33 Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa faktor
yang mempengaruhi atlet diantaranya faktor keluarga, faktor lingkungan sekolah dan faktor lingkungan olah raga. Individu
pertama kali mendapat pendidikan di lingkungan keluarga hal ini menuntukan bagaimana karakter individu terbentuk. Ketika keluarga
memberikan dukungan kepada anak untuk berprestasi di bidang olahraga maka memiliki kesempatan yang lebih untuk mencapai
prestasi di bidang olahraga.
C. Perkembangan Dewasa Dini
1. Pengertian Dewasa Dini
Dilihat dari usianya mahasiswa termasuk dalam kategori dewasa dini. Dewasa menurut Hurlock 1980: 246 berasal dari kata
adultus
yang berarti “telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna” atau
“menjadi dewasa”. Masa Dewasa terbagi menjadi tiga yaitu masa dewasa dini, masa dewasa madya, masa dewasa lanjut. Masa dewasa dini dimulai
pada umur 18 tahun sampai 40 tahun. Pada dewasa dini terjadi perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya
kemampuan produktif. Selain itu masa dewasa dini merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan
sosial baru. Sementara menurut Andi Mappiare 1983: 19, menyatakan dewasa
dini terbentang sejak tercapainya kematangan secara hukum sampai kira-
34 kira usia empat puluh tahun. Selain itu batasan memasuki usia dewasa
dapat ditinjau dari : a.
Segi hukum, bila orang dewasa tersebut telah dapat dituntut tanggung jawabnya atas perbuatan-perbuatannya.
b. Segi pendidikan, bila mencapai kematangan: kognitif, afektif, dan
psikomotor, sebagai hasil ajar atau latihan. c.
Segi biologis, bila diartikan sebagai suatu keadaan pertumbuhan dalam ukuran tubuh dan mencapai kekuatan maksimal, serta siap
berproduksi meneruskan keturunan. d.
Segi Psikologis, bila ditinjau dari status keadaan dewasa telah mengalami kematangan.
Dari uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa masa dewasa dini masa dewasa dini dimulai pada umur 18 tahun sampai 40 tahun yang
dapat dilihat juga dari segi hukum, pendidikan, biologis dan psikologis.
2. Karakteristik Masa Dewasa Dini
Karakteristik masa dewasa dini menurut Hurlock 1980: 247-252 yaitu:
a. Masa Dewasa Dini sebagai Masa Pengaturan
Masa pengaturan yaitu masa untuk menentukan pola hidup yang diyakini dapat memenuhi kebutuhan sekarang dan masa yang akan
datang. Individu dapat mengembangkan pola-pola perilaku, sikap dan nilai-nilai yang cenderung akan menjadi kekhasan selama hidupnya.
Hal ini seperti memilih pasangan hidup dan pekerjaan yang dirasa cocok dengan dirinya.
b. Masa Dewasa Dini sebagai Usia Reproduktif
Masa dewasa sebagai usia produktif merupakan masa dimana individu memasuki masa subur dan siap menjadi ayah atau seorang
35 ibu. Individu akan memasuki kehidupan rumah tangga dipengaruhi
oleh pendidikan dan pekerjaan. Ketika individu sudah merasa nyaman dengan pekerjaannya maka kecenderungan untuk memasuki
kehidupan rumah tangga lebih tinggi.
c. Masa Dewasa Dini sebagai Masa Bermasalah
Dewasa dini menghadapi masalah penyesuaian diri dalam berbagai aspek utama kehidupan orang dewasa. Hal ini disebabkan
oleh masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa yang singkat. Pada usia 21-30 tahun laki-laki menghadapi permasalahan yang
berkaitan dengan kehidupan perkawinan, peran sebagai orang tua, dan karir. Sedangkan untuk wanita berupaya menyesuaikan diri dalam
kehidupan perkawinan sebagai peran orang tua dan karir. Pada usia 30-40 tahun, penyesuaian diri lebih dipusatkan pada hubungan dalam
keluarga. Kesulitan penyesuaian diri muncul ketika kurangnya kemampuan individu yang memiliki persiapan untuk menghadapi
jenis-jenis masalah yang perlu diatasi oleh orang dewasa. Selain itu individu mencoba menguasai dua atau lebih keterampilan serempak
biasanya menyebabkan kedua-duanya kurang berhasil. Dewasa dini juga mengalami kesulitan penyesuaian karena tidak memperoleh
bantuan dalam menghadapi permasalahan dan pemecahan suatu masalah.
