Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Universitas Negeri Yogyakarta UNY merupakan salah satu universitas keguruan di Indonesia yang menyediakan 63 jurusan jenjang Strata-1 S1, 12 program studi jenjang Strata-2 S2, dan 5 program studi jenjang Strata-3 S3 baik kependidikan maupun murni. Universitas Negeri Yogyakarta UNY memiliki 7 fakultas diantaranya Fakultas Ilmu Pendidikan FIP, Fakultas Bahasa dan Seni FBS, Fakultas Teknik FT, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FMIPA, Fakultas Ilmu Sosial FIS, Fakultas Ilmu Keolahragaan FIK dan Fakultas Ekonomi FE. Menurut Intan Ayu 2014 salah satu fakultas yang memiliki daya minat tinggi yakni Fakultas Ilmu Keolahragaan FIK dengan passing grade pada program studi Pendidikan Jasmasni Kesehatan dan Rekreasi sebanyak 31,1 , Pendidikan Kepelatihan Olahraga 24,2, Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani 25,6 sumber: http:infodaftarsbmptnsnmptn. blogspot.com. Hal ini juga diperkuat oleh Nurhadi 2014 yang dikutip dari http:www.uny.ac.id. Rektor UNY yaitu Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd, M.A menjelaskan bahwa jurusan di Universitas Negeri Yogyakarta memiliki animo yang tinggi dan tidak bisa lepas dari prestasi yang akhir-akhir ini semakin mantap. Salah satu fakultas di Universitas Negeri Yogyakarta yaitu Fakultas Ilmu Keolahragaan. Fakultas Ilmu Keolahragaan memiliki berbagai prestasi baik yang didukung dengan fasilitas perkuliahan yang memadai 2 seperti, Laboratorium Media Pembelajaran, Terapi dan Rehabilitasi, Laboratorium Anatomi, Laboratorium Tes Pengukuran, Laboratorium Fisiologi, Laboratorium Kondisi Fisik, Laboratorium Histologi, Laboratorium Prestasi Olahraga, Kolam Renang, Gedung Olahraga, Sport Smart, Fitness Center, Wisma Olahraga, Perpustakaan, serta Lapangan Tenis. sumber: http:fik.uny.ac.idprofil-fik Fakultas Ilmu Keolaragaan memiliki tiga jurusan dan empat Program Studi Prodi. Jurusan yang ada di Fakultas Ilmu Keolahragaan meliputi Jurusan Pendidikan Olahraga POR, Jurusan Pendidikan Kepelatihan PKL serta Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi PJKR. Adapun empat Program Studi Prodi tersebut meliputi Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi PJKR, Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani PGSD Penjas, Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga PKO dan Prodi Ilmu Keolahragaan IKORA. Program studi tersebut tiga diantaranya adalah program kependidikan PJKR, PGSD Penjas dan PKO dan satu program non kependidikan IKORA. Program studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi PJKR mencetak calon guru olahraga. Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi PJKR mempunyai kompetensi dasar yang harapannya dimiliki oleh mahasiswanya seperti, kemampuan akademis atau profesional sesuai dengan perkembangan keilmuan dalam bidang pendidikan jasmani dan olahraga, kemampuan pedagogis guru dalam melakukan pembelajaran dengan memadukan penguasaan bidang ilmu keguruan, ilmu olahraga, dan ilmu 3 pendidikan. Kepribadian dan kemampuan sosial yang baik dalam melaksanakan fungsi pendidikan dan pembelajaran. Berbagai prestasi dicapai oleh mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi PJKR baik akademik maupun non akademik. Pada prestasi non akademik mahasiswa mencapai prestasi dalam berbagai kejuaraan cabang olahraga baik tingkat daerah, provinsi, nasional maupun internasional. Sebaran data menunjukkan bahwa jumlah atlet di program studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi PJKR cukup tinggi yaitu 114 orang sumber: Sub Bagian Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Keolahragaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008: 98 atlet diartikan sebagai olahragawan yang terlatih kekuatan, ketangkasan untuk diikutsertakan dalam pertandingan. Cabang keatletan dipillih sesuai dengan keterampilan yang dimiliki oleh atlet. Basuki Wibowo 2002: 5 mendefisinisikan atlet yaitu seseorang yang berprofesi atau menekuni suatu cabang olahraga tertentu dan berprestasi pada cabang olahraga tersebut. Atlet dapat mengukir prestasi pada tingkat daerah, nasional maupun internasional. Atlet adalah seseorang yang menggeluti dan aktif melakukan latihan untuk meraih prestasi pada cabang olahraga yang dipilihnya. Beragamnya kegiatan yang dilakukan atlet seperti latihan rutin, latihan tanding, mengikuti kejuaraan dan kegiatan lain yang membutuhkan pengelolaan diri yang baik, misalnya teratur dalam makan, istirahat, dan pembagian waktu latihan. Sebagian mahasiswa Fakultas Ilmu keolahragaan merupakan atlet. Idealnya seseorang yang sedang menempuh pendidikan 4 mampu mengelola diri dalam belajar atau sering disebut manajemen diri akademik termasuk mahasiswa atlet