Pengertian Kurikulum 2013 Kekhasan Kurikulum 2013

8 BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini peneliti akan membahas Landasan Teoritis, Penelitian yang Relevan, dan Kerangka Berfikir. Ketiga hal tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

A. Landasan Teoritis

Landasan teoritis merupakan sebuah acuan yang digunakan peneliti dalam membuat prototipe rancangan pembelajaran.

1. Kurikulum 2013

a. Pengertian Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi meningkatkan capaian pendidikan. Kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap attitude, keterampilan skill dan pengetahuan knowledge. Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 20 Tahun 2003 sebagaimana tersurat dalam penjelasan pasal 35, yaitu kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati Majid, 2014: 27. Kurniasih dan Sani 2014: 21 mengungkapkan bahwa kurikulum 2013 lebih ditekankan pada kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Hal ini juga diperkuat oleh Mulyasa 2013: 66 yang mengungkapkan bahwa Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi KBK yang pernah dicobakan pada tahun 2004. KBK dijadikan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan bagi pengembangan berbagai ranah pendidikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan. Dari pendapat para ahli tersebut mengenai Kurikulum 2013, dapat disimpulkan bahwa Kurikulum 2013 menekankan pada peningkatan kompetensi berbasis sikap, keterampilan dan pengetahuan.

b. Kekhasan Kurikulum 2013

1 Pendidikan Karakter Pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. Melalui implementasi Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter, dengan pendekaran tematik dan kontekstual diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari Mulyasa, 2013:7. Kurniasih dan Sani 2016: 257 menjelaskan bahwa pendidikan karakter memiliki makna lebih tinggi daripada pendidikan moral karena bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah. Lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasan habituation tentang yang baik sehingga peserta didik menjadi paham, mampu merasakan, dan mau melakukan hal baik. Akbar 2016: 63 mengatakan bahwa untuk menciptakan pembelajaran yang aktif agar pembelajaran karakter dapat dioptimalkan, perlu memperhatikan tujuan kegiatan pembelajaran, pengalaman belajar sendiri oleh peserta didik, penggunaan model pembelajaran aktif yang berorientasi pada pendidikan karakter, pembelajaran yang bermakna, pencakupan seluruh kecakapan hidup peserta didik, sumber atau media pembelajaran konkret, penilaian yang autentik dan penggunaan prinsip Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan PAKEM. Prinsip PAKEM ditujukan agar pembelajaran oleh peserta didik menjadi kreatif, invensi dan inovasi serta suasana pembelajaran menyenangkan. Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 juga memiliki tujuan tertentu, yaitu untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan pendidikan yang nantinya akan diarahkan pada penanaman ahlak dan kebiasaan yang baik sehingga peserta didik memiliki tingkah laku yang baik pula serta didukung penggunaan prinsip Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan PAKEM. 2 Pembelajaran Tematik Majid 2014: 107 mengungkapkan bahwa pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Tema merupakan alat atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep kepada peserta didik secara utuh. Dalam pembelajaran, tema diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa peserta didik dan membuat pembelajaran lebih bermakna. Daryanto 2014: 3 juga menjelaskan bahwa pembelajaran tematik diartikan sebagai pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik. Hal ini diungkapkan hal serupa dengan Poerwadarminta dalam Majid, 2014: 80 bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat dipahami bahwa pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran dengan mengkolaborasikan beberapa mata pelajaran dengan menghubungkan materi atau topik yang satu dengan yang lain sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif. a Ciri Khas Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik memiliki arti penting dalam keterlibatan peserta didik dalam proses belajar secara aktif sehingga peserta didik memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya serta menekankan penerapan konsep belajar. Berikut merupakan ciri khas dari pembelajaran tematik, Daryanto 2014 4: 1. Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia Sekolah Dasar. 2. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa. 3. Membantu mengembangkan keterampilan berfikir peserta didik. 4. Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain. b Manfaat Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik memiliki manfaat tersendiri, berikut merupakan manfaat dari pembelajaran tematik, Daryanto 2014: 4: 1. Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan. 2. Peserta didik mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isimateri pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir. 3. Pembelajaran menjadi utuh sehingga peserta didik akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah. 4. Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat. c Karakteristik Pembelajaran Tematik Sebagai suatu model pembelajaran di Sekolah Dasar, menurut Daryanto 2014: 5 pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut: 1. Berpusat pada peserta didik Pembelajaran tematik berpusat pada peserta didik student centered, hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar. 2. Memberikan pengalaman langsung Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik direct experiences. Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata konkret sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak. 3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan peserta didik. 4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, peserta didik mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu peserta didik dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. 5. Bersifat fleksibel Pembelajaran tematik bersifat luwes fleksibel dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada. 6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. 7. Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya. 8. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan. 3 Pembelajaran Saintifik Majid dan Rochman 2014: 4 mengungkapkan bahwa dalam saintis kegiatan pembelajaran dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba mengumpulkan data, mengasosiasi menalar, dan mengomunikasikan. a Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena menyangkup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak Majid dan Rochman, 2014: 4. Kegiatan mengamati dalam prototipe rancangan pembelajaran dapat dilakukan peserta didik pada saat melihat media pembelajaran, sesuai dengan perintah dari guru atau pengguna prototipe. b Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan peserta didik dalam bentuk konsep, prinsip, prosedur, hukum dan teori, hingga berfikir metakognitif. Tujuannya agar peserta didik memiliki kemampuan berfikir tingkat tinggi secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diskusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan idegagasan dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah Majid dan Rochman, 2014: 4. Kegiatan menanya dalam prototipe rancangan pembelajaran dapat dilakukan setelah peserta didik selesai menggunakan media pembelajaran, guru dapat memulai dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta didik. c Kegiatan mencobamengumpulkan data bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan peserta didik untuk memperkuat pemahaman konsep dan prinsip dengan mengumpulkan data, mengembangkan kreativitas, dan keterampilan prosedural. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang, dan melaksanakan kegiatan, serta memperoleh, menyajikan, dan mengolah datainformasi. Pemanfaatan sumber belajar termasuk teknologi informasi dan komunikasi sangat disarankan dalam kegiatan ini Majid dan Rochman, 2014: 4. Kegiatan mencoba dalam prototipe rancangan pembelajaran dapat dilakukan dengan cara membagikan LKS kepada peserta didik, kemudian peserta didik akan mengerjakan LKS tersebut. d Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah. Data yang diperoleh dibuat klasifikasi, diolah, dan ditemukan hubungan-hubungan yang spesifik. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga peserta didik melakukan aktivitas antara lain menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksimengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerjadiskusi atau praktik. Hasil kegiatan mencoba dan mengasosiasi memungkinkan peserta didik berpikir kritis tingkat tinggi hingga berpikir metakognitif Majid dan Rochman, 2014: 5. Kegiatan mengasosiasi dalam prototipe rancangan pembelajaran dalam pemilih salah satu aktivitas yang direkayasa oleh guru antara lain menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksimengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerjadiskusi atau praktik. Guru dapat menyesuaikan aktivitas yang akan dilakukan dengan RPP yang sudah dibuat. e Kegiatan mengkomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambarsketsa, diagram atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar peserta didik mampu mengkomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi peserta didik melalui prestasi, membuat laporan, danatau unjuk kerja Majid dan Rochman, 2014: 5. Kegiatan mengkomunikasikan dalam prototipe rancangan pembelajaran dapat dilakukan dengan menyuruh peserta didik untuk menjelaskan hasil kerjanya atas kegiatan yang sudah dilakukan, misalnya mengerjakan LKS kepada guru dan teman-temannya di kelas.

2. Pembelajaran Tematik Kelas III SD