commit to user
4. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu berupa data primer dan data sekunder.
a
Data primer
adalah data yang didapat langsung dari sumber informasi dalam hal ini adalah surat kabar bersangkutan, yaitu rekap kliping
berita Kongres III PDIP di Kompas, Republika dan Media Indonesia Edisi 29 Maret sd 10 April 2010.
b
Data sekunder
adalah data yang diperoleh dengan menggunakan buku- buku pendukung teori serta dokumen yang masih linear dengan topik
bahasan, dalam bentuk seperti; buku, artikel, jurnal, internet dsb.
5. Validitas Data
Penelitian selalu bertujuan agar data yang dikumpulkan bersifat valid. Triangulasi data merujuk pada upaya peneliti untuk mengakses pada sumber-
sumber yang lebih bervariasi guna memperoleh data berkenaan dengan persoalan yang sama. Triangulasi merupakan hal yang krusial dalam pengumpulan data.
Langkah triangulasi lebih merupakan upaya untuk menunjukan bukti empirik dalam meningkatkan pemahaman terhadap realitas atau gejala yang diteliti.
Terkadang ditemukan bahwa data dalam penelitian kualitatif itu bersifat sejalan
consistent,
tidak sejalan
inconsistent
, atau bahkan bertolak belakang
contradictory
ketika diuji dengan data lain. Dengan cara seperti ini peneliti kemudian dapat mengungkapkan gambaran yang lebih memadai beragam
perspektif mengenai gejala yang diteliti Pawito, 2007: 96-99.
commit to user
BAB II DESKRIPSI LOKASI
A. KOMPAS
1. Sejarah dan Perkembangan
Kompas terbit untuk pertama kali pada tanggal 28 Juni 1965 dengan pendiri sekaligus perintisnya adalah PK Ojong dan Jacob Oetama dan dibantu
beberapa wartawan lain seperti Theodorus Purba, Eduard Linggar, Roestam Affandi, dan Tinon Prabawa. Saat itu Kompas banyak mendapat dukungan dari
masyarakat Katolik, termasuk partai Katolik dan Pemuda Katolik. Namun dalam perjalanannya Kompas mulai mengambil sikap sosial politiknya dengan berpihak
pada perjuangan sosialisme demokrat golongan profesional dan secara perlahan- lahan meninggalkan pengaruh politik dari partai Katolik. PK Ojong dan Jacob
Oetama lebih cenderung mendukung kelompok teknokrat dan sayap Partai Sosialis Indonesia.
Pada awal terbit, Kompas belum memiliki kantor sendiri, melainkan masih menumpang dikantor redaksi Intisari yang berkantor di percetakan PT.
Kinta, Jl. Pintu besar 86-88, jakarta. Kompas saat itu dicetak di percetakan PN. Eka Grafika yang beralamat di Jl. Kramat Raya, Jakarta. Namun, dalam
perkembanganya, manajemen Kompas memutuskan untuk pindah tempat percetakan dengan tujuan memperbaiki kualitas cetakannya. Kemudian dipilih
Masa Merdeka yang dianggap memiliki kualitas cetakan yang lebih baik. Melalui cetakan Masa Merdeka, ada peningkatan kualitas cetakan yang juga berpengaruh
terhadap peningkatan tiras Kompas dua kali lipat, dari 4.800 eksemplar menjadi