maupun non-atlet. Apabila dibandingkan dengan siswa, mahasiswa memiliki kehidupan yang lebih kompleks, seperti halnya mengatur waktu belajar dan mengurus kebutuhan untuk hidup karena sebagian mahasiswa hidup mandiri tanpa pengawasan orang tua, sehingga menajemen diri diperlukan oleh mahasiswa termasuk manajemen diri akademik. Menurut Dembo 2004: 5-6 individu yang memiliki manajemen diri akademik yang tinggi memiliki strategi untuk mengatur atau mengontrol faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar. Adapun mahasiswa yang tingkat manajemen diri akademiknya rendah, cenderung memiliki kepercayaan yang salah mengenai kemampuan akademiknya, proses belajar yang kurang dalam persiapan, dan rendahnya motivasi seperti tidak menyadari akan perilaku belajarnya yang tidak efektif, tidak mampu untuk mempertahankan strategi belajar dan motivasi yang efektif, serta tidak siap untuk mengubah perilaku belajar. Berdasarkan data kelulusan mahasiswa Prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga per Februari 2015 menunjukkan data sebagai berikut. Tabel 1. Data Kelulusan Mahasiswa Prodi PJKR Angkatan Mahasiswa yang Telah Menyelesaikan Studi Mahasiswa yang Belum Menyelesaikan Studi Persentase 2008 269 mahasiswa 14 mahasiswa 4.9 2009 263 mahasiswa 49 mahasiswa 15.7 2010 227 mahasiswa 84 mahasiswa 27 sumber: Sub Bagian Pendidikan Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY, 2015 5 Hal ini menunjukkan rentang masa studi mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi PJKR berkisar antara 3 tahun 7 bulan sampai 7 tahun. Berbagai faktor yang mempengaruhi mahasiswa tidak dapat menyelesaikan dengan tepat waktu diantaranya yakni aktivitas lain bekerja, organisasi dan menikah, tidak dapat mengatur waktu belajar, sikap malas, dan prokrastinasi. Selain itu, apabila ditinjau dari aktivitas belajar di kelas Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi PJKR pada tanggal 26 Februari 2015 di salah satu kelas angkatan 2013 menggunakan metode pengamatan, menunjukkan bahwa beragam perilaku belajar yang ditunjukkan oleh mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan yaitu sebesar 30 mahasiswa yang menghadiri perkuliahan dengan tepat waktu. Dalam proses perkuliahan berlangsung beberapa mahasiswa yang bermain handphone, tidur, makan di kelas serta perilaku belajar yang kurang antusias. Berdasarkan wawancara dari dua staf pengajar di Fakultas Ilmu Keolahragaan pada tanggal 23 Februari 2015 menyatakan bahwa mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan sebagian besar kurang memiliki kedisiplinan dalam memasuki ruang perkuliahan. Jika dibandingkan dengan fakultas lain yang ada di UNY, tugas yang dikumpulkan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan memiliki kualitas tugas yang kurang maksimal. Selain itu ada beberapa mahasiswa atlet yang tidak mengumpulkan tugas sebagai pengganti perkuliahan. 6 Di Fakultas Ilmu Keolahragaan terdapat dukungan bagi kegiatan para atlet misalnya, ketika atlet membutuhkan waktu ekstra untuk latihan sehingga mengharuskan atlet tidak mengikuti perkuliahan, fakultas memberikan kompensasi yaitu perkuliahan digantikan dengan tugas. Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dari atlet. Salah satu kelebihan yaitu individu tersebut dapat mengembangkan dirinya sesuai bakat serta minat yang dimiliki, namun terdapat pandangan bahwa mahasiswa yang menjadi atlet kurang antusias dalam mengerjakan tugas serta kurang memperdalam materi perkuliahan. Peneliti melakukan wawancara pada mahasiswa tanggal 23 Februari 2015 pada 6 orang mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan dari program studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi PJKR, memaparkan bahwa dalam penyelesaian tugas lebih sering menggunakan sumber dari internet yang kurang relevan dibandingkan dari buku maupun jurnal, selain itu salah seorang mahasiswa memaparkan kelelahan fisik menyebabkan beberapa mahasiswa tidak memasuki perkuliahan, persepsi mahasiswa FIK lebih mementingkan keterampilan praktik dari pada menguasai pembelajaran di dalam kelas. Berdasarkan beberapa fakta di lapangan yang ditemukan mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi PJKR terindikasi memiliki manajemen diri akademik yang rendah. Terlihat dari mahasiswa memiliki persepsi bahwa perkuliahan praktik lebih penting daripada teori, sedangkan persepsi merupakan salah satu dari pembentuk manajemen diri akademik. 