36
d. Masa Dewasa Dini sebagai Masa Ketegangan Emosional
Ketegangan emosi terjadi akibat dari berhasil tidaknya penyesuaian diri. Pada masa ini terdapat kekhawatiran pada masalah
pekerjaan, hubungan sosial, keuangan perkawinan atau peran sebagai orang tua. Apabila seseorang merasa tidak mampu mengatasi
masalah-masalah utama dalam kehidupan, maka emosional akan terganggu.
e. Masa Dewasa Dini sebagai Masa Keterasingan Sosial
Dimulainya pola kehidupan rumah tangga seperti pekerjaan dan pernikahan, hubungan dengan teman-teman sebaya masa remaja
menjadi renggang dan keterlibatan kegiatan di luar rumah terus berkurang. Sebagai akibatnya mengalami keterpencilan sosial. Selain
itu keramahtamahan persahabatan ketika remaja akan tergantikan oleh persaingan dalam masyarakat dewasa. Pada dewasa dini sebagian
besar waktu disisihkan kepada pekerjaan. Mereka hanya dapat menyisihkan waktu untuk bersosialisasi dan membina hubungan.
Akibatnya, menjadi egosentris dan menambah kesepian.
f. Masa Dewasa Dini sebagai Masa Komitmen
Sewaktu menjadi dewasa, orang-orang muda mengalami perubahan tanggung jawab dari seorang pelajar yang sepenuhnya
tergantung pada orang tua menjadi tanggung jawab mandiri. Hal ini menjadikan dewasa dini menentukan pola hidup baru, tanggung jawab
dan komitmen baru. Meskipun pola-pola hidup, tanggung jawab dan
37 komitmen baru mungkin terdapat perubahan, namun pola-pola ini
menjadi landasan yang akan menjadi pola hidup baru, tanggung jawab dan komitmen di kemudian hari.
g. Masa Dewasa Dini Merupakan Masa Ketergantungan
Sebagian dewasa dini masih agak tergantung bahkan sangat tergantung dengan orang lain dalam waktu yang berbeda-beda.
Ketergantungan dapat terjadi kepada orang tua, lembaga pendidikan yang memberikan beasiswa. Sebagaian lain tidak menyukai
ketergantungan, walaupun mereka menyadari bahwa hal ini perlu agar mendapat pekerjaan yang diinginkan. Ada beberapa dewasa dini yang
menolak terhadap ketergantungan akibat pendidikan panjang menjadi terbiasa dengan ketergantungan ini sehingga meragukan kemampuan
diri sendiri untuk mandiri secara ekonomi.
h. Masa Dewasa Dini sebagai Masa Perubahan Nilai
Terdapat beberapa penyebab perubahan nilai pada masa dewasa dini, diantaranya yaitu jika orang yang memasuki dewasa muda ingin
diterima oleh anggota-anggota kelompok orang dewasa, mereka harus menerima nilai-nilai kelompok tersebut. Kedua, orang yang memasuki
dewasa muda segera menyadari bahwa kebanyakan kelompok sosial berpedoman pada nilai-nilai konvensional dalam keyakinan-keyakinan
dan perilaku seperti juga halnya dalam berpenampilan. Ketiga, dewasa muda yang menjadi orang tua tidak hanya cenderung mengubah nilai-
nilai mereka lebih cepat daripada mereka yang tidak kawin atau tidak
38 punya anak, tetapi mereka juga bergeser kepada nilai-nilai yang lebih
konservatif dan lebih tradisional.
