39
1 Guru menyiapkan sebuah tongkat.
2 Guru menyampaikan materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari ulang materi.
3 Setelah selesai membaca dan mempelajari ulang materi, siswa dipersilahkan
untuk menutup print out materi. 4
Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan terkait materi perjuangan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawab pertanyaan. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa
mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru. 5
Guru mengevaluasi siswa. 6
Guru menutup pelajaran.
3. Karakteristik siswa SD
Karakteristik siswa sekolah dasar berbeda dengan karakteristik siswa sekolah menengah, siswa pada usia sekolah dasar memiliki karakteristik tersendiri. Siswa
sekolah dasar berada pada usia 6-12 tahun dan dibagi menjadi siswa kelas rendah dan siswa kelas tinggi. Keduanya memiliki karakteristik masing-masing.
40
Menurut Yudrik Jahja 2011: 203 label yang diberikan pada siswa sekolah dasar adalah sebagai berikut :
a.
Label yang digunakan oleh orang tua
Orang tua cenderung memandang usia anak SD sebagai usia tidak rapi, suatu masa dimana anak tidak memedulikan penampilan.
b.
Label yang digunakan oleh para pendidik
Pada masa ini anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri di masa dewasa. Pada
masa ini anak berada pada periode kritis dimana dorongan berprestasi suatu masa depan.
c.
Label yang digunakan oleh ahli psikologi
Pada periode ini anak merasa ingin diterima oleh teman-teman sebaya, pnyesuaian diri dengan kelompok, kreatif, dan usia anak bermain.
Siswa sekolah dasar dibagi menjadi siswa kelas rendah dan siswa kelas tinggi. Dalam penelitian ini, subjek yang akan diteliti adalah siswa kelas V sekolah
dasar. Siswa kelas V termasuk dalam kelompok siswa kelas tinggi. Adapun karateristik siswa kelas rendah dan tinggi berbeda-beda. Jean Piaget Singgih D.
Gunarsa, 2006: 34 mengemukakan karakteristik anak masa kelas tinggi sekolah dasar sebagai berikut :
a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
b. Sangat realistis, rasa ingin tahu tinggi, ingin belajar.
c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata
41
pelajaran khusus. d.
Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan seorang guru atau orang dewasa lain untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi keinginannya,
setelah kira-kira umur 11 tahun pada umumnya anak menghadapi tugas dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya sendiri.
e. Pada masa ini anak memandang nilai angka rapor senagai ukuran yang tepat
mengenai prestasi sekolah. f.
Anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa anak kelas 5 SD anak
pada masa kelas tinggi memiliki karakteristik rasa ingin tahu yang tinggi, timbul minat pada mata pelajaran tertentu dan menganggap bahwa nilai merupakan
ukuran keberhasilan belajar dan pada masa ini anak suka membentuk teman sebaya.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick . Model pembelajaran ini siswa akan duduk
melingkar dan menggunakan tongkat sebagai alat bantu pembelajaran, sehingga konsep pembelajarannya adalah belajar sambil bermain. Selain belajar sambil
bermain, Talking Stick sesuai dengan karakteristik yang dimiliki oleh siswa kelas tinggi sekolah dasar.
42
B. Kerangka Pikir
Proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS harus mampu membuat siswa merasa senang, semangat dan antusias dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar. Pembelajaran yang berpusat pada guru akan membuat siswa merasa bosan dan tidak tertarik dengan proses pembelajaran sehingga siswa tidak
memperhatikan jalannya pembelajaran. Untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna dan berkesan bagi siswa,
guru dapat memulai dengan menciptakan iklim kelas yang berbeda dari biasanya. Guru dapat mengatur tempat duduk siswa yang lain dari biasanya, menerapkan
konsep belajar sambil bermain, dan menggunakan model pembelajaran yang menyenangkan. Hal tersebut agar motivasi belajar siswa meningkat dan
pembelajaran menjadi bermakna. Salah satu model pembelajaran yang menyenangkan dan dapat digunakan
untuk meningkatkan motivasi belajar adalah model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick. Talking Stick merupakan model pembelajaran yang menggunakan
konsep belajar sambil bermain. Siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan Talking Stick akan merasa senang karena pembelajaran dilakukan
sambil bermain, sehingga tidak akan mudah bosan. Pembelajaran model ini akan dilakukan dengan tempat duduk melingkar. Dengan tempat duduk melingkar dan
tidak hanya duduk di tempat duduk yang posisinya berbanjar kedepan siswa akan saling melihat teman satu kelasnya. Selain itu siswa akan diberikan tongkat yang
kemudian diberikan secara estafet kepada teman yang lain, hal ini akan dirasakan