Faktor Yang Mempengaruhi Pendidikan Akidah-Akhlak

33

6. Faktor Yang Mempengaruhi Pendidikan Akidah-Akhlak

Banyak sekali faktor-faktor tidak langsung dalam keluarga yang mempengaruhi pendidikan akhlak. Di samping itu, tentunya banyak pula pengalaman-pengalaman anak, yang mempunyai nilai pendidikan baginya, yaitu pembinaan-pembinaan tertentu yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak, baik melalui latihan-latihan, perbuatan, misalnya kebiasaan dalam makan-minum, buang air, mandi, tidur dan sebagainya. Semuanya itupun termasuk unsur pendidikan bagi akhlak anak. Berapa banyak macam pendidikan tidak langsung yang telah terjadi pada anak sebelum ia masuk sekolah, tentu saja setiap anak mempunyai pengalamannya sendiri, yang tidak sama dengan pengalaman ank lain. Pengalaman yang dibawa oleh anak- anak dari rumah itu, akan menentukan sikapnya terhadap sekolah dan guru, termasuk guru agama. 36 Guru agama mempunyai tugas yang cukup berat, yaitu ikut mendidik akhlak anak disamping mengajarkan pengetahuan agama kepada anak. Guru agama harus memperbaiki akhlak anak yang telah terlanjur rusak, karena pendidikan dalam keluarga. Guru agama harus membawa anak didik semuanya kepada arah pendidikan akhlak yang sehat dan baik. Setiap guru agama harus menyadari, bahwa segala sesuatu pada dirinya akan merupakan unsur pendidikan bagi anak didik. Di samping pendidikan dan pengajaran yang dilaksanakan dengan sengaja oleh guru agama dalam pendidikan anak didik, juga yang sangat penting dan menentukan pula adalah kepribadian, sikap dan cara hidup guru itu sendiri, bahkan cara berpakaian, cara bergaul, berbicara dan menghadapi setiap masalah, yang secara langsung tidak tampak hubungannya dengan pengajaran, namun dalam pendidikan atau pembinaan akhlak si anak, hal-hal itu sangat berpengaruh. 37 36 Zakiah Daradjat , Ilmu Jiw a Agama, Jakart a: Bulan Bintang, 2010, h.67. 37 Zakiah Daradjat , Ilmu Jiwa Agama, Jakart a: Bulan Bint ang, 2010, h. 68. 34 Kemudian faktor yang paling berpengaruh adalah faktor dari luar yaitu pendidikan yang dibuat secara khusus, atau melalui interaksi dalam lingkungan sosial. 38 Untuk tujuan itulah, manusia harus dididik melalui proses pendidikan islam. Berdasarkan pandangan diatas, maka pendidikan islam adalah sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupanya sesuai dengan cita-cita islam, karena nilai-nilai islam telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadianya. 39 Seperti firman Allah:                   “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”QS. An-Nahl [16] : 78. Ayat tersebut memberi petunjuk bahwa manusia memiliki potensi untuk dididik, yaitu penglihatan, pendengaran, dan hati sanubari. Potensi tersebut harus disyukuri dengan cara mengisinya dengan ajaran dan pendidikan. Masa pendidikan di sekolah dasar, merupakan kesempatan pertama yang sangat baik, untuk mendidik akhlak anak setelah orang tua.Seandainya guru-guru baik guru umum, maupun guru agama, di sekolah dasar itu memiliki persyaratan kepribadian dan kemampuan untuk mendidik akhlak anak, maka anak yang tadinya sudah mulai bertumbuh ke arah yang kurang baik, dapat segera diperbaiki. Dan anak yang dari semula telah mempunyai dasar yang baik dari rumah dapat dilanjutkan pembinaannya dengan cara yang lebih sempurna lagi. Apabila pendidikan akhlak anak terlaksana dengan baik, maka si anak akan memasuki masa remaja dengan mudah dan pendidikan akhlak di masa remaja itu tidak akan mengalami kesukaran. 38 Abuddin Nat a, Akhlak Tasaw uf, Jakart a: Rajaw ali Pers, 2011, h. 167. 39 Uhbiyati Nur, Ilmu Pendidikan Islam IPI, Bandung: CV Pustaka Setia, Cet ke-2, h. 13. 35 Akan tetapi, jika si anak berperilaku kurang baik, di mana pembinaan pribadi di rumah tidak terlaksana dan di sekolah kurang membantu, maka ia akan menghadapi masa remaja yang sulit dan pendidikan pribadinya akan sangat sukar. 40 Dalam sebuah proses pendidikan, guru merupakan salah satu komponen yang sangat penting selain komponen lainya, seperti tujuan, kurikulum, metode, sarana dan prasarana, lingkungan, dan dianggap sebagai komponen yang paling penting karena komponen ini mampu memahami, mendalami, melaksanakan dan akhirnya mencapai tujuan pendidikan. Guru juga berperan penting dalam kaitanya dengan kurikulum, karena guru lah yang secara langsung berhubungan dengan murid karena seorang guru lah yang mampu memanfaatkan sebagai media pendidikan secara langsung bagi muridnya. 41 Seorang guru hendaknya dapat memilih metode pembelajaran yang tepat untuk mendidik akhlak peserta didik, karena hal ini merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kemudahan seorang guru dalam menerapkan akhlakul karimah pada diri peserta didik dan pastinya menentukan keberhasilan pembentukkan akhlak mulia tersebut. Permasalahan terbesar yang dihadapi para peserta didik sekarang siswa adalah mereka belum bisa menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dan bagaimana pengetahuan itu akan digunakan. Hal ini dikarenakan cara mereka memperoleh informasi dan motivasi diri belum tersentuh oleh metode yang betul- betul bisa membantu mereka. Para siswa kesulitan untuk memahami konsep-konsep akademis, karena metode mengajar yang selama ini digunakan oleh pendidik guru hanya terbatas pada metode ceramah. Di sini lain tentunya siswa tahu apa yang mereka pelajari saat ini akan sangat berguna bagi kehidupan mereka di masa datang, yaitu saat mereka bermasyarakat atau saat di tempat kerja kelak. Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang benar-benar bisa memberi jawaban dari masalah ini. Salah satu metode yang bisa lebih memberdayakan siswa adalah pendekatan kontekstual Contextual Teaching and Learning CTL. 40 Zakiah Daradjat , Ilmu Jiwa Agama, Jakart a: Bulan Bint ang, 2010, h. 68. 41 M uham ad Nurdin, Kiat M enjadi Guru Profesional, Jogjakarta:Prism asophie cet l, h. 13-14. 36 CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia nyata, sehingga para peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari- hari. 42 Karena dengan menggunakan pendekatan ini siswa akan lebih rajin dalam belajar, karena siswa akan termotivasi untuk memahami makna, hakekat, dan pentingnya belajar, karena pendekatan ini melibatkan siswa terjun langsung kelapangan, baik di sekolah, keluarga, dan masyarakat.