i. Masa Dewasa Dini sebagai Masa Penyesuaian Diri dengan Cara
Hidup Baru
Diantara berbagai penyesuaian diri yang harus dilakukan orang muda terhadap gaya hidup baru, yang paling umum adalah
penyesuaian diri pada pola peran seks atas dasar persamaan derajat yang menggantikan pembedaan pola peran seks tradisional, serta pola-
pola baru bagi kehidupan keluarga, termasuk perceraian, keluarga berorangtua tunggal, dan berbagai pola baru di tempat pekerjaan
khusunya pada unit-unit kerja yang besar dan impersonal di bidang bisnis dan industri. Menyesuaikan diri pada suatu gaya hidup yang
baru memang selalu sulit, karena persiapan yang diterima sewaktu kanak-kanak dan remaja tidak berkaitan dengan gaya-gaya hidup yang
baru.
j. Masa Dewasa Dini sebagai Masa Kreatif
Bentuk kreatifitas yang akan terlihat pada individu sesudah dewasa akan tergantung pada minat dan kemampuan individu serta
kesempatan yang mewujudkan keinginan dan kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya. Minat pada kegiatan-
kegiatan yang kreatif sudah dimulai pada usia duapuluh tahunan namun puncak kreatifitas baru tercapai pada usia setengah baya. Hal
ini disebabkan karena kreatifitas pada awal masa dewasa sering terhalang perkembangannya dan tidak mendapat dukungan positif.
39 Oleh karena itu pada awal masa dewasa, orang muda itu tidak saja
harus menemukan dimana letak minat mereka tetapi mereka harus juga mengembangkan daya kreatifitas ini.
Selanjutnya menurut Rita Eka Izzaty, dkk 2008: 156 dewasa dini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Usia Reproduktif
reproductive age
. Reproduktivitas atau masa kesuburan sehingga siap menjadi ayah atau ibu dalam mengasuh atau
mendidik anak b.
Usia memantapkan letak kedudukan
setting down age.
Individu mantap dalam pola-pola hidup. Misalnya dalam dunia kerja,
perkawinan, dan memaninkan perannya sebagai orang tua. c.
Usia banyak masalah
problem age
. Persoalan yang pernah dialami pada masa lalu mungkin berlanjut, serta adanya problem baru yang
berhubungan dengan rumah tangga baru, hubungan sosial, keluarga, pekerjaan dan faktor kesempatan.
d. Usia tegang dalam emosi
emotional tension age.
Mengalami ketegangan emosi yang berhubungan dengan persoalan-persoalan
yang dihadapi. Misalnya, persoalan jabatan, karir, perkawinan, keuangan, hubungan sosial atau saudara, teman dan kenalan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada masa dewasa dini berbeda dari masa remaja. Banyak perubahan-perubahan
yang terjadi seperti perubahan cara hidup, perubahan nilai, serta tanggung jawab yang semakin besar pada individu menimbulkan
berbagai permasalahan seperti usia tegang, dan usia banyak masalah. Pada masa dewasa dini terdapat masa pengaturan yang mengembangkan
perilaku, sikap dan nilai-nilai. Salah satu yang dapat dikembangkan dewasa dini sebagai seorang mahasiswa yaitu mengatur dirinya mengenai
akademik. Bila dikaitan dengan hal itu seharusnya dewasa dini sebagai mahasiswa memiliki manajemen diri akademik yang baik. Selain itu
masa dewasa dini merupakan masa penyesuaian cara hidup baru, pada
40 mahasiswa terdapat kecenderungan lebih mandiri apabila dibandingkan
dengan masa sekolah menengah atas, sehingga mahasiswa juga dapat menyesuaikan dirinya berkaitan dengan tugas pokok sebagai mahasiswa.
Salah satunya mempunyai manajemen diri akademik yang baik.
3. Aspek-aspek Perkembangan Dewasa Dini
Terdapat beberapa aspek perkembangan dewasa dini yaitu perkembangan fisik, perkembangan kognitif, perkembangan emosi,
perkembangan sosial dan perkembangan moral Papalia, et al, 2009: 116. Aspek perkembangan dewasa dini yang berkaitan dengan
manajemen diri akademik pada mahasiswa atlet dan mahasiswa non-atlet, yaitu:
a. Aspek Perkembangan Fisik
Menurut Papalia, et al, 2009: 117 berpendapat pada masa dewasa awal merupakan dasar fungsi fisik permanen. Kesehatan
fisik dipengaruhi oleh gen, makanan, dan pola hidup. Sejalan dengan pendapat Papalia, Santrock dalam Rita Eka Izzaty, dkk., 2008: 159
mengemukakan puncak kemampuan fisik individu dicapai antara usia 18-30 tahun diikuti dengan kesehatan yang baik. Beberapa hal
yang harus diperhatikan pada usia ini yaitu nutrisi dan pola makan, olahraga, serta ketergantungan obat.
