka yang mendominasi dalam pengenalan ajaran agama adalah Bapak Irpan. Namun sesekali Ibu Sumiyati juga mencoba untuk memberikan beberapa pemahan nilai-nilai ajaran agama Khatolik. Dalam mengasuh anak untuk kehidupan sehari-hari yang paling dominan adalah Ibu Sumiyati karena bapak Irpan lebih sering di luar rumah karena bekerja. Mereka tidak membedakan perlakuan atau cara mengasuh terhadap kedua anaknya. Tahapan sosialisasi agama yang dilakukan oleh Bapak Irpan dan Ibu Sumiyati adalah pertama-tama mereka mengenalkan anak-anak pada ajaran agama Islam setelah itu ajaran agama Khatolik, tetapi tetap yang diutamakan adalah ajaran agama Islam sesuai dengan kesepakatan sebelum mereka menikah. Tetapi dalam sosialisasi agama ini lingkungan tempat mereka tinggal juga memberikan pengaruh yang besar dalam memberikan pemahaman ajaran agama Islam kepada anak mereka. Dalam memilih agama anak tidak merasa bingung lagi karena memang sudah di fokuskan pada satu agama sejak kecil. Namun kendala ada beberapa kendala yang dihadapi dalam proses sosialisasi ini. Menghadapi hal ini sebagai orangtua mereka harus bersikap bijak dalam memberikan sosialisasi agama dan pembereikan pemahaman perbedaan agama yang ada keluarga mereka yang merupakan sesuatu yang jarang di dapati dikeluarga lain. Universitas Sumatera Utara

12. Anjas dan Alvin