7 Selain itu juga ditemukan sebagian mahasiswa yang kurang mencari referensi untuk menunjang penyelesaian tugas, sedangkan orang yang memiliki manajemen diri akademik yang tinggi cenderung mengoptimalkan berbagai sumber guna berhasil dalam akademiknya. Mahasiswa yang menjadi atlet sering terkendala dalam mengikuti proses perkuliahan dikarenakan adanya latihan untuk kejuaraan cabang keolahragaan yang diikutinya. Terdapat sebagian mahasiswa atlet yang kurang mampu dalam membagi porsi belajar untuk akademik dan porsi latihan untuk kejuaraan. Sebagian mahasiswa atlet tidak mengumpulkan tugas yang diberikan oleh dosen sebagai pengganti ketidakhadiran dalam perkuliahan. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian mahasiswa atlet kurang memiliki manajemen diri akademik. Penelitian mengenai perbandingan antara mahasiswa atlet dan non-atlet dilakukan oleh Pedescleaux 2010: 123. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor motivasi non-kognitif sebagai indikator pencapaian akademik atlet pria dan non-atlet pria. Hasil dari penelitian yaitu terdapat perbedaan motivasi dan IPK antara atlet laki-laki dan bukan atlet. Non-atlet laki-laki lebih menikmati diskusi dan lebih nyaman dalam aktivitas belajar mengajar di dalam kelas dibandingkan atlet laki-laki sepakbola. Hasil penelitian tersebut menunjukkan perlunya dukungan akademik dan sosial untuk siswa atlet pria dan siswa non-atlet pria untuk memastikan perkembangan positif terhadap prestasi akademik. 8 Penelitian lain mengenai hubungan antara partisipasi atlet dan prestasi akademik dengan pertimbangan jenis kelamin, etnis, partisipasi di sekolah menengah oleh Cathey 2008: 76-77 menunjukkan hasil adanya perbedaan yang signifikan antara siswa atlet dan non-atlet pada pembelajaran membaca, matematika, dan ilmu pengetahuan, sedangkan siswa atlet memilki kewajiban yang sama dengan siswa non-atlet. Salah satu tugas pokok sebagai siswa yaitu mampu menguasai berbagai khasanah ilmu termasuk membaca, berhitung dan ilmu pengetahuan. Apabila siswa kurang menguasai pembelajaran akan mengganggu kelancaran studi serta tujuan pendidikan tidak akan tercapai. Perkembangan di bidang keolahragaan di Indonesia sangat pesat. Hal ini tidak lepas dari peran seorang atlet. Atlet yang menyandang status mahasiswa tentunya memiliki kewajiban dalam keberhasilan akademik maupun cabang olahraga yang diikutinya. Menurut Carodine, Almond, Gatto dalam Pedescleaux 2010: 118 mahasiswa atlet menghadapi tantangan untuk menguasai tugas perkembangan kognitif dan psikososial yang sama dengan mahasiswa lainnya. Bagi mahasiswa atlet yang menempuh pendidikan di program studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi PJKR harus memiliki kompetensi dasar untuk menjadi guru profesional. Untuk menjadi lulusan yang kompeten tentunya manajemen diri akademik diperlukan untuk menunjang keberhasilan akademik individu tersebut. Berdasarkan paparan di atas mengenai manajemen diri akademik mahasiswa atlet dan mahasiswa non-atlet, peneliti mengidentifikasi adanya 9 manajemen diri akademik yang cenderung rendah serta belum banyaknya penelitian mengenai perbedaan manajemen diri akademik pada mahasiswa atlet dan mahasiswa non-atlet program studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi PJKR Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY maka dianggap perlu mengadakan penelitian. Apabila penelitian ini dilakukan, memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Salah satu manfaat yang diberikan oleh penelitian ini yaitu ilmu pengetahuan bagi para pembaca pada umumnya dan bagi para mahasiswa serta penyelenggara pendidikan pada khususnya. Selain untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan manajemen diri akademik pada mahasiswa atlet dan mahasiswa non-atlet program studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi PJKR Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam layanan Bimbingan dan Konseling pada bidang belajar. Misalnya pemberian bimbingan mengenai strategi memiliki manajemen diri akademik yang baik. Manajemen diri akademik merupakan cara pengaturan diri dalam belajar. Memiliki manajemen diri akademik berdampak dalam kelancaran studi mahasiswa. Oleh karena itu, apabila perguruan tinggi yang memiliki mahasiswa dengan manajemen diri akademik yang baik dapat menghasilkan lulusan yang berkompeten. Salah satu unit pelaksana teknis di UNY yaitu Unit Pelaksana Teknis Layanan Bimbingan dan Konseling UPT LBK. UPT LBK berkontribusi dalam memberikan pelayanan bimbingan dan konseling bagi mahasiswa, karyawan beserta keluarga dan masyarakat umum. Salah satu bidang layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan 10 oleh UPT LBK yaitu bidang belajar, salah satunya manajemen diri akademik. Hal ini sesuai dengan misi UPT LBK yaitu menyelenggarakan pelatihan kepada civitas akademika yang berhubungan dengan peningkatan prestasi belajar termasuk peningkatan belajar bagi mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi PJKR.

B. Identifikasi Masalah