Menurut Andi Mappiere 1983: 33 puncak efisiensi fisik manusia pada pertengahan dua puluhan 23-27 tahun. Pada wanita
puncak efisiensi fisik terlihat dari pertumbuhan organ-organ seksual
41 yang terjadi dengan wajar, siklus menstruasi yang berjalan teratur,
dan penampakan fisik yang sehat. Pada laki-laki telah sampai pada tingkat sempurna dalam pertumbuhan fisiknya, memungkinkan
mereka untuk menggunakannya secara efisien untuk memperoleh lapangan kerja, mencari teman hidup, dan hidup berkeluarga. Puncak
efisiensi fisik ini apabila digunakan untuk mencapai karir akan mencapai hasil yang maksimal.
Menurut Andi Mappiere 1983: 34 dewasa dini umumnya dapat mempertimbangkan kemampuan motoriknya sebelum melakukan
pekerjaan yang menuntut kemampuan fisik. Faktor yang menunjang pelaksanaan tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa dini yaitu
kemampuan-kemampuan motorik telah mencapai kesempurnaan. Oleh karena keadaan fisik yang kuat dan rata-rata kesehatan yang
baik dalam masa dewasa dini ini, memungkinkan mereka melatih keterampilan-keterampilan secara lebih baik dibandingkan dengan
dikala remaja mereka. Selain itu Menurut Andi Mappiere 1983: 34 terdapat pembagian
mengenai fisik. Dalam hal kekuatan atau tenaga individu mencapai puncaknya dalam usia 20-30 tahun. Kecepatan maksimum dalam
merespon terjadi pada usia 20-25 tahun. Dalam hal mempelajari keterampilan-keterampilan motorik baru masa dewasa dini lebih baik
dari pada individu yang mendekati masa setengah baya.
42 Keterampilan motorik tersebut dapat digunakan oleh individu untuk
mencapai prestasi karir. Mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi PJKR
memasuki masa dewasa dini. Berdasarkan pembahasan tersebut diketahui bahwa masa dewasa dini merupakan masa puncak pada
perkembangan fisik. Sehingga ketika fisik mendapat pelatihan maka hasil yang didapatkan akan optimal. Beberapa mahasiswa atlet
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi PJKR mengikuti pelatihan bidang olahraga yang didampingi oleh pelatih sehingga
keterampilan fisik terasah dengan baik.
b. Aspek perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif pada masa dewasa dini menurut Schaie Willis dalam Papalia, et al 2009: 141 sebagai berikut:
1 Tahap Pencapaian
achieving stage
Merupakan tahap individu memperoleh pengetahuan dan keterampilan hanya untuk memperoleh pengetahuan dan
prestasi. Selanjutnya individu menggunakan pengetahuan untuk mengejar tujuan, seperti karier dan keluarga. Masing-masing
individu memiliki usaha pencapaian prestasi yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan tujuan hidup dari masing-masing individu
berbeda.
43 2
Tahap Tanggung Jawab
responsible stage
Pada tahap ini dewasa dini menggunakan pikiran untuk memecahkan masalah praktis yang berhubungan dengan
tanggung jawab terhadap orang lain, seperti anggota keluarga dan orang di sekitarnya. Penekanan pada fase ini yaitu
pemenuhan tanggung jawab pada lingkungan keluarga dan lingkungan sosialnya. Misalnya tanggung jawab dewasa dini
sebagai mahasiswa yaitu menyelesaikan tanggung jawab kuliah. Pada mahasiswa atlet tanggung jawab menjadi bertambah yaitu
tanggung jawab menjadi mahasiswa dan sebagai atlet. Sehingga harus menyelesaikan kedua tanggung jawab tersebut dengan
baik.
