Data Sekunder Data sekunder adalah data yang tidak langsung diamati peneliti. Data ini Analisa Data

wawancara dengan pihak manajemen perusahaan, pembimbing lapangan, dan terhadap pekerja produksi.

b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang tidak langsung diamati peneliti. Data ini

merupakan data yang diperoleh dari dokumen perusahaan, hasil penelitian yang sudah lalu dan data lainnya. Dalam penelitian ini data diperoleh dari divisi produksi, maintenance dan pembelian. Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah : 1. Data pemakaian spare part 2. Data kerusakan spare part 3. Harga pembelian masing-masing spare part 4. Biaya-biaya yang diperlukan dalam pengendalian persediaan seperti biaya pemesanan, biaya penyimpanan, biaya kekurangan persediaan, dan sebagainya. 4.5.1. Cara Pengumpulan Data Pengumpulan data yang diperlukan dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Teknik Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian dengan melaksanakan pengamatan terhadap proses produksi pembuatan pakan ternak yang memasukkan objek penelitian dalam proses pembuatannya yaitu pada tahapan pembuatan pakan ternak. 2. Mereview buku-buku laporan administrasi serta catatan-catatan pihak perusahaan yang berhubungan dengan data yang diperlukan yaitu data Universitas Sumatera Utara pemakaian suku cadang dan data kerusakan suku cadang untuk Hammer Mill serta harga tiap-tiap suku cadang. 3. Teknik Wawancara, yaitu melakukan wawancara dengan supervisor dan karyawan divisi produksi, maintenance dan pembelian yang dapat memberikan informasi yang diperlukan untuk menunjang penyelesaian masalah. 4. Teknik Kepustakaan, yaitu dengan membaca buku-buku dan jurnal-jurnal penelitian yang berkaitan dengan penerapan reliability dan Hammer Mill machine. 4.6. Pengolahan Data 4.6.1. Pemilihan komponen kritis dengan Analisa Pareto Pemilihan komponen dengan menggunakan analisis pareto metode ABC berdasarkan: - harga satuan - jumlah kebutuhan, dan - frekuensi kerusakan pada dua tahun terakhir. Berikutnya hasil jumlah kumulatif biaya paling besar maka komponen tersebut dianggap sebagai komponen paling kritis.

4.6.2. Pengujian Pola Distribusi Data Kerusakan

Sebelum kajian keandalan dilakukan, data kerusakan komponen perlu diketahui pola distribusi data kerusakan komponen mesin. Data yang ada diolah Universitas Sumatera Utara dengan metode least square untuk distribusi normal, lognormal, eksponensial dan weibull, kemudian berdasarkan goodness of fit tertinggi akan dipilih kecenderungan pola distribusi data.

4.6.3. Menghitung Parameter Distribusi

Setelah pola distribusi data selang waktu antar kerusakan diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan parameter distribusi untuk mendapatkan nilai MTTF Mean Time To Failure dengan metode Maximum Likelihood Estimator MLE. Perhitungan dilakukan secara manual dan bantuan software Minitab 14.

4.6.4. Perhitungan Nilai Konsep Keandalan

Menentukan nilai konsep keandalan komponen kritis berdasarkan data interval waktu dan parameter distribusi yang sesuai dengan kerusakan komponen.

4.6.5. Penentuan Jumlah Persediaan

Menentukan jumlah kebutuhan persediaan untuk komponen kritis mesin Hammer Mill untuk interval waktu satu tahun menggunakan konsep supply chain management.

4.7. Analisa Data

Setelah didapatkan jenis distribusi yang mengikuti pola kecenderungan dat tiap komponen kritis, maka dilakukan perhitungan parameter-parameter tiap Universitas Sumatera Utara distribusi yang mengikutinya. Perhitungan ini bertujuan untuk mendapatkan Mean Time To Failure MTTF, sebagai basis informasi bagi perusahaan khususnya bagian maintenance untuk melakukan penggantian komponen sebelum terjadinya kerusakan. Selanjutnya akan didukung penuh dengan perhitungan interval penggantian komponen berdasarkan kriteria minimisasi ongkos yang menjadi dasar perbaikan pencegahan preventive maintenance untuk melakukan penggantian komponen sebelum terjadinya kerusakan. Dengan demikian dapat diketahui kapan sebaiknya melakukan penggantian komponen sebelum terjadi kerusakan mesin. Berdasarkan data biaya pengendalian persediaan suku cadang dan pemakaian komponen dalam waktu dua tahun dapat ditentukan berapa jumlah pemesanan yang ekonomis dan optimal dalam satu tahun ke depan dengan supplier tertentu. Selain itu dibahas mengenai jaringan pasokan rantai supply khusus untuk suku cadang dengan menggunakan konsep supply chain management. Untuk lebih jelasnya mengenai gambar skema proses penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.2.

4.8. Kesimpulan dan Saran