Faktor-Faktor yang Mendukung Minat Membaca Siswa Kelas IV B SD
117 terus membaca action, sehingga anak selalu berusaha untuk mendapatkan
bacaan untuk memenuhi gairahnya. Faktor yang lain adalah kesiapan membaca siswa yang berbeda-beda. Hal
ini dapat dilihat dari kelancaran membaca dan tingkat pemahaman terhadap suatu bacaan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Marksheffel
Ibrahim Bafadal, 2008: 200-201 memberikan penjelasan mengenai kesiapan membaca yaitu seseorang dapat dianggap telah memiliki kesiapan membaca
apabila ia telah dapat membaca pada berbagai level. Bermacam-macam keterampilan telah ia kuasai, misalnya memahami kata-kata kunci setiap
kalimat atau paragraf dari apa yang dibacanya, memahami ide-ide penting pengarang, memperoleh pemahaman tertentu dari apa yang sedang dibacanya,
mampu menggunakan kamus untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk tertentu bilamana hal tersebut diperlukan, dan mencoba mencari bantuan guru bilamana
hal tersebut diperlukan. Berdasarkan teori tersebut, siswa kelas empat memiliki kesiapan
membaca yang cukup. Mereka mampu membaca dan mendapatkan informasi jika mereka lancar dalam membaca. Hal tersebut juga sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Chall John W. Santrock, 2004: 421 mengenai tahap keahlian membaca salah satunya yaitu tahap 3. Di grade empat sampai
delapan, anak makin mampu mendapatkan informasi dari bacaannya. Dengan kata lain, mereka belajar membaca. Mereka masih kesulitan memahami
informasi yang diberikan dari beragam perspektif dalam teks yang sama. Anak
118 yang pada tahap ini belum mampu menguasai keahlian membaca, mereka akan
mengalami kesulitan serius dalam bidang akademik. Membaca memiliki tujuan dan manfaat. Siswa melakukan kegiatan
membaca karena mereka tahu manfaat membaca untuk diri sendiri, mereka tahu alasan mereka membaca, dan mereka tahu dampak yang akan ditimbulkan
dari kegiatan membaca atau dapat disebut juga dengan termotivasi untuk berperilaku seperti dalam bacaan. Hal tersebut sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Ibrahim Bafadal 2008: 203 yang mengatakan bahwa rasa senang membaca dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain karena ia
tahu manfaat membaca, ia menyadari bahwa buku-buku dan bahan pustaka lainnya yang baik dapat memperluas pengetahuannya.
Selain faktor-faktor pendukung yang berasal dari dalam diri siswa, adapula faktor-faktor pendukung yang berasal dari luar diri siswa. Adapun
faktor pendukung tersebut, yaitu: 1 cara mengajar; 2 lingkungan sekolah; 3 akses informasi; 4 teknologi; dan 5 pola asuh orang tua.
Guru merupakan faktor yang mendukung adanya minat membaca siswa. Cara mengajar guru dapat berupa pemberian motivasi agar mau membaca,
memberi perintah agar membaca, dan pemberian tugas. Motivasi merupakan dorongan untuk melakukan sesuatu. Hal ini sesuai dengan pernyataan Alex
Sobur 2010: 268 mengenai pengertian motivasi bahwa motivasi berarti membangkitkan motif, membangkitkan daya gerak, atau menggerakkan
seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai suatu kepuasan atau tujuan. Guru dalam hal ini adalah bertindak sebagai motivator.
119 Dengan kata lain, guru mengajak siswa atau membangkitkan siswa untuk
membaca sehingga menimbulkan kegemaran dalam membaca bagi siswa. Faktor lainnya adalah lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah tersebut
dalam hal ini dapat berupa adanya program sekolah yang menunjang minat baca siswa, tersedianya tempat khusus untuk membaca selain di perpustakaan
dan di dalam kelas, dan pengaruh dari teman. Program sekolah di SD Negeri Ngoto ini ada tiga yang sudah terlaksana yaitu warung ilmu, duta baca, dan
membaca senyap. Kegiatan membaca senyap itu merupakan salah satu kegiatan dari drop everything and read yang mana siswa diwajibkan untuk membaca
serentak tiap hari Rabu pagi selama 5 hingga 10 menit. Pada kegiatan ini, siswa diajak untuk membiasakan diri membaca sebelum kegiatan pembelajaran
berlangsung. Hal ini mau tidak mau siswa harus melakukannya. Sehingga siswa menjadi terbiasa membaca dan akhirnya tumbuhlah kegemaran membaca
atau minat terhadap kegiatan membaca. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Marksheffel Ibrahim Bafadal, 2008: 192 yaitu minat
bukan hasil pembawaan manusia, tetapi dapat dibentuk atau diusahakan, dipelajari, dan dikembangkan.
Adanya akses informasi juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi minat membaca siswa. Akses informasi dalam hal ini adalah
akses informasi dalam mendapatkan buku atau bacaan. Aspek tersebut berupa pemanfaatan buku di rak dalam kelas dan adanya buku-buku di warung ilmu
yang menarik. Ketersediaan buku yang cukup memadai dan menarik merupakan fasilitas yang dapat mendukung tumbuhnya minat siswa untuk
120 membaca. Fasilitas tersebut berupa buku pelajaran dan buku non pelajaran
yang di sediakan di warung ilmu. Warung ilmu ini merupakan salah satu program sekolah untuk meningkatkan minat membaca siswa.
Selain itu, pola asuh orang tua juga menjadi salah satu faktor eksternal yang mendukung minat membaca siswa. Pola asuh tersebut berupa ajakan
untuk pergi ke toko buku hingga membelikan buku, dan pengaturan jam belajar siswa di rumah. Orang tua yang mengajak siswa ke toko buku atau
membelikan buku yang disukai anak maka akan memunculkan rasa ketertarikan anak dengan buku yang ada di toko atau buku yang dibelikan oleh
orang tua. Sehingga pada akhirnya dapat mendorongnya untuk membaca dan terus membaca. Begitu pula dengan pengaturan jam belajar siswa di rumah.
Adanya pengaturan jam belajar siswa dapat membuat siswa terbiasa disiplin dan menyempatkan diri untuk membaca terutama buku pelajaran saat di rumah.
Adanya jam belajar tersebut memungkinkan siswa untuk tidak merasa terganggu dengan aktivitasnya sehari-hari saat di rumah. Selain itu adanya jam
belajar membuat siswa membiasakan diri untuk membaca.