c. Aspek perkembangan Emosi
Monks, Knoers, Haditono 2002: 292 menyebutkan bahwa para dewasa dini memiliki kecenderungan untuk mampu berdiri
sendiri. Pada waktu ini orang dewasa dini membebaskan dirinya dari orang tua. Hal ini tidak berarti bahwa ia dalam usahanya berdiri
sendiri, mencoba membebaskan dirinya dari pengaruh orang tua, baik dalam segi afektif maupun dalam segi ekonomi. Sedangkan
menurut Rita Eka Izzaty, dkk., 2008: 160 menjelaskan bahwa kondisi yang mempengaruhi perubahan minat pada masa ini
diantaranya perubahan kondisi kesehatan, perubahan status sosial ekonomi, perubahan dalam pola kehidupan, perubahan dalam nilai,
44 perubahan dalam peran seks, perubahan status dari belum menikah
ke menikah, menjadi orang tua, perubahan tekanan budaya dan lingkungan. Minat sendiri dipengaruhi oleh pribadi individu,
lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Berdasarkan pembahasan tersebut peneliti menyimpulkan
bahwa aspek dewasa dini yang berhubungan dengan manajemen diri akademik mahasiswa yaitu aspek kognitif, aspek fisik, dan aspek
emosi. Pada dewasa dini fisik berada pada fase optimal dalam kekuatan dan kecepatan. Ketika pada masa dewasa dini kesehatan
berada pada posisi yang paling atas hal ini dapat dimanfaatkan untuk mencari pekerjaan maupun mendapatkan pretasi yang berhubungan
dengan fisik.
4. Tugas Perkembangan Dewasa Dini
Menurut Hurlock
1980: 10
menyebutkan tugas-tugas
perkembangan pada masa dewasa dini yaitu. a.
Mulai bekerja b.
Memilih pasangan c.
Mulai membuka keluarga dan belajar hidup dengan pasangan d.
Mengasuh anak e.
Mengelola rumah tangga f.
Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara g.
Mencari kelompok sosial yang menyenangkan Sebagai individu yang memasuki masa dewasa dini mahasiswa
memiliki tugas perkembangan mengambil tanggung jawab sebagai warga negara. Salah satu bentuk tanggung jawab seorang mahasiswa yaitu
berprestasi di bidangnya masing-masing. Mahasiswa idealnya memiliki
45 kompetensi dasar pada pendidikan yang sedang di tempuhnya. salah satu
cara menjadi mahasiswa yang baik yaitu memiliki manajemen diri akademik yang baik. Hal ini ditunjukan mahasiswa mampu mengatur
hal-hal yang berkaitan dengan akademik.
D. Kerangka Pikir
Program studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi PJKR merupakan salah satu program studi di kependidikan bidang keolahragaan di
Universitas Negeri Yogyakarta memiliki keragaman mahasiswa baik atlet maupun non-atlet. Berbagai prestasi dicapai oleh mahasiswa Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi PJKR baik akademik maupun non akademik. Pada prestasi non akademik mahasiswa mencapai prestasi dalam
berbagai kejuaraan cabang olahraga baik tingkat daerah, provinsi, nasional maupun internasional. Atlet merupakan seseorang yang menekuni dan aktif
melakukan latihan untuk meraih prestasi pada cabang olahraga yang dipilihnya. Latihan dilakukan untuk mendapatkan prestasi tingkat daerah
maupun nasional bahkan internasional. Berdasarkan kajian psikologi perkembangan, mahasiswa program studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi PJKR termasuk dalam kategori dewasa dini. Masa dewasa dini dimulai pada umur 18 tahun sampai 40 tahun.
Terdapat beberapa aspek perkembangan dewasa dini yaitu perkembangan fisik, perkembangan kognitif, dan perkembangan emosi. Perkembangan fisik
dewasa awal merupakan dasar fungsi fisik permanen yang dipengaruhi oleh gen, makanan, dan pola hidup, sehingga perlu juga memperhatikan nutrisi