7. Tujuan Mempelajari Aqidah Akhlak

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP ZAT DAN WUJUDNYA TERINTEGRASI NILAI KEAGAMAAN (Eksperimen di MTs Al-Khairiyah,Citeureup-Bogor)

1 33 61

Peningkatan Hasil Belajar PKn dalam Materi Peranan Globalisasi Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) di kelas IV MI. Masyirotul Islamiyah Tambora Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 4 180

Contextual Teaching and Learning(CTL)

0 6 14

Efektivitas Pendampingan terhadap Kinerja PMT-AS di Desa Sukamaju. Kecamatan Cibungbulang dan Desa Pamijahan. Kecamatan Pamijahan. Kabupaten Bogor.

0 11 107

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep perkembangbiakan tumbuhan melalui pendekatan kontekstual: penelitian tindakan kelas di MI Hidayatul Athfal Gunungsindur

0 19 141

EKSPERIMEN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN DISCOVERY LEARNING (DL) DALAM PEMBELAJARAN Eksperimen Metode Contextual Teaching And Learning (CTL) Dan Discovery Learning (Dl) Dalam Pembelajaran Matematika Terhadap Hasil Belajar Matematika D

0 5 21

PENERAPAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI DALAM Penerapan Metode Contextual Teaching And Learning (Ctl) Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Dalam Pembelajaran Ipa Kelas V Di Sdn Pakis Kecamatan Tambakromo.

0 0 17

Pembelajaran aqidah akhlak dengan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) siswa di MAN 1 Kota Mojokerto.

0 4 97

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING CTL DAL (1)

0 1 16

CTL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SEB (4)